Tolong yang masih degem untuk gak baca bagian ini karena akan banyak adegan hot takut kalian basah haha tapi kalau maksa author gak mau nanggung dosa kalian hehe
Doyoung menaruh bungkusan di atas meja belajar yang ada di kamar kost Junghwan.
"Haru kenapa kamu bengong?!" Doyoung menepuk pipi Haruto pelan.
Haruto buyar dari lamunannya.
"Kok lo tahu gue disini?!" Haruto menggandeng tangan Doyoung mengajaknya duduk di tepian ranjang.
"Junghwan nelfon aku katanya kamu udah seminggu gak masuk sekolah" Doyoung natap Haruto lembut penginnya marah sih karena dia gak sekolah tapi kayanya sekarang bukan waktu yang tepat.
"Lo sering telfonan sama dia?" Nah kan mas pacar udah curiga aja.
"Enggak! Bukannya kamu yang waktu itu nelfon aku pake hpnya dia" Haruto terdiam oh dia lupa rupanya.
Haruto berjalan menuju meja belajar ingin membuka bungkusan pelastik yang di bawa Doyoung tadi.
"Lo bawa apaan ini Doy?" Haruto memperhatikan kantong pelastik itu.
Haruto membeku ketika merasa punggungnya di tabrak seseorang.
"Biarin aku kaya gini bentaran aja ya? Aku cape banget seminggu berkutat dengan soal soal bareng Yoshi dan seminggu lamanya aku gak ketemu kamu" Doyoung mengeratkan pelukannya.
Haruto melepas tangan Doyoung lalu berbalik menangkup pipi gembil milik Doyoung. Doyoung yang emang kangen banget melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Haruto.
"Kamu gak ngapa ngapain kan sama Yoshi?" Nah kan curiga lagi mas pacar.
"Kalau aku udah ngapa ngapain sama Yoshi, aku gak bakal nemuin kamu" Doyoung menatap Haruto sayu sampe Haruto memejamkan mata sejenak takut khilaf.
Doyoung mengusap pipi Haruto menatapnya lembut jujur aja Haruto malah ngerasa badannya gak bisa di gerakin dia cuma diem aja menerima perlakuan Doyoung.
~chu~ Doyoung mengecup bibir Haruto lumayan lama bahkan saking kagetnya Haruto gak merespon ciuman Doyoung.
"Kamu gak kangen ya sama aku?" Doyoung melepas kecupannya merasa kecewa karena Haruto gak meresponnya.
Doyoung menjauhkan tubuhnya dari Haruto berjalan menuju pintu hendak pergi namun tangannya di tarik Haruto hingga tubuhnya menabrak tubuh Haruto dengan keras reflek dia menyimpan kedua tangannya di bahu Haruto.
"Ngapain kesini kalau buru buru pergi?" Haruto suaranya mendadak serak serak banjir kan Doyoung gak kuad.
Di rengkuhnya pinggang Doyoung di tatapnya dengan lembut sang pacar.
Bibir mereka bertemu menyalurkan rasa rindu. Doyoung mengalungkan kedua tangannya ke leher Haruto menekan tengkuk Haruto untuk menciumnya lebih dalam.
'Brugh' punggung Haruto menabrak tembok dengan keras karena mereka tadi berjalan tak tentu arah.
Tautan bibir mereka terlepas Haruto meringis merasakan sakit di punggungya.
Pandangan mereka bertemu Haruto udah menelan kuat salivanya "jangan Haruto! Jangan lakukan itu pada Doyoung!" Bisikan malaikat baik pada telinga Haruto.
Tanpa di duga Doyoung kembali menautkan bibirnya pada Haruto.
Doyoung membuka satu persatu kancing kemeja Haruto tanpa melepas tautan bibirnya lalu beralih mengecup leher Haruto berkali kali.
"Doy plis stoph..." Haruto berusaha mendorong bahu Doyoung namun entah kenapa malam ini tenaga Doyoung lebih kuat darinya.
"Kenapa?" Doyoung mukanya udah sayu banget, nafas dia juga gak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Haruto]
Fiksi Penggemar"kakak gak mau kamu kena masalah gara gara kakak " - Doyoung "gue adek lo kak! masa gue diem aja lihat lo di bully!" - Haruto