Pagi ini Damar sedang mengadakan sidang kecil-kecilan untuk menginterogasi perempuan berwajah asing di depannya. Ia menatap lekat perempuan itu. Bukannya merasa takut dengan tatapan Damar, si perempuan malah ikut menatap balik dengan mata bulatnya yang berlensa biru alami.
Semalam, kepanikan Damar tak terbukti. Ia sampai ditertawakan oleh adiknya karena sudah mengirim pesan tak jelas saking paniknya.
Waktu itu, Raka datang ke rumahnya beberapa menit kemudian setelah ia mengirimkan pesan. Adiknya itu datang sendirian tanpa membawa Arash. Damar menebak jika keponakan lucunya itu sudah tidur karena saat melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB.
Keduanya pun segera memeriksa 'sesuatu' yang ada di dalam mobil Damar itu. Sebenarnya Raka saja yang berani melongok ke dalam mobil karena Damar tak cukup berani melakukannya. Hal itu dikarenakan ia yakin jika yang ada di dalam sana adalah seekor monyet dengan bulu pirang, atau yang Damar sebutkan di pesan, yaitu monyet bule. Sedangkan ia sendiri sangat takut terhadap hewan berbulu tersebut. Oleh karena itu Damar langsung memanggil Raka karena adiknya termasuk penyayang binatang.
Namun saat Raka sudah masuk ke dalam mobil, adiknya itu dengan cepat keluar lagi lalu berseru dengan nada panik menuduh Damar sebagai penculik karena mendapati seorang gadis di sana.
Tentu saja Damar langsung membantah dengan keras. Ia sempat tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh adiknya itu. Namun saat ia ikut memeriksa ke dalam, ternyata memang benar. Di sana sudah ada seorang perempuan berambut pirang, berkulit putih nyaris pucat, dan memakai dress selutut berwarna merah terang--yang sudah tersingkap hingga sebatas paha karena sikap duduk gadis itu yang tidak benar-- dengan potongan dada rendah. Gadis yang berwajah bule itu sedang duduk di pojok bawah kursi penumpang sambil memegang sebuah pisang yang kulitnya sudah terbuka setengah. Ia menatap Damar serta Raka dengan ekspresi wajah waspada. Entah kenapa. Kemudian tatapan Damar terfokus ke arah dada si gadis. Bukan, bukan dada itu sendiri yang dimaksud Damar, tapi pada sebuah name tag yang tergantung di leher dan menjuntai hingga dada.
Secara reflek, Damar mendekatkan kepalanya untuk melihat tulisan apa yang tertera di name tag itu, tapi hal yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan.
Gadis berdress merah itu tiba-tiba saja menggeram marah, melemparkan pisang yang sedang dipegangnya, lalu menjambak rambut serta menancapkan giginya pada jidat Damar dengan kuat.
Kejadian itu berlangsung dengan sangat cepat sehingga Damar tak dapat menghindar. Namun bukan berarti dirinya diam begitu saja. Damar segera berteriak minta tolong kepada Raka.
Raka yang sedang ada di luar langsung berlari menghampiri Damar ketika mendengar teriakan itu. Setelah berkutat selama sekian menit membujuk si gadis barbar--panggilan Damar untuk perempuan itu-- akhirnya Damar pun dapat terlepas dari sana.
Masalah pun kembali datang saat Damar dan Raka bertanya tentang tempat tinggal gadis tersebut. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Bahkan Damar yang masih kesal kepada gadis bar-bar itu sampai melontarkan kata-kata sinis, "nggak punya mulut, ya?"
Bagaimana tidak kesal jika ada seorang perempuan tak dikenal berada di mobilnya, memakan semua buah pisang yang akan diberikan kepada para keponakannya, lalu terakhir, menjambak rambut serta menggigit jidatnya hingga menimbulkan bekas tancapan berbentuk gigi sebanyak dua buah.
Beruntungnya waktu itu ada Raka yang bisa menjadi penengah. Raka juga yang berhasil membujuk Damar agar mau membawa si perempuan asing ke dalam rumah karena untuk dibawa ke rumah Raka tidak memungkinkan. Ia perlu izin Syifa terlebih dulu, sedangkan istrinya itu sudah terlelap sejak tadi.
Akhirnya setelah perdebatan alot antara kedua saudara ini, Damar pun dengan terpaksa membawa si gadis barbar masuk ke rumahnya dengan catatan ini dilakukan hanya demi rasa kemanusiaan mengingat kemunculan gadis itu masih terbilang misteri. Hal itu bisa dilihat dari name tag yang tergantung di lehernya. Di sana bukan nama yang tertulis, tapi hanya angka 02. Entah apa maksudnya, Damar tidak tahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Zettyra! [Terbit!]
Fiksi UmumBismillah, My Zettyra Open PO. Untuk pemesanan hubungi nomor yang tertera di banner, ya. Terima kasih. 💚 Ada tambahan bab di dalam versi cetak. So, jangan sampai kelewatan kisah Kak Damar sama Lala, yaaa.