Mingyu terbangun saat alarm ponselnya berdering untuk kesekian kalinya. Ia membuka matanya dengan malas, demi mematikan alarm. Tubuhnya ia gerakkan ke samping dan menemukan malaikatnya masih tertidur. Dahinya mengernyit bingung, tidak biasanya Wonwoo belum bangun. Biasanya jam segini istrinya itu sedang membuatkan sarapan untuk mereka.
"Sayang." Tangan Mingyu terulur menyentuh bahu Wonwoo, membuatnya yang semula berbaring menyamping menjadi terlentang. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah cantik itu terlihat pucat. Tubuhnya sontak langsung duduk sempurna. Ia meraih tubuh Wonwoo untuk dipangkunya. "Sayang, astaga, kamu sakit."
"Joon Eun! Joon Eun!" seru Mingyu memanggil putranya.
Tidak butuh waktu lama, anaknya itu langsung mengetuk pintu dan membukanya-karena Mingyu lupa menguncinya semalam. Ia memandang papa dan mamanya dengan malas. "Ada apa, Pa?"
"Tolong hubungi Dokter Lim, pinta dia kesini, Mamamu sakit," titah Mingyu setengah panik.
Tubuh Joon Eun sedikit menegang saat menyadari wajah mamanya pucat dalam pelukan sang papa. Ia buru-buru meraih handphonenya dan menghubungi dokter yang sering merawat mamanya.
***
"Tuan Wonwoo hanya kelelahan dan juga stress. Ia sepertinya sering berpikir terlalu berat akhir-akhir ini," jelas Dr. Lim, sembari mengeluarkan beberapa botol kecil obat dari tasnya. Lengkap dengan berapakali ia harus meminumnya dalam sehari. "Suruh Tuan Wonwoo istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran."
Mingyu menerima obat-obatan itu dan mengucapkan terimakasih. Usai mengantar Dr. Lim ke luar, ia bergegas kembali ke kamarnya. Ia dapat melihat istrinya itu memejamkan matanya dengan tenang-meski ia yakin sekali kalau Wonwoo tidak tidur. Dengan perlahan ia naik ke tempat tidur, menopang kepalanya dengan sebelah tangan. Tangannya yang lain ia ulurkan untuk mengusap pipi sang istri. "Sayang~"
"Eungh." Wonwoo membuka matanya perlahan. Hatinya sedikit merasa bersalah, melihat Mingyu yang terlihat sangat khawatir. Ia tersenyum tipis merasakan belaian tangan Mingyu di wajahnya. "Aku tidak apa-apa."
"Kamu sakit," sanggah Mingyu. Kepalanya menunduk untuk memberi kecupan singkat pada dahi Wonwoo yang masih terasa panas. Istrinya sudah lama tidak pernah sakit. Jadi, ia langsung panik begitu melihat Wonwoo mendadak demam. "Dokter Lim bilang kamu kelelahan dan juga stress. Apa ada masalah yang tidak kamu ceritakan padaku?"
"Hanya deathline novel, Hyeonjae memintaku menyelesaikan novelku bulan ini," ucap Wonwoo senormal mungkin. Hubungan Mingyu dan Joon Eun cukup baik, ia tidak mau merusaknya.
"Kamu tidak bohongkan?"
Wonwoo menggelengkan kepalanya pelan. Dibenamkan wajahnya pada dada bidang sang suami. "Joon Eun sudah berangkat sekolah? Sarapan?"
"Aku memberinya uang lebih untuk dia membeli sarapan." Siapa juga yang ingat membuat sarapan. Mingyu bahkan baru ingat kalau Joon Eun belum sarapan, saat anak itu pamit berangkat sekolah.
"Kamu tidak kerja?"
Mingyu menggelengkan kepalanya. Ia menunduk untuk melihat wajah pucat Wonwoo. "Mana bisa aku kerja kalau kamu sakit."
***
Langkah kaki Joon Eun yang akan masuk ke dalam kelasnya terhenti, saat Yoon Seok beserta dua temannya menghadang. Ia memandang ketiga orang itu dengan datar-muak. Entah sial atau apa, ia dan Yoon Seok selalu satu kelas sejak kelas 10. Laki-laki itu selalu mencoba mencari masalah dengannya. Lalu, di perparah saat bertemu Joo Won saat kelas 11. Dan menyebalkannya lagi, keduanya ketambahan anggota-Ha Joon-saat naik ke kelas 12. Bukankah hidup Kim Joon Eun sangat berwarna.
"Woah, Kim Joon Eun, tidak biasanya kamu berangkat siang," ucap Yoon Seok. Semua orang yang pernah satu kelas dengan Joon Eun tahu, kalau anak itu selalu berangkat sekolah awal. Seolah menghindari sesuatu.
Joon Eun memilih mengabaikan Yoon Seok dan berniat berjalan melewati anak itu. Namun, tubuhnya tiba-tiba di tarik dan badannya sontak berbalik. Matanya membola begitu lebar saat melihat wajah Yoon Seok yang begitu dekat dengan wajahnya. Hidung mereka bahkan nyaris bersentuhan.
"Wajahmu mirip dengan wajah mamamu, cantik."
Sekelebat bayangan masalalu tiba-tiba merasuki kepalanya. Dan tangannya tiba-tiba terangkat, melayangkan sebuah tinju yang telak membuat hidung Yoon Seok langsung berdarah.
"Arg! Dasar keparat!" umpat Yoon Seok tidak terima.
Joon Eun memandang Yoon Seok sekilas, lantas berpindah pada Ha Joon yang sedang membantu Yoon Seok berdiri. Ia sontak mengelak saat Joo Won berniat meninjunya, lantas menjagal kaki laki-laki itu hingga jatuh ke lantai. Tubuh Joon Eun bergetar pelan dan saat matanya beradu pandang dengan Tianshi yang baru saja tiba, ia langsung pergi meninggalkan kelas.
Laki-laki itu pergi ke toilet dan masuk ke dalam salah satu bilik. Tangannya ia gunakan untuk memeluk dirinya sendiri.
"Joonie-ya, wajahmu benar-benar mirip dengan mamamu. Sangat cantik."
"Tidak, tidak, tidak!" Joon Eun menutup kedua telinganya dengan kuat. Tubuhnya bergetar dan air mata mulai membasahi kedua pipinya yang tirus. "Aku tidak."
To be continue
Nah, kukasih lagi.
Wonwoonya stress gara-gara Joonie, jadi sakit deh :(
Terus ini Joon Eun kenapa hayo?
Ayo main tebak-tebakan.
Ada apa sama Kim Joon Eun?
Ayo Caratdeul pinter-pinter, kan.
♥♥♥
![](https://img.wattpad.com/cover/235008813-288-k688642.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[SP] SON || Meanie
Fanfikce[SEQUEL CHILD] BOOK 4 OF 4 FROM SERIAL PREGNANT Kim Joon Eun sudah besar. Ia sudah bukan lagi anak polos yang selalu berada dalam gendongan Papa dan Mama. Tujuh belas tahun dan Joon Eun paham, kalau sebenarnya hubungan orangtuanya itu salah. Kalau k...