Part 18 |

41 4 0
                                    

Enjoy the part!

____

Playlist : Mirrors - Justin Timberlake

Your playlist :

****

Denting suara sendok bersahutan adalah satu-satunya suara yang terdengar dari ruang makan mansion Kenzie saat ini. Ivan Montano, Martin Johnson, Kenzie serta Alice menempati kursi mereka masing-masing. Terlihat masih sibuk memakan hidangan di depan mereka. Tapi jauh di dalam hatinya, Alice benar-benar gugup sekarang. Walaupun dia dan Kenzie sudah bertunangan, tapi ini kali pertama orang tua mereka bertemu di acara sesantai ini. Alice takut jika diantara mereka ada yang salah bicara.

Tadi siang Alice memang menghabiskan waktu di mansion Kenzie seperti biasa. Seperti nya juga lelaki itu masih belum memiliki kesibukan setelah acara pertunangan mereka. Tapi dari sana lah semua nya berawal, ayah Kenzie membuat acara mendadak ini dan menyuruh Alice mengajak Martin Johnson---ayahnya.

"Jadi Mr. Johnson, sebenarnya aku ingin menyampaikan permintaan maaf padamu." Tiba-tiba suara Ivan Montano menghentikan gerakan makan mereka semua, menoleh kearah nya terlebih Martin Johnson.

"Untuk apa Mr. Montano?" Tanya Martin.

"Ah itu, karena aku tidak datang bersama Kenzie ketika dia meminta izin untuk melamar putrimu. Aku benar-benar tidak tau soal itu." Jelas Ivan. Mata nya melirik tajam kearah Kenzie yang hanya balas menatap nya datar.

Martin terkekeh pelan, "Ya. Aku sudah tau. Putramu itu mengatakan padaku jika kau bahkan tidak tau ketika dia datang ke mansion ku untuk maksud tersebut. Dan ya, tidak masalah Mr. Montano."

Ivan mengangguk-angguk mengerti, "Tentu saja. Terima kasih. Bocah itu memang terkadang menyebalkan. Dan bukan kah lebih baik kita lebih akrab dari ini? Kau bisa memulai dengan memanggil nama depanku." Ucap Ivan lagi tersenyum. Mendengar nya Alice kembali menoleh, lalu ikut tersenyum tipis.

"Sure. Kau juga bisa memanggil nama depanku, Ivan. Aku senang kau begitu."

"Aku juga sempat kaget ketika pertama mendengar kau tidak tau. Tapi ketika aku sudah akan mengeluarkan pertanyaan, putra mu itu sudah diselamatkan oleh kekasihnya." Lanjut Martin datar. Kenzie meringis mendengarnya, begitu juga Alice yang mengerjapkan mata.

Ivan tertawa, "Sudah kuduga. Bocah-bocah itu pasti akan saling melindungi."

"Tentu saja, Dad. Memang apalagi menurutmu?" Sahut Kenzie sambil mengangkat alis. "Tapi sudah pasti jika aku lebih banyak melindunginya." Kata Kenzie lagi, tangan nya bergerak merangkul pinggang Alice yang duduk tepat disebelah nya. Alice hanya tersenyum, lalu mengelus pelan tangan Kenzie yang berada di pinggang nya.

"Kau benar, Kenzie. Kau banyak menjaga dan melindunginya. Dan Ivan, pekerjaan ku memang sangat banyak akhir-akhir ini. Jadi Kenzie akan sering menemani Alice di mansion ku. Semoga kau mengerti." Ucap Martin lagi tidak enak hati. Ivan kembali terkekeh mendengarnya.

"Kau bercanda, tentu saja aku tidak keberatan. Lagipula, putraku itu lebih senang berada diluar kantor. Jadi, bersama kekasihnya adalah pilihan terbaik daripada melakukan hal yang tidak jelas." Sindir Ivan telak. Kenzie yang mendengar nya berdecak sebal.

"Ayolah, Dad. Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu. Perusahaan kita tidak akan bangkrut hanya karena aku tidak datang ke kantor. Itu karena aku sudah pasti memperkerjakan orang-orang berkompeten didalamnya. Itu sudah cukup untukku memberikan semua yang Alice inginkan." Kenzie menyela, menghembuskan napas lelah. Sadar akan dibawa kemana pembicaraan Daddy nya.

The Dark Knight of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang