/27/

1K 132 3
                                    

Haeri membuka matanya pelan, masih di ambang batas kesadaran nya ia dapat melihat seseorang yang kini menghadapnya tepat di depan wajahnya. Haeri mengerjap beberapa kali dengan tenang dan tersenyum kecut, itu Taehyung yang juga sedang menatapnya dalam posisi keduanya menyamping. Haeri segera merapikan kepingan hatinya setelah sadar jika ia sudah melakukan hal kelewat batas, meneruskan sandiwara dengan mengorbankan perasaan nya adalah hal keji untuk dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Haeri membiarkan perasaannya terombang-ambing seperti itu.

"Kim daepyo menerima kembali tawaran sandiwara?" Tanya Haeri dengan suara lirih. Taehyung di sana mengangguk kecil dalam ketenangan dengan terus menatap lawan bicaranya.

"Kenapa?"

Taehyung hanya diam dan terus menatapnya tenang, ada banyak ekspresi yang bisa Haeri lihat di sana. Bagaimana jika Taehyung menganggap nya gila karena menawarkan sandiwara itu di lanjutkan? Haeri takut jika Taehyung melihatnya buruk, walau sebenarnya Haeri hanya ingin menempatkan pria itu di tempat yang aman tanpa memikirkan keadaannya sendiri.

Taehyung bergerak mendekat dan merangkum belah bibir Haeri, mata Haeri melebar kala itu dan berusaha untuk tetap mengataskan akalnya. Haeri membawa kepalanya mundur dan membuat tautan itu terlepas. "Aku tidak akan berharap apapun kim daepyo, kita-

Namun belum sempat Haeri melanjutkan kalimatnya Taehyung sudah merangkak naik ke atas tubuhnya dan mengukung nya dengan kedua lengan kokoh itu. "Membuat sandiwara itu menjadi nyata aku tidak keberatan." Satu kalimat abu-abu yang barusan terlontar dari bibir Taehyung membuat Haeri takut, bukannya ia tidak mau hanya saja Haeri merasa itu tidak mungkin walau Taehyung sendiri yang berkata seperti itu.

Taehyung menjatuhkan bibirnya kembali menyesap belah bibir Haeri penuh damba, menggerakkan bibirnya seiring ritme nafas yang sulit. Haeri sudah memejam menerima segala bentuk perlakuan pada bibir nya, Taehyung terlalu takut membawa Haeri masuk kedalam ceritanya. Tapi Taehyung tidak membiarkan Haeri berpikiran buruk tentang dirinya yang bahkan sudah membantunya terlepas dari Nara, wanita penghancur masa lalunya dengan berselingkuh dengan Seokjin yang merupakan hyung nya sendiri.

Nafas Haeri tersengal saat Taehyung melepaskan tautan mereka, di pandangi nya wajah pria itu yang terlihat tegas dan tampan. Garis rahang nya tercetak jelas dengan bulu-bulu halus di wajahnya. "Apa kita melakukan kesalahan?"

Taehyung tersenyum lembut dan mengusap kening Haeri. "Kau dan aku bukan kesalahan." Taehyung kembali menjatuhkan bibir nya, kali ini lebih agresif karena Taehyung sudah berani mengigit dan melesakkan lidahnya masuk dan mengabsen satu-persatu gigi Haeri. Tangan Taehyung menggenggam tangan Haeri dengan mengisi sela kosong itu dengan jari panjang nya, merematnya kuat seiring nafas mereka menyatu.

"Menginaplah malam ini, aku membutuhkan mu."

Haeri menenguk salivanya susah payah, jantungnya berdegup tak beraturan dengan nafas yang memburu. Berbagai tekanan batin membuatnya bingung, apa fase mencintai bisa semudah dan sesingkat ini? Haeri ragu, ia takut terjatuh terlalu dalam. Taehyung seseorang yang sulit walau pria itu sendiri yang menawarkan dirinya untuk masuk.

Tatapan Taehyung berubah sendu, kemudian menjatuhkan tubuhnya di samping Haeri dan membuang nafasnya kasar. Apa yang sedang ia lakukan barusan? Taehyung tidak mau melibatkan orang lain dalam kehidupannya.

Haeri berdehem sembari menatap atap kamar berwarna putih itu membuat presensi di sebelahnya ikut menoleh. "Aku akan tidur di kamar Taemin malam ini, nanti jika butuh sesuatu katakan saja." Haeri bangun dari posisi tiduran nya dan sedikit merapikan helaian rambutnya.

"Tapi-

"Jendela kamar Taemin tidak pecah, aku sudah mengeceknya tadi siang." Kilah Haeri saat Taehyung akan membuka mulutnya, lantas Haeri segera melanggang keluar dari kamar Taehyung. Percayalah, bahkan kedua kaki nya sedang bekerja sama untuk tetap kuat melangkah dari kamar itu.

Cold daepyonim [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang