/24/

1K 135 1
                                    


Semalaman Haeri benar-benar mematikan ponsel nya, dia tidak dengan begitu mudah menyetujui ajakan tak berdasar yang di katakan Taehyung kemarin. Dan mereka dari awal juga tak memiliki hubungan apapun, Haeri rasa dia sudah cukup bisa untuk membatasi diri dari kehidupan atasannya tak terkecuali si manusia kecil berperut gembul itu.

Saat Haeri kembali mengaktifkan ponselnya pada pagi hari dia mengerutkan kening karena tidak mendapati satupun panggilan dari Taehyung. Dan ia semakin yakin jika pria itu main-main, dia mencebik lantas melempar ponselnya ke atas kasur dan segera beranjak ke kamar mandi. Segera menyelesaikan urusannya di dalam sana sebelum ia keluar hanya dengan melilitkan handuk di tubuhnya.

Hari ini pergelangan kakinya sudah membaik, kira-kira sudah cukup kuat untuk berlari. Setidaknya. Tapi Haeri tak ingin memperparah cederanya walau ia merindukan ranjang nya. Segera bersiap menuju kantor agar tidak di marahi oleh Taehyung karena telat, setelah semuanya beres Haeri segera keluar dari kamarnya dan menemukan satu kotak bekal di atas meja makan. Ia mengerutkan keningnya dan menarik selembar sticky note yang tertempel di atasnya.

"Good morning noona jelek, aku meninggalkan sarapan pagi untuk mu. Makanlah sebelum berangkat."

Haeri menyipitkan matanya tak percaya, sejak kapan adik nya bisa melakukan hal yang menggelikan seperti ini. Pasti adiknya sedang gila, apapun itu Haeri berterimakasih karena sungguh perutnya sudah meronta minta diisi. Dengan cepat Haeri menghabiskan bekal yang di tinggalkan dan setelah itu ia segera berangkat dengan mobil dinas pemberian Taehyung.

Dalam perjalanan Haeri masih berpikiran jika adiknya itu aneh sekali, mana mungkin Hanbin melakukan hal yang berkesan itu padanya. Karena bisa di bilang mereka berdua jarang sekali sarapan di rumah jika itupun Haeri yang menyempatkan diri untuk memasak. Jika Hanbin yang memasak itu sedikit aneh dan tidak masuk akal, hey jika adik nya itu sedang berada di dapur di pastikan keadaannya akan hancur.

Sapaan hangat dari satpam yang berjaga di depan gerbang saat Haeri membuka sedikit celah jendela mobilnya, wanita itu segera memarkirkan mobilnya dengan rapi dan beranjak turun dengan cepat. Jarum pendek hampir menyentuh pukul tujuh dua puluh dua, tiga menit lagi ia akan terlambat.

Haeri segera berlari masuk dan dengan buru-buru meletakkan tanda pengenal karyawan di sensor yang telah di sediakan, menekan bel dengan tergesa dan akhirnya berhasil berada di dalam lift dengan aman. Dia menggerutu, jika Taehyung mengetahui dirinya terlambat maka siap-siap menerima omelan dari bibir pria itu.

Haeri bernafas lega saat sudah berhasil berada di lantai ruangan nya berada, namun satu hal yang aneh tepat di satu pintu ujung yang biasanya terdapat dua orang penjaga hari ini sepi. Tidak ada tanda-tanda ruangan itu berpenghuni. Haeri pun mencoba acuh dan segera masuk kedalam ruangannya yang sejuk dan damai, menyeduh secangkir kopi sebagai permulaan aktifitas sibuknya hari ini.

Haeri mengecek seluruh jadwal Taehyung hari ini, sepertinya atasannya itu memang sudah merencanakan untuk tidak hadir karena jadwal meeting kosong hari ini. Haeri bisa bernafas lega karena itu, ia hanya perlu menyelesaikan beberapa berkas yang tertinggal. Setelah nya Haeri mulai bekerja dengan sesekali menyesap kafein yang ia seduh tadi.

Suara ketukan yang terdengar tidak membuat Haeri bergerak dari kursinya, dengan jari yang masih sibuk mengetik sampai seseorang itu memberi salam singkat.

"Permisi Haeri ssi."

"Oh direktur, apa ada yang bisa saya bantu?" Haeri memperbaiki duduknya saat Seokjin masuk. Pria itu mengambil tempat duduk di kursi yang berada di depan meja Haeri. Menautkan kedua tangannya dan tersenyum ramah.

"Tidak ada, hanya ingin memastikan."

Kening Haeri berkerut, memang nya dirinya siapa sampai harus di pastikan oleh direktur seperti ini? Kejadian aneh berturut-turut terjadi kepada dirinya hari ini. "Saya baik-baik saya direktur, tidak ada yang perlu di pastikan." Haeri terkekeh namun terdengar sedikit aneh.

Cold daepyonim [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang