/5/

1.4K 158 1
                                    


Taehyung tak ingin terjadi kesalahpahaman tentang keputusan nya yang tiba-tiba langsung menyuruh gadis itu menjadi sekretaris nya di depan Seokjin. Oh ayolah, Taehyung juga bisa melihat talent tersendiri dari dalam gadis itu. Mata nya memancarkan energi positif. Taehyung suka, lagian juga memang untuk pekerjaan dan tidak ada sangkut paut dengan perasaan atau pun yang semacam itu.

Dan kenapa ia bisa langsung memutuskan untuk menetapkan gadis itu sebagai sekretaris pribadi nya? Itu sudah jelas dari bahan interview. Dan kenapa setelah sekian lama akhirnya ia memilih gadis itu, mungkin karena kebanyakan dari para karyawan di sini mereka terlihat hanya ingin menginginkan Taehyung, itu nyata. Bagaimana mungkin pesona bos muda seperti Taehyung dapat di kalahkan. Sedikit, ia melihat pancaran di mata bulat gadis itu yang menegaskan 'aku bisa melakukan semua nya' dan yang paling tampak 'sepertinya bos nya ini menantang. '

Baiklah, Taehyung ingin bukti dari sorot itu.

Kesalahan Taehyung sekarang terletak pada Seokjin yang tidak mendengar berita langsung dari nya, akan sangat berbeda jika bukan orang yang bersangkutan yang berbicara. Seokjin hanya menangkap raut wajah bahagia dari pak Han ketika menyampaikan kabar itu dan Seokjin dengan mudah menyimpulkan sesuatu. Cih, Taehyung tidak pernah berbuat tanpa beralasan.

"Hyung berhenti menggoda ku, aku tidak segan-segan mengirim mu kembali ke luar kota. " Kecam Taehyung untuk terakhir kali. Sebelumnya Seokjin sama sekali tidak berhenti mengoceh yang bukan-bukan, Taehyung hanya diam dan itu membuat Seokjin semakin bersemangat karena jika Taehyung diam yang menurut nya benar. Aneh sekali prinsip Seokjin, begitulah pikir Taehyung.

"Hoho, lihatlah kau marah? Aku semakin yakin jika tiba-tiba kau terjebak cinta pada pandangan pertama. " Seru Seokjin tidak peduli dengan kacaman Taehyung barusan. "Kau tau satu pepatah? Marah yang berarti tanda nya suka dan kau melakukan hal yang sama."

Kepala Taehyung rasanya ingin pecah saat itu, memutar kepala Seokjin sepertinya tidak masalah. Tidak tahan lagi mendengar suara tawa Seokjin yang semakin semangat ia memukul kepala Seokjin dengan map tebal yang beruntung nya berada di depannya. Awalnya ia ingin vas bunga yang mendarat, tapi Taehyung masih waras untuk tidak memecahkan tengkorak Seokjin.

"Yak! Kau membuat ku ingin mengatakan kepada dunia kalau kau sedang kasmaran. " Seokjin menatap bengis ke arah Taehyung.

"Hyung! Cepat tanda tangan untuk keberangkatan mu besok! " Taehyung melempar berkas pengembalian Seokjin ke Jeju, ia tidak bercanda dalam hal itu.

"Baiklah dosaeng tampan ku, aku tidak betah di sana jadi jangan ungkit pengembalian ku. " Akhirnya Seokjin pasrah dan merapikan jas nya, menyeruput kafein yang disediakan di depannya. "Jadi apa ada alasan lain tentang pengangkutan wanita itu ke dalam posisi yang selama ini selalu berusaha untuk kau kosongkan? "

Taehyung menaikkan kedua bahunya.
"Tidak ada alasan bagus, aku hanya ingin melihat seberapa kompeten nya dalam bekerja, apa sesuai dengan yang dia ucapkan. "

Seokjin mengangguk kecil, rasanya ia ingin tertawa lagi. Raut wajah Taehyung tidak terlihat demikian.
"Baiklah, lakukan sesuka mu."

***

Suasana kantin kantor tampak ramai, para karyawan terlihat sedang duduk santai sambil menikmati waktu istirahat mereka, mengobrol dengan para rekan sesekali tertawa melontarkan cerita yang lucu.

Di tengah keramaian itu Haeri merasa lesu, rasanya seperti tidak ingin melakukan apapun. Sebenarnya menjadi seorang sekretaris sempat masuk ke dalam list pencapaiannya, tapi ini ia baru saja berhasil masuk dan tiba-tiba langsung menampung beban itu. Tidak masalah bagi seseorang yang sudah terbiasa dengan aktifitas kantor tapi ini ia hanya seorang gadis dengan gelar alumni mahasiswi. Belum cukup memiliki pengalaman seperti itu.

"Haeri, kau baik-baik saja?" adalah suara Soora yang merasa khawatir melihat sahabatnya yang hanya diam sambil memutar-mutar selang minuman tidak selera.

Haeri menoleh dan mengangguk singkat. "Ya, aku baik-baik saja. Tidak ada hal yang besar."

Soora membuang nafas nya dan mengangkat dagu Haeri sedikit kasar. "Bagimu semua hal itu baik-baik saja. Ayolah Haeri, wajah mu tidak menunjukkan demikian. Apa terjadi sesuatu ketika terlambat tadi? "

Haeri memindahkan tangan Soora dan bangkit dari kursinya. "Aku ke toilet dulu, jangan menungguku. Aku akan menelpon mu nanti. " Setelah nya Haeri berjalan menjauh dari meja dan berlalu menuju toilet. Makanannya sama sekali belum tersentuh.

"Pasti ada sesuatu yang buruk. " Gumam Soora selepas punggung sempit Haeri menghilang dari penglihatannya. Sesuatu yang terjadi itu pasti sangatlah buruk, tidak biasanya Haeri yang ceria dan aktif itu tiba-tiba murung tidak jelas. Ini pasti ada sangkut paut dengan pimpinan kantor mereka.

Soora kembali menghabiskan sisa makanannya, jika terus memikirkan Haeri ia akan rugi melihat piring nya yang masih penuh. Haeri bukan tipe yang mudah menyerah, gadis itu akan membaik dengan sendirinya. Jika tidak itu berarti hanya Haeri jadi-jadian. Bukan sahabatnya.

Gumaman seseorang membuat Soora mengalihkan pandangannya, saat maniknya menangkap proporsi tubuh yang sempurna dengan balutan jas formal langsung membuat Soora segera bangkit dan menundukkan setengah tubuhnya.

Suasana kantor seketika menjadi hening, pemandangan yang sangat langka ketika melihat pimpinan mereka berada di kantin kantor.

Taehyung melemparkan sebuah berkas ke atas meja dan meloloskan kedua tangannya ke dalam saku. "Berikan untuk temanmu. "

Sontak Soora sedikit kaget, teman? Apa Haeri yang di maksud oleh pimpinannya? "Ba...baik daepyonim."

Setelahnya Taehyung berlalu dari sana dan meninggalkan suasana senyap. Sepeninggalan sang pimpinan, kantin kantor langsung berubah menjadi riuh dan heboh. Semua dari mereka menuju ke meja Soora untuk menanyakan apa yang membuat sang pimpinan menemuinya.

Soora mengeram kesal ketika udara di sekitarnya kehabisan oksigen karena tumpukan karyawan yang memenuhi mejanya. "Ya tuhan, aku juga tidak mengerti mengapa Kim daepyonim memberi ini! " Cerca Soora yang tidak sanggup mendengar pertanyaan beruntun dari para karyawan yang memenuhi meja nya.

Mendengar suara Soora yang menggelengar itu semua karyawan yang berada di mejanya memilih untuk mundur. Soora langsung mengambil tas nya dan keluar dari kantin, tidak memedulikan bisikan-bisikan karyawan terhadapnya.

Haeri menjadi salah satu tujuannya.

Tbc.

Bsa di share ya biar lapak daepyonin kita rame💜💜

Cold daepyonim [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang