Busy day

198 48 31
                                    

2014

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2014

Waktu begitu cepat berlalu hingga saat ini Taehyung dan Suzy telah lulus dari bangku SMA dan mulai sibuk menata masa depan masing-masing

Taehyung mengemas semua barang miliknya untuk ia masukan ke dalam koper. Karena esok hari ia akan meninggalkan Korea Selatan menuju New York menyusul kedua orang tuanya.

Suzy menghampiri Taehyung yang berada di dalam kamar dan mendaratkan bokongnya pada tepi tempat tidur, "Saat kau di New York nanti apakah kau akan melanjutkan pendidikanmu?"

"Mungkin tidak." Taehyung berdiri di hadapan Suzy sembari mengacak kedua pinggangnya, "Aku ingin membuka usaha."

"Apapun yang kau lakukan akan ku dukung selama itu masih di jalur kebaikan." Suzy ikut berdiri dan mengusap puncak kepala Taehyung dengan lembut dan tanpa sadar kedua netranya berkaca karena menatap wajah teman sepertumbuhannya tersebut.

"Taehyung sudah dewasa. Aku merindukan dirimu saat berusia 5 tahun." Jelas terdengar suara Suzy bergetar karena ia berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah.

"Tidak usah menangis. Riasan wajahmu akan luntur." Celetuk Taehyung agar Suzy tidak menetas cairan bening tersebut. Walaupun terdengar sedikit kasar itu semua karena Taehyung peduli pada Suzy.

"Aku berangkat kerja dulu. Tolong jaga rumah."

Kepergian Suzy dari kamar Taehyung membuat lelaki Bae itu terus menjatuhkan pandangnya pada punggung Suzy yang semakin jauh. Ia mengukir senyum simpul karena ia sungguh tidak percaya jika gadis Lee si pemalas itu bisa menjadi seorang pimpinan di perusahaan design.

Dalam perjalanan menuju kantor dengan menggunakan bus, Suzy tak henti menatap pemandangan luar dari kaca bus. Ia terus menjatuhkan pandangannya dan terkadang menghela napas panjang.

"Aku membenci situasi seperti ini. Mengapa di saat aku berasa bahagia perpisahan selalu saja datang? Apakah itu artinya aku tidak pantas untuk bahagia?" Gerutu Suzy seorang diri karena ia sungguh kesal dengan keadaan yang selalu seperti itu.

Kehadiran Eun-woo yang menyambutnya di depan pintu ruang kerja membuat Suzy naik pitam. Bukan karena masa lalu hanya saja Eun-woo di saat ini sungguh sangat mengesalkan.

"Mengapa wajahmu kau tekuk di pagi hari seperti ini?" Tegur Eun-woo pada Suzy namun gadis Lee itu hanya memberikan tatapan sinis lalu masuk ke dalam ruang kerjanya dan menutup pintu dengan keras sehingga Eun-woo yang berada di depan pintu tersebut tersentak.

"Mengapa aku punya pimpinan seperti dia? Sangat mengesalkan!" Eun-woo menendang pintu kerja Suzy dengan kuat lalu ia melangkah meninggalkan tempat tersebut.

Sepanjang hari Suzy menghabiskan waktunya dengan sibuk mengerjakan berbagai tugas yang menumpuk di atas meja kerjanya. Ia tidak peduli dengan bunyi yang berasal dari perutnya karena ia sungguh ingin menyelesaikan semua tugas itu hari ini juga.

"Setidaknya makan roti agar mengganjal perutmu."

"Jangan membuatku semakin membencimu, Eun-woo. Kita bukan lagi teman sekelas dan saat ini aku adalah pimpinanmu. Tolong pahami situasi." Ucapan tajam tersebut Suzy lontarkan sembari memincingkan kedua matanya dan menggenggam erat pensil yang ia pegang.

"Sepertinya kau sedang merasakan suatu perasaan yang mengesalkan sehingga kau melampiaskannya dengan kerja terus menerus seperti ini." Poin Eun-woo membuat Suzy menyibak rambutnya ke belakang lalu mengembangkan senyum simpul.

"Terima kasih." Suzy menatap lekat wajah Eun-woo lalu kembali melanjutkan tugas yang ingin ia kerjakan.

Eun-woo merasa ada yang tidak beres dengan Suzy karena ia tidak terbiasa melihat gadis Lee tersebut mengerjakan tugasnya seperti itu. Eun-woo memilih keluar dari ruang kerja Suzy dan membiarkannya melakukan apa yang ingin ia lakukan.

Hingga malam tiba Suzy tetap bersikukuh dengan tumpukan lembar kerja yang sedang ia kerjakan. Walaupun merasa lelah ia ingin menghabiskan waktunya di tempat kerja dan tidak ingin pulang ke rumah.

"Ini sudah waktunya pulang. Taehyung sedari tadi menunggumu di lobi." Kedatangan Eun-woo di depan pintu ruang kerja Suzy membuat gadis Lee itu stagnan.

Mendengar nama Taehyung membuat Suzy bangkit dari kursi dengan tergesa-gesa dan menghampiri lelaki Bae tersebut di lobi.

"Taehyung?" Kedua netra Suzy berkaca saat ia melihat pribadi Taehyung berdiri menunggunya.

Taehyung menarik lengan kanan Suzy dan membawa gadis Lee itu ke dalam pelukannya, "Malam ini aku akan berangkat. Karena besok hari aku harus menghadiri seminar ayah."

Suzy berusaha untuk menguraikan pelukan Taehyung namun lelaki Bae itu terus mengeratkan pelukannya sehingga Suzy hanya bisa pasrah.

"Seharusnya kau mengemas barang-barangmu dan memeriksanya agar tidak ada yang ketinggalan. Karena kau pergi tidak akan pernah kembali lagi bukan datang ke tempat kerjaku seperti ini."

Mendengar perkataan Suzy tersebut membuat Taehyung perlahan mengendurkan pelukannya dan menatap intens wajah gadis Lee tersebut, "Ya sudah aku pulang."

"Mengapa kau sangat mengesalkan?!" Suzy meninggikan suaranya karena Taehyung meninggalkannya seorang diri di lobi tempat kerjanya.

Jalan beriringan membuat waktu tidak terasa bahkan seperti tiba-tiba sampai di halaman rumah. Taehyung mempersilakan Suzy terlebih dahulu masuk ke dalam rumah baru dirinya.

"Kau tidak membersihkan dirimu dulu baru tidur?" Taehyung melemparkan pertanyaan tersebut pada Suzy karena gadis Lee tersebut langsung masuk ke dalam kamar.

Tidak ada jawaban apapun dari Suzy dan Taehyung naik ke lantai dua untuk memeriksa kembali barang-barangnya miliknya agar tidak ada yang ketinggalan.

Taehyung mengempaskan dirinya di atas tempat tidur sembari menatap jepit rambut pemberian Suzy di masa lalu.

"Aku menyukainya. Tidak---aku menyukai pemiliknya."

"Ayolah! Ayo kerja sama!" Racau Suzy seorang diri di dalam kamarnya karena ia mencoba bernegosiasi dengan kedua netranya yang tidak mau tertutup. Sungguh Suzy sangat ingin tidur lebih awal.

Tak kunjung terlelap Suzy memilih menatap dinding kamarnya dan berkhayal. Tak lama ia mulai mengantuk dan terlelap dengan sendirinya.

Taehyung melihat waktu yang tertera pada arloji yang ia kenakan pada lengan kirinya lalu beranjak dari kamar. Ia melangkahkan kakinya sembari tangan kanannya mengangkat koper miliknya.

Langkah Taehyung terhenti tepat di depan pintu kamar Suzy. Ia meletakkan kopernya lalu masuk ke dalam kamar gadis Lee itu.

"Sudah terlelap ternyata." Taehyung merapikan helaian rambut Suzy yang menutupi wajahnya.

"Aku kira kau masih bangun. Aku ingin memelukmu sebelum aku meninggalkan Seoul untuk selamanya."

"Selamat malam, Suzy." Belaian terakhir yang Taehyung berikan pada puncak kepala Suzy sebelum ia meninggalkan rumah ini.

Penuh hati-hati Taehyung melangkah agar Suzy tidak terbangun saat ia pergi. Taehyung merasa sangat kesal harus berada pada situasi seperti ini karena harus meninggalkan Suzy disaat ia mencintai gadis Lee tersebut.

Langkah Taehyung semakin jauh. Kini ia berada di halaman rumah Suzy dan ia berbalik sembari mengukir senyum simpul lalu kembali menarik langkah menuju bandara.

"Selamat tinggal, Lee Suzy..."











Taehyung dan Suzy pisah gaes 🥺🥺
Kok sakit sih 😔

You Again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang