/4/

1.4K 173 2
                                    


Selamat malam minggu loveee..

+++

Hari ini masih terus berlanjut. Setelah motor Jungkook memasuki halaman gedung, dengan gesit Haeri langsung menuruni jok motor dan berlari tanpa mengucapkan terima kasih kepada Jungkook yang telah menjadi pengeran penyelamat nya hari ini. Otak Haeri kosong jika mengingat pertemuan pertama ia terlambat seperti ini, tapi bagaimana? Ketelatan dirinya hari ini bukan ia yang ingin. Kesalahan teknis dari kepenatan menangkis ulah adik bar-bar nya.

Di sekitar ruang interview tidak tampak satu orang pun yang menunggu di sana. Haeri panik ketika mendapati halaman nya kosong, sebelum otaknya mengolah berbagai asumsi ponselnya berdering menandakan sebuah pesan masuk. Segera menarik atensi nya dan langsung membuka pesan pada layar itu.

"Mampus kau Haeri bodoh, pak Kim benar-benar akan menghabisi mu. "

Isi pesan Soora yang sebenarnya tersirat ancaman tapi Haeri tidak bisa mencernanya. Gadis itu berpikir sejenak tentang siapa pak Kim? Apa mereka pernah bertemu? Kenapa Soora mengatakan nya seolah mereka itu saling mengenal? Terkadang Soora memang kelebihan hormon sok dekat, jadi maklum saja.

Seseorang menepuk bahu Haeri pelan dan membuat gadis itu menoleh. "Nona Ahn Haeri benar? " Tanya seorang wanita yang berpakaian rapi sepertinya. Haeri mengangguk canggung dan tersenyum sekilas.

"Pak Kim memanggilmu ke ruangan direktur. "

"Y.. ya? " Haeri cengo. Pak Kim yang baru saja Soora katakan?

"Mari saya antarkan nona. " Tawar wanita itu ramah dan langsung berjalan mendahului Haeri. Memimpin berjalan di depan.

Haeri masih tampak bingung. Dalam kurun beberapa detik berbagai pertanyaan bermunculan di pikiran Haeri, seperti "apa setelah ini ia akan di hukum karena telat atau yang lebih parah nya lagi ia akan langsung di keluarkan bahkan sebelum ia menyandang gelar karyawan tetap di sini?"

Belum selesai dengan lamunan nya suara wanita tadi kembali menyadarkan Haeri dan membuat gadis itu terpaksa mengikuti langkah nya. Haeri tidak sempat bertanya lebih lagi karena dirinya sendiri juga bingung. Selama berada di dalam lift tidak ada percakapan apapun, wanita tadi sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang di lakukannya. Sedangkan Haeri hanya diam tidak melakukan apa-apa. Sampai setelah lift terbuka kedua nya berjalan menuju ruang yang di katakan barusan.

"Silahkan masuk saja, sebelumnya pak Kim sudah mengatakan nya. " Ujar wanita itu lagi sambil tersenyum kecil dan setelah nya segera berlalu meninggalkan Haeri yang masih terdiam membeku di depan pintu coklat megah yang bertuliskan 'directur' dengan aksen kayu yang klasik.

Apa lagi ini ya tuhan? Dari mana keberanian untuk mengetuk pintu megah ini?

Haeri meremas tangannya, jantung nya serasa lebih cepat bekerja sekarang. Bayangkan saja di hari pertama, dirinya yang belum terbiasa dengan semua hal yang bersangkutan mengenai semua ini harus duluan mengetuk pintu direktur dan di tambah dengan kesalahan nya pagi ini.

"Kau siapa? " Suara seorang pria berhasil membuat jantung Haeri melorot dan hampir keluar. Haeri memengang dada nya untuk meredakan rasa kaget yang luar biasa.

Haeri menunduk kecil ketika menyadari siapa yang tengah berdiri di depannya. Dalam sekali pandang Haeri dapat mengenali pria di depan nya, wajah tampan membuat orang-orang dapat mengenalinya dengan jelas. Pria yang memberi sambutan beberapa hari lalu di atas podium.

"Ma..maaf apa anda yang memanggil saya? " Tanya Haeri sopan setelah dirinya merasa sedikit lebih tenang.

"Saya merasa tidak memanggil siapapun." Ujar pria itu sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu. "Tapi sepertinya seseorang yang memanggil mu berada di dalam." Pria itu berucap santai dan membuka pintu megah di depan nya.

Sekarang Haeri berada di ruangan direktur yang di kenal sangat jarang menerima tamu untuk masuk. Bisa di bilang sang direktur tidak suka jika orang asing memasuki area nya bahkan para karyawan di sini. Tapi Haeri benar-benar di buat bingung dengan kejadian hari ini. Tentu selain hanya dia yang di panggil ke ruangan hebat ini, dan yang memanggilnya adalah sang CEO besar langsung. Haeri tidak pernah tau jika pria di depannya sekarang adalah CEO perusahaan ini. Di hari pengesahan bukan pria ini yang membuka melainkan pria tampan yang barusan di usir begitu saja oleh sang CEO.

"Ahn Haeri?" Tanya Taehyung dengan tangan yang masih membolak-balikkan halaman berkas.

"N..nee." Suasana di ruangan besar dengan AC yang tertempel megah masih membuat bulir keringat Haeri, ia pastikan keadaan seperti ini lebih mengerikan dari pada di kelilingi oleh hantu. Haeri tidak berlebihan. Aura mengintimidasi yang kuat menguar di sekitar pria di depannya di tambah tatapan mata yang tajam ketika menatapnya. Isu tentang sang CEO benar adanya, ia sampai tidak percaya dengan isu itu ketika di hari pengesahan adalah sang direktur yang ramah.

"Apa yang kau punya sehingga mendaftar di perusahaan ku?"

Haeri menenguk salivanya susah payah. Rasa-rasanya bibir nya kelu dan tenggorokannya kering seketika. Padahal ia sudah rela bergadang untuk menyiapkan segala jawaban yang kemungkinan akan di tanyakan.

"Kau mendengarkan ku?"

Haeri menarik nafas nya dalam-dalam dan memberanikan diri untuk menatap mata Taehyung. First impresion yang baik itu penting. "Saya memiliki semua yang di perlukan di perusahaan ini. Karena tujuan perkuliahan saya hanya untuk memahami segala pembelajaran untuk menjadi salah satu karyawan di sini. "

"Rasa percaya dirimu sangat tinggi." Taehyung menyatukan kedua tangannya di antara kedua paha dan sedikit memajukan tubuhnya mendekat. "Apa bisa di percaya jika kau memahami segalanya?"

Tentu saja, Haeri benar-benar sudah menguasai segala aspek dalam bidang pekerjaan nya sekarang. Ia bukan tipe yang berbicara omong kosong. Selalu konsisten terhadap sesuatu yang ia inginkan dan bekerja di sini adalah keinginan terbesarnya. "Ya, saya berharap bisa menunjukkan kemampuan saya di sini. Tapi tentunya saya juga seorang manusia biasa yang tidak jarang memiliki salah, tapi saya yakin bisa menjamin nya dengan maksimal."

Taehyung melihat ada sebongkah rasa yang menggebu dalam manik kecoklatan gadis di depannya. Sedetik tanpa ia sadari ia mengagumi manik itu. "Baiklah, mulai besok kau bekerja untukku dan menjadi sekretaris pribadi ku." Mutlak, Taehyung telah memilih. Aneh? jangan tanyakan kenapa.

"N...nee? "

"Aku sendiri yang akan mengawasimu, dan tentu saja itu lebih besar konsekuensi nya jika kau tidak memaksimalkan perkataan mu. Camkan itu. "

Setelahnya Taehyung bangkit dan memasukkan tangannya ke dalam saku. "Aku tidak suka orang yang melanggar janji. " Kecam Taehyung untuk yang terakhir sebelum punggung tegap nya lenyap di balik pintu megah kecoklatan itu.

"Sepertinya aku mengatakan hal yang sangat berlebihan." Haeri mengusap wajahnya kasar. Tidak, ini sangat di luar ekspetasi nya. Sekretaris pribadi? Oh tidak, bagaimana mungkin Haeri bersiap untuk itu? Astaga, Haeri harus menghukum dirinya setelah ini.

Tbc.

Don't forget to vote and coment💜

Cold daepyonim [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang