Chapter 15 : Cousin

3K 280 39
                                    

“Aku mendadak dapat ide,” ucap Woozi, ia membalikkan badannya dan melihat Hoshi yang sedang sibuk berkutat dengan dunianya sendiri. “Soal MV, kita ajak Joon Eun jadi modelnya. Sesuai sama album kita yang bahas mental health, kita ngusung tema dibalik layar anak pintar yang tertekan.”

Hoshi menghela napasnya dalam dan memandang Woozi dengan penuh kelegaan. “Aku pikir kamu bakal ngusung tema pembulian, itu cuma bakal buat Joon Eun makin depresi.”

Laki-laki mungil itu memutar bola matanya malas. “Aku gak setega itu.”

“Tapi, memangnya anak itu mau?”

Woozi menyeringai. Ia kemudian kembali sibuk dengan kertas, komputer dan alat-alat lainnya. Jangan remehkan ia untuk masalah itu.

“Ah, ya, sayang, aku mau pergi. Seungcheol hyung bilang, kalau polisi udah dapat jejak pelaku pelecehan Joon Eun.” Hoshi tidak perlu merapikan kertas-kertasnya. Ia langsung meraih jasnya yang menggantung di ruang tengah, dan berjalan menghampiri Woozi untuk ia peluk sebentar. Mencuri satu ciuman di sudut bibir. “Aku pergi.”

“Hati-hati, pulangnya sekalian beli stok makanan. Kulkas kosong!” seru Woozi, saat suaminya itu sudah meraih gagang pintu. Tidak ada yang tahu kenapa mereka berakhir seperti sekarang ini. Entahlah, apakah Sien akan menerbitkan kisah perjuangan Hoshi demi menghancurkan hati es Woozi atau tidak.

***

“Saudara Hwang Yeon Jin kemarin terlihat di sekitar box telepon di jalan hondae.” Polisi separuh baya itu menyerahkan selembar kertas berisi potret seorang laki-laki di box telepon.

Mingyu memandang gambar itu dengan geram. Giginya mengatup begitu kuat dan rapat. Ia harus menemukan laki-laki brengsek itu secepatnya. Tega-teganya laki-laki itu memperkosa anak kesayangannya, hanya karena terobsesi dengan wajah istrinya?

“Apa tidak ada informasi lain tentang Hwang Yeon Jin? Keluarganya mungkin?” tanya Seungcheol, setelah melihat Mingyu hanya diam.

“Hwang Yeon Jin adalah seorang yatim piatu. Dari informasi yang kami dapat, Hwang Yeon Jin mempunyai sepupu yang tinggal di Anyang. Tapi, saat kami mendatangi rumahnya, rumah itu sudah kosong—sepertinya sudah tidak di tinggali lumayan lama.” Setelah menjelaskan beberapa hal, polisi itu pergi.

“Haruskah kita bertanya pada Joon Eun? Anak itu mungkin mengenal sepupu yang di maksud.” Hoshi mengutarakan pendapatnya. Ia terlihat mengingat-ngingat sesuatu. “Bukankah Joon Eun bercerita dia di tolong seseorang? Mungkin itu adalah sepupu Hwang Yeon Jin.”

“Itu seharusnya sepupu Hwang Yeon Jin, cabul itu tidak mungkin membiarkan seseorang berkeliaran ditempatnya jika bukan saudaranya,” timpal Seungcheol, menyetujui otak Hoshi yang kini jauh lebih pintar sejak menikah dengan Woozi. Sekiranya apa yang Woozi lakukan pada Hoshi?

“Ayo, tanyakan pada Joon Eun.”

“Aku takut itu memicu traumanya.” Mingyu akhirnya membuka suara. Kertas di tangannya sudah kusut, nyaris koyak.

“Akan lebih buruk kalau kita tidak segera menangkapnya. Dia sewaktu-waktu bisa menemui Joon Eun—akan buruk saat tidak ada yang bisa menolongnya lagi.”

***

Sepertinya Dewi Fortuna sedang baik. Ketiganya tidak harus repot-repot mencari sepupu Hwang Yeon Jin, yang mungkin membuat mereka mengelilingi Seoul. Anak itu ternyata sudah ada di rumah Mingyu, ketika mereka sampai. Parahnya Mingyu memergoki Yoon Seok sedang memeluk anak semata wayangnya.

Lihatlah Yoon Seok sekarang, sedang duduk di hadapan tiga laki-laki dewasa yang sedang menjelma jadi makhluk ganas dalam sekejap—oh, ini dikhususkan untuk Mingyu. Remaja yang kini berada di tahun terakhir SMA itu seperti sedang di introgasi. Ada lingkaran merah samar di lehernya. Itu ulah Mingyu yang menarik kerah bajunya dengan kuat, demi memisahkan tubuhnya dari sang anak. Namun, sepertinya Yoon Seok tidak merasa bersalah atau malu.

Saat sampai di rumah, Wonwoo langsung memberitahu kalau adik sepupu Hwang Yeon Jin ada di sana, dan sedang mengobrol dengan Joon Eun di belakang. Dan ya, begitulah akhirnya.

“Kamu sungguh sungguh tidak mengetahui keberadaan Hwang Yeon Jin?” tanya Seungcheol tenang.

Yoon Seok menggeleng bosan. Ini sudah keempat kalinya ia ditanya dengan pertanyaan yang sama. “Tidak, sudah kukatakan berulang kali. Sejak insiden itu, dia selalu berpindah-pindah tempat.”

“Kamu tahu ... sekarang dia ada di Seoul,” ucap Hoshi mencoba memancing.

“Aku tahu.”

Ketiganya memandang Yoon Seok dengan mulut menganga, tidak percaya, speechless. Mingyu bahkan terang-terangan mengacak rambutnya frustasi.

“Dia menghubungiku semalam, menggunakan telepon umum.” Yoon Seok tidak ingin membuat kesalahpahaman, jadi ia segera menambahkan. “Dia tahu kalau polisi itu mengejarnya karena Joon Eun.”

“Apa kata-katamu bisa dipercaya?” tanya Mingyu, dengan pandangan tajamnya.

Yoon Seok mencondongkan tubuhnya ke depan, bersikap menantang. Bibirnya mengembang membentuk menyeringai. “Terserah.”

Mingyu langsung meraih kerah baju Yoon Seok, mencengkramnya dengan kuat. Ia ingin membanting wajah itu jika tidak ingat, laki-laki di depannya hanyalah seorang bocah. Juga Joon Eun yang mendadak muncul dan memandangi keduanya, yang membuat Mingyu langsung melepas cengkramannya.

To be continue

Ekspresi Mingyu keliatan kek banyak beban pikiran, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Mingyu keliatan kek banyak beban pikiran, ya.

Ekspresi Mingyu keliatan kek banyak beban pikiran, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serasi gak nih?

Yoon Seok berani ya sama Mingyu. Dia emang anaknya kurang sopan, kecilnya deket sama Hwang Yeon Jin sih.

Kira-kira gimana nih kelanjutan kisahnya?

Jangan lupa di vote juga comment, ya.

See you~

See you~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[SP] SON || MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang