/9/

1.2K 158 1
                                    


Taehyung sama sekali tidak mengetahui sedekat apa hubungan rekan kerjanya dengan Haeri. Kedua orang itu sekarang malah asik mengobrol dan membiarkan dirinya menghabiskan beberapa kacang yang di sediakan tanpa berbicara sepatah kata pun.

Kemudian Taehyung berdehem sekali untuk memberi kode karena sudah tidak tahan lagi menjadi nyamuk antara sekretaris dan juga koleganya, baiknya Haeri memahami itu. Di sini ia sebagai sekretaris Taehyung yang berarti akan membantu bisnis Taehyung. Ia baru menyadari ketika melihat Taehyung terduduk dengan raut wajah dingin sekaligus kesal.

Haeri berdehem sekali dan mengulas segaris senyum. "Kalian bisa berbicara tentang kesepakatan kalian dulu, aku akan keluar sebentar." Baru saja Haeri hendak bangkit, dengan cepat Jimin langsung menahan lengan Haeri dan membuat gadis itu kembali duduk. "Di sini saja, sebagai seorang sekretaris kau harus bersikap wajar dalam menemani bos mu. "

Ketika mendengar ucapan Jimin barusan rasanya Taehyung ingin langsung menyerahkan Haeri kepada pria itu. Pasti rencana bisnis mereka langsung bisa mencapai persetujuan, tidak perlu repot-repot untuk mengejar perusahaan milik keluarga Park itu. Taehyung kembali melihat ke arah Haeri yang kini telah duduk di sebelah nya. Tidak buruk juga ternyata sekretaris barunya.

"Baik, silahkan lanjutkan. " Persilahkan Haeri dengan menuangkan minuman di kedua masing-masing gelas mereka. Sejujurnya ia gugup, pertemuan mendadak seperti ini dengan Jimin membuat dirinya lupa, mungkin. Jimin akan selalu menjadi candu dan racun sekaligus, memberi keindahan lalu di patahkan dengan kenyataan. Pria itu masih tetap sama seperti 3 tahun yang lalu.

Sedangkan Taehyung? Haeri tidak peduli, malah ia berpikir jika Taehyung bisa mengambil keuntungan yang lebih besar dari dirinya karena mengenal dengan baik rekan kerja nya.

Mereka berdua terlihat serius membicarakan rancangan bisnis keduanya, tidak sedikit namun ada beberapa hal yang Haeri pahami dari pembicaraan mereka. Salah satunya tentang penjualan saham di busan. Sebentar, Haeri tidak salah dengar kan sekarang?

"Apa maksud nya kalian akan membuat perbandingan saham dengan perusahaan kecil di busan?"

Taehyung dan Jimin menoleh, keduanya menaikkan alis menatap Haeri heran. Kemudian Taehyung memutuskan untuk menjawab pertanyaan Haeri. "Itu sebuah perusahaan kecil, tapi di baliknya ada seorang investor besar yang jarang di ketahui. Aku ingin memancing perusahaan kecil itu dulu sebelum yang besarnya mengikuti dari belakang." Jelas Taehyung. "Kenapa? Apa kau mempunyai usul yang bagus tentang itu? "

Seakan tertarik dari lamunannya, kini Haeri hanya menatap Taehyung dan Jimin secara bergantian. Seakan tidak ada yang terjadi gadis itu menggeleng dan tersenyum sebelum kembali menuangkan minuman di kedua gelas kosong mereka. "Tidak, saya kehabisan ide sekarang, tapi anda tau jika saya pekerja keras. "

***

Taehyung melempar kunci mobil nya ke arah Haeri dan segera di tangkap olehnya dengan sigap. Haeri memandang ke arah Taehyung dengan alis yang bertaut. "Kalau tidak mengerti kau bisa keluar dari pekerjaan ini. " Ujar Taehyung dingin setelah mengetahui maksud wajah cengo Haeri. Pria itu segera memutari mobil dan masuk ke dalam nya duduk di kursi sebelah pengemudi, memberi isyarat menggunakan jarinya agar Haeri segera masuk dan mereka bergegas pergi dari sini.

"Oh baiklah, semoga aku masih mengingat cara mengendarai mobil dengan baik. " Gumam Haeri dalam hatinya penuh harap, pernah dulu ia mengendarai mobil namun naas mobil nya harus membentur pohon besar sampai menyebabkan nya berakhir di rumah sakit beberapa hari.

Haeri memandang ke arah Taehyung yang telah duduk di kursi samping nya, oh sepertinya ia pernah melihat sang bos di suatu tempat. Pria itu hanya menatap datar ke arah ponsel dengan jari-jari panjangnya bergerak aktif di layar. Dari samping jika di lihat bos nya itu sangat tampan, oh Haeri menyukai garis rahang yang amat tegas itu. Oke baiklah, sekarang fokus untuk keselamatan kalian. Haeri menyentuh setir dan mulai menghidupkan mesin.

"Ternyata kau bodoh, itu saja takut?" Taehyung menatap malas ke arah Haeri yang terlihat gemetar memegang setir.

"Saya bisa melakukan ini. Anda tenang saja Kim daepyo. " Ujar Haeri mantap, meremas setir dengan kuat dan mulai menjalankan mobil. Sebenarnya ia sangat baik dalam hal menyetir, namun saat itu ia sedang kesal karena Jimin ternyata mempunyai kekasih. Karena cemburu dan mungkin saja stress karena cinta di tolak, dengan bodoh nya Haeri menyetir mobil dengan ugal-ugalan di malam hari. Ya, setelah kejadian itu ia sedikit trauma tapi ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk ini.

Haeri tersenyum dalam hatinya, Taehyung tidak boleh meremehkan nya. Gadis itu menyetir dengan tenang, suasana mobil menjadi hening bahkan yang terdengar hanyalah pergesekan mesin di bawah sana dengan kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. "Kim daepyo, kita akan kemana? "

"Hm" Taehyung berdehem singkat dengan mata yang tertutup.

"Kim daepyo? " Haeri menelan pertanyaan nya kembali saat terdengar suara dengkuran halus di sebelahnya, ternyata sang bos sangat kelelahan sampai tertidur. Oh sekarang ia yang bingung, kemanakah ia harus membawa manusia ini?

Namun seperti mengerti kebingungan Haeri, bos nya menyerahkan selembar kertas bertuliskan alamat sebuah rumah kepadanya. Setelah itu Taehyung kembali menutup matanya dan mengambil tempat yang nyaman di kursi penumpang.

Haeri hanya mengikuti saja sampai tidak lama setelah itu mobil yang mereka kendarai sampai di perumahan elit. Beruntung saja Haeri hafal tentang rute jalan di sini, mudah sekali bukan karena ia pernah menemukan Jimin berselingkuh dengan seseorang yang pernah tinggal di daerah elit ini. Ralat, dirinya tidak bisa menyebutkan itu sebagai perselingkuhan karena memang mereka tidak memiliki hubungan apapun. Miris sekali.

"Kim daepyo, rumah anda yang mana?" Tanya Haeri sembari penglihatan nya menyapu area perumahan ini, di sepanjang jalan dalam cangkupan penglihatannya hanya terdiri dengan rumah-rumah yang besar dan mewah.

"Paling pertama pagar kecoklatan." Haeri segera mengangguk dan membawa mobil menuju rumah yang di maksud. Sesampainya di depan pagar tiba-tiba pagar itu terbuka secara otomatis dan Haeri sedikit takjub dengan itu. Membawa mobil masuk dan memarkirkan di area parkiran yang memang langsung bisa di ketahui karena terdapat beberapa koleksi mobil lainnya. Bos nya orang yang sangat kaya.

Haeri segera turun dan memutari mobil untuk membuka pintu sang bos, namun sesaat sebelum tangannya meraih kenop pintu mobil seorang bocah langsung menyergap nya dengan bergelantungan di kaki jenjang nya. "Noona cantik, ini Taemin senang sekali bertemu dengan noona lagi. "

"Taemin?" Haeri mensejajarkan tinggi nya dan merengkuh tubuh mungil bocah laki-laki itu. Mengusak rambut lebat Taemin yang kini sudah berada di ceruk lehernya. Bocah laki-laki ini terlihat senang sekali dengannya.

Taehyung berdengus saat dirinya sudah keluar dari mobil, memandang datar ke arah dua manusia yang kini saling berpelukan.

"Samchon!" Kini Taemin beralih menatap Taehyung dan segera berlari ke arah pria itu, merentangkan kedua tangannya dan segera di sambut oleh Taehyung. Pria itu membawa Taemin dalam gendongan nya.

Haeri menatap ke arah Taehyung untuk meminta penjelasan namun yang di mintai berlalu begitu saja masuk ke dalam rumah.

"Kim daepyo? Taemin? Mereka bersaudara?  Lalu nomor telfon ku dan jabatan sekedar hanya untuk mendapat nomor telepon begitu? " Haeri menatap punggung Taehyung yang sudah asik dengan Taemin, matanya menatap tak percaya. Jadi ini alasan dirinya di angkat begitu saja?

"Haeri noona! " Seru Taemin dari arah teras rumah nya. "Kemari noona!"

Haeri tersadar dari lamunannya dan menepis rasa geram dan kesal nya terhadap bos nya. Menarik senyumnya dan tersenyum manis ke arah Taemin, melangkahkan kaki nya menuju bocah laki-laki itu. Sekarang alasan nya jelas sekali, pria yang ia lihat tempo hari di kedai es krim adalah Taehyung, dan karena itu ia merasa tidak asing dengan wajahnya.

Tbc.

Ayo siapa yg nemu crita ini? Beri vote and coment utk support crita ini ya. Terima kasih

Cold daepyonim [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang