"Wonwoo sama Mingyu tidak datang?" tanya Woozi, setelah beberapa saat memastikan kalau dua orang yang sedari tadi ditunggu tidak kunjung hadir.
"Mingyu bilang kalau Wonwoo demam," sahut Seungcheol usai mendapat jawaban dari orang yang ditunggu.
"Astaga, anak itu gampang sekali sakitnya," ujar Jeonghan, yang di angguki oleh member Seventeen yang lain.
"Sudahlah, fisik orang kan beda-beda, jadi lebih baik kita bahas sesuatu yang buat kita kumpul hari ini," ujar Seungcheol. Ia melirik Joshua yang menunduk sembari memainkan ponselnya. Istri manisnya itu sepertinya sedang terlibat chat dengan seseorang. "Ada apa?"
Joshua menoleh memandang Seungcheol, lantas dengan cepat mematikan ponselnya. Ia menggeleng pelan. Menuai pandangan curiga dari sang suami-juga adik-adiknya yang lain. "Akan kuberitahu nanti," bisiknya.
***
Yoon Seok yang ditinju hingga berdarah, Joon Eun yang kini terbaring di UKS. Laki-laki itu ditemukan tidak sadarkan diri di salah satu bilik toilet oleh salah satu murid. Teman-teman sekelasnya-kecuali Areum dan Tianshi-langsung menggunjingkannya. Mengatakan kalau laki-laki itu sedang memainkan drama sebagai korban.
"Sial! Gay brengsek itu membuatku ke BK seorang diri!" umpat Yoon Seok, sembari menendang salah satu meja. Hidung bangirnya terlihat masih memerah. Laki-laki kurus yang sebelumnya selalu diam, ternyata memiliki tenaga yang cukup kuat untuk membuat hidungnya nyaris patah.
"Setiap orang kan punya batas kesabaran, Hwang Yoon Seok!" seru Areum yang kesal, laki-laki pujaannya terus mendapat cercaan. Ia menunjuk-nunjuk dada Yoon Seok. "Lagi pula kamu yang memulainya duluan, brengsek! Dan berhenti mengatainya gay!"
"Orangtuanya gay, tentu saja anaknya juga. Memangnya kamu pernah melihatnya berkencan dengan seorang perempuan?!" balas Yoon Seok, sembari menyudutkan Areum hingga menempel pada tembok. Ia tersenyum miring. "Dengar ya, Min Areum, secantik apapun kamu berdandan. Joon Eun tidak akan pernah melirikmu. Kenapa? Karena Joon Eun tidak pernah tertarik pada perempuan."
Brak.
Tianshi yang semula hanya diam mendengarkan, mulai terpancing emosi. Ia bangkit dengan menggebrak mejanya, lantas berjalan mendekati Yoon Seok. Di dorongnya tubuh Yoon Seok lantas mengirimkan sebuah tinjuan kepada laki-laki itu. "Ya! Kamu pikir ia tidak pernah terlihat berkencan dengan perempuan, terus dia berkencan dengan laki-laki?! Apa kamu pernah melihatnya?!"
Tindakan murid baru itu mengundang perhatian murid yang lain. Ayolah, Yoon Seok itu bukan hanya preman kelas XII-1, namun, preman sekolah mereka. Dan Tianshi berani mengirimkan tinjuan? Woah.
"Benar dugaanku, kamu juga naksir sama gay itu, kan?" Yoon Seok mengusap sisi pipinya yang sedikit memerah. Meski tidak sekuat pukulan Joon Eun, ia akui pukulan Tianshi lumayan sakit. Ia tertawa remeh. "Satu lagi orang yang ingin pansos. Tahu apa anak baru sepertimu? Kamu baru sekolah di sini dua hari. Baru melihat Kim Joon Eun-putra Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo-secara langsung dua hari."
"Setidaknya aku lebih tahu darimu."
Perempuan itu langsung melangkahkan kakinya keluar. Berjalan menuju ruang UKS. Ia mengintip dari jendela dan melihat anak yang sedang di perdebatkan sudah sadar. Laki-laki itu masih duduk di ranjangnya, bersandar pada headboard sembari memandang keluar. Raut datar nan dinginnya sudah terpasang.
Mungkin ia dan Joon Eun hanya bertemu beberapa kali di masalalu. Dan ia memaklumi kalau laki-laki itu tidak mengingatnya. Meski begitu, Tianshi tahu kalau karakter asli Joon Eun bukanlah yang seperti sekarang ia kenal. Ia begitu semangat saat Babanya memberi ia ijin untuk pindah ke sekolah yang sama dengan Joon Eun. Selain karena menghindari teman-teman lamanya, ia juga mencari seseorang yang nasibnya sama sepertinya-mungkin lebih beruntung-dan itu Kim Joon Eun. Namun, anak itu berubah menjadi seseorang yang tidak ia kenal.
***
"Kamu tahu kenapa Wonwoo gampang sakit akhir-akhir ini?" tanya Joshua. Kini ruang yang mereka gunakan untuk rapat itu sudah sepi. Hanya menyisakan ia dan sang suami. Mendapat pandangan bingung dari Seungcheol, ia pun menjawab pertanyaannya sendiri. "Anak itu stress. Ia tertekan dengan sikap Joon Eun padanya."
"Kenapa? Memangnya Joon Eun memperlakukan Wonwoo seperti apa?"
Joshua menggigit jarinya sendiri. Ia juga sebenarnya belum tahu pasti. Ia berani menyimpulkan karena ia sadar Joon Eun lebih nyaman bersamanya ketimbang bersama mamanya sendiri. "Joon Eun tidak menyukai Wonwoo-ibunya sendiri. Anak itu selalu menghindar setiap aku membicarakan Wonwoo."
"Jangan sembarang menyimpulkan, sayang." Seungcheol menggelengkan kepalanya. Menolak pernyataan yang dilontarkan Joshua.
"Wonwoo pernah meneleponku malam-malam. Ia menangis sembari terus berkata, 'Aku bukan orangtua yang baik'. Hanya itu. Aku terus merayunya untuk bercerita, tapi, dia malah meminta maaf sembari menyebut nama Joon Eun," ujar Joshua, ingin memperkuat argumennya. Ia ingat malam itu. Mungkin sekitar beberapa bulan yang lalu. Saat suaminya pergi syuting ke luar kota. Adik rubahnya menghubunginya sambil menangis.
"Apa Mingyu tahu?"
"Kayaknya nggak deh. Kita tahu karakter Mingyu gimana, dia pasti marah banget sama Joon Eun kalau tahu," sahut Joshua.
"Kalau gitu berarti Mingyu harus di kasih tahu." Seungcheol sudah menyalakan ponselnya. Namun, Joshua buru-buru mengambilnya. Laki-laki manis itu menggeleng kuat.
"Jangan!"
"Kenapa?"
"Kalau Wonwoo gak mau kasih tahu ke Mingyu, pasti ada sesuatu yang nahan dia. Kita gak bisa ikut campur," jelas Joshua, menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Seungcheol memandang Joshua dengan bingung. Ia masih tidak paham bagaimana pola berpikir sang istri. "Kalau Mingyu gak tahu, Joon Eun gak bakal bisa berubah dan Wonwoo bisa mati karena depresi."
"Kalau Mingyu tahu, hubungan dia sama Joon Eun bakalan ikut hancur. Dan Wonwoo bakal lebih stress lagi," ujar Joshua, tetap pada pendiriannya. "Kita kenal Joon Eun dari kecil. Aku kenal Joon Eun. Pasti ada sesuatu yang ngerubah dia kayak gitu."
"Mingyu pasti bisa buat Joon Eun jujur, kalau dia tahu." Dan Seungcheol juga tidak mau kalah dengan apa yang jadi pilihannya.
"Gak, gak, untuk sementara-sampai kita tahu penyebab Joon Eun berubah-Mingyu gak boleh tahu."
Kriet.
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Memperlihatkan seseorang yang sedari tadi menjadi perdebatan. Mingyu memandang dua kakaknya itu dengan penasaran. "Apa yang aku gak boleh tahu?"
To be continue
Yey, Sien rajin update yah ;)
Enak ya jadi Joon Eun di belain dua cewek cantik :D
Kira-kira Mingyu dengar gak nih percakapan Seungcheol sama Joshua?
Ada yang mengemukakan Joon Eun kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
[SP] SON || Meanie
Fanfiction[SEQUEL CHILD] BOOK 4 OF 4 FROM SERIAL PREGNANT Kim Joon Eun sudah besar. Ia sudah bukan lagi anak polos yang selalu berada dalam gendongan Papa dan Mama. Tujuh belas tahun dan Joon Eun paham, kalau sebenarnya hubungan orangtuanya itu salah. Kalau k...