Kim Joon Eun POV
Pukul 16.15 dan akhirnya aku bisa pulang ke rumah. Tubuhku terasa sangat kaku karena harus duduk selama dua jam untuk menyelesaikan tugas. Setelah semua buku telah kembali pada rak nya masing-masing, aku bergegas meninggalkan perpustakaan. Sekaligus mengakhiri kegiatan kuliahku hari ini.
Langkah kaki jenjangku bergerak menyusuri jalan menuju gerbang. Sesekali aku menyapa kakak tingkat yang ku kenal, dan bertukar sapa dengan teman. Tidak terhitung kutangkap beberapa wanita mencuri-curi pandang. Sebuah pemandangan yang sudah teramat tidak asing.
“Yo, Joonie, sudah pulang?”
Suara Yoon Seok langsung terdengar begitu aku keluar dari gerbang. Aku tersenyum dan berjalan menghampirinya. Ia mengambil alih buku dan tasku, meletakkannya dalam mobil bagian belakang. Lantas membukakan pintu mobil, seolah aku adalah Tuan Putri yang rapuh. Namun, aku hanya tertawa dan masuk ke dalam mobil.
Mobil itu milik Yoon Seok sendiri. Ia membelinya usai komiknya yang berjudul “Pangeran dari Negeri Salju”, sukses dan bahkan di angkat menjadi sebuah drama. Itu adalah salah satu momen menyenangkan sekaligus menyebalkan. Karena sang sutradara giat sekali merayuku untuk memerankan sang pangeran.
“Kenapa lama sekali keluarnya?” tanya Yoon Seok, setelah mobil mulai berjalan.
“Aku harus menyelesaikan tugasku di perpustakaan dulu.” Aku memakukan pandanganku keluar jendela. Menikmati pemandangan langit yang mulai menjingga. Setelah semua masalah sulit itu, akhirnya aku bisa merasakan apa yang di rasakan orang-orang.
“Kenapa tidak bilang? Aku kan bisa menyusulmu, daripada menunggu di mobil seperti orang bodoh,” gerutu Yoon Seok kesal.
Aku hanya menggeleng mendengar gerutuannya. Sudah terlampau biasa. Yoon Seok itu sudah seperti supirku—gratis lagi—mengantar dan menjemputku pulang. Ia terkadang tidur di rumah, meski seringkali tidur di apartemennya. Aku sendiri tidak bisa mengemudikan mobil, karena Yoon Seok tidak mau mengajariku. Sementara Papa sibuk dan aku tidak mau merepotkan Mama.
***
Mama langsung tersenyum bahagia begitu Yoon Seok mengatakan akan menginap. Anak itu sudah di anggap seperti anaknya sendiri oleh Mama. Entahlah, mungkin Mama menemukan anaknya yang meninggal bahkan sebelum dilahirkan—adikku. Tapi, Yoon Seok itu lebih cocok di sebut kakak, karena usianya ternyata satu tahun lebih tua dariku.
“Bagaimana kuliah kalian?” tanya Papa, membuka pembicaraan di tengah makan malam.
“Baik, Pa, dosennya tidak seburuk yang orang bilang,” sahutku setengah berbohong. Dosenku memang tidak sekiller yang orang-orang bilang, namun, cara mengajarnya sedikit tidak sesuai untukku.
“Semuanya terkendali.” Yoon Seok menyahut santai. Semenjak lulus SMA dan masuk ke perguruan tinggi, karakter Yoon Seok jauh lebih sopan dari sebelumnya. Ia memperlakukan Mama dengan lembut, dan berubah menjadi sosok yang berwibawa saat bersama Papa. Tapi, tetap kekanakan dan menyebalkan saat di dekatku.
Usai makan malam, aku dan Yoon Seok duduk berdua di belakang rumah. Memandang langit malam yang bertabur bintang. Tangan kokohnya melingkari bahuku, membiarkan kepalaku bersandar pada bahunya. Kedekatan yang terlihat intim di mata orang-orang.
“Mama bilang kamu mimpi buruk lagi kemarin malam? Apa Yeon Jin hyung masih menghantui tidurmu?” tanya Yoon Seok, ia menundukkan kepala. Memandang wajahku yang hanya beberapa inchi dari wajahnya. Jemarinya yang semula dibahuku, berpindah mengusap pipiku yang terasa dingin karena angin malam.
Mataku terpejam selama beberapa saat. “Dia tidak pernah benar-benar pergi dari kepalaku.”
“Aaaah, aku iri, kenapa Yeon Jin hyung bisa menetap di kepalamu? Apa aku harus mengikuti cara Yeon Jin hyung?”
![](https://img.wattpad.com/cover/235008813-288-k688642.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[SP] SON || Meanie
Fanfic[SEQUEL CHILD] BOOK 4 OF 4 FROM SERIAL PREGNANT Kim Joon Eun sudah besar. Ia sudah bukan lagi anak polos yang selalu berada dalam gendongan Papa dan Mama. Tujuh belas tahun dan Joon Eun paham, kalau sebenarnya hubungan orangtuanya itu salah. Kalau k...