"Kamu aku kasih nama, ya?"
"Uung?"
Syifa tersenyum, lalu dengan sabar memberikan pengertian pada gadis asing yang hari ini dititipkan padanya. Damar harus pergi ke rumah sakit, sedangkan Raka ke kantor. Beruntung triplets sedang ada di rumah kakek dan neneknya hingga Syifa bisa menemani gadis itu.
Jadi saat ini dirinya dan gadis berparas bule itu sedang berada di ruang tengah rumahnya.
"Aku...," tunjuk Syifa pada dirinya. "Namanya Syifa."
"Uung... Pa?"
Ibu muda itu menggeleng. "Syi... Fa," ulangnya.
"Fa?"
Syifa menjentikkan jarinya. "Nah! Dikit lagi. Kata 'Syi'-nya coba. Syi... Fa."
"Si..Fa?"
"Bagus... bagus!" puji Syifa sambil menepuk-nepuk pelan kepala gadis itu. "Coba sekarang ulangin lagi yang lengkap. Syi... Fa. Ayo sekarang kamu."
Gadis itu terdiam sejenak dengan raut wajah yang terlihat serius. Ia kemudian memiringkan kepalanya, menatap Syifa dengan polos.
Syifa mengangguk, memberikan semangat. "Ayo coba bilang Syi..Fa," bimbingnya lagi.
"Uuung... Pa?"
Ah, sudahlah!
Wanita yang hari ini menggunakan pakaian serba merah muda itu menghela napas pendek, kemudian tersenyum sambil memuji gadis di depannya meski pelafalan yang diajarkannya belum sempurna diucapkan.
"Oke, lupain Ungpa-nya. Semalem aku udah nyiapin nama buat kamu. Nama kamu sekarang adalah... Zettyra Khawla. Kamu bisa dipanggil pake nama depan, tapi aku lebih suka manggil kamu dengan nama Lala. Gimana?"
Tidak ada jawaban. Gadis yang diajaknya berbicara itu hanya terbengong-bengong menatapnya.
"Ya ampun, aku enggak sadar udah kebanyakan ngomong. Jadi gini. Aku Syifa." Ia menunjuk dirinya sendiri. "Terus kamu Lala," tunjuknya pada gadis itu.
"Uuung... La?"
Syifa memejamkan matanya menahan rasa gemas. Ia ingin tertawa tetapi takut menyinggung perasaan gadis yang ia beri nama Zettyra Khawla itu.
"Iya, udah. Aku Ungpa kamu Ungla," ucapnya pasrah.
"Uuungla!"
Gadis bermata biru itu bertepuk tangan dengan riang. Mungkin senang karena kosa katanya bertambah dua huruf.
* * *
Syifa memandang puas pada jajaran bunga mawar yang baru saja selesai ia pangkas dan siram. Tanaman berduri kesayangannya itu kini tampak lebih cantik karena telah mendapat perawatan darinya.Ibu beranak tiga yang memiliki mata bulat itu kemudian mengalihkan pandangannya, mencari keberadaan seseorang yang tadi ia bawa ke taman belakangnya.
Kedua ujung bibirnya tertarik membentuk seulas senyum saat objek itu ada dalam jangkauan penglihatannya. Tampak sedang asyik melihat ikan-ikan hias peliharaan Raka.
"Lala!" panggilnya. Gadis itu langsung menoleh. "Sini!" Syifa melambai-lambaikan tangannya.
"Uuungla!" Gadis yang memiliki nama baru Zettyra itu menjawab dengan sumringah, lalu berlari menuju orang yang memanggilnya.
Melihat cara berjalan maupun berlari Lala, Syifa sedikit tertegun. Baru menyadari jika gadis berambut bule itu tidak melakukannya seperti manusia normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Zettyra! [Terbit!]
General FictionBismillah, My Zettyra Open PO. Untuk pemesanan hubungi nomor yang tertera di banner, ya. Terima kasih. 💚 Ada tambahan bab di dalam versi cetak. So, jangan sampai kelewatan kisah Kak Damar sama Lala, yaaa.