Chapter 22

31.7K 5.2K 50
                                    

Chapter 22—— Kita serahkan semuanya pada tuhan.

**

"Lu sih, pake acara tarik-tarik tangan gue segala. Jadinya gue balik naik angkot, kan!" ujar Naya kesal. Bibirnya sedikit dimajukan, sebal.

Hal itu, entah kenapa membuat Keano rasanya ingin senyum-senyum terus!

"Gue sampe tiga kali ganti angkot! Mana udah malem lagi, gue kan cewek tahu!" sambungnya masih dengan nada kesal.

"Ya, gue tau lo cewek. Kata siapa lo cowok?" jawab Keano.

Naya berdecak kesal, "Rese lu!"

"Ya, maaf." balas Keano lalu terkekeh.

Sekarang, mereka sedang duduk-duduk manis di rooftop rumah sakit tempat Keano dan papa Naya dirawat sekarang. Suasananya cukup sepi, hanya ada beberapa orang itu pun jaraknya cukup jauh dengan keberadaan Naya dan Keano.

"Tapi seharusnya lo terimakasih sama gue karena gue udah nyelametin lo dari suasana canggung lo sama Yoga tadi!" Keano menonyor kepala Naya pelan, hal itu sontak membuat Naya berdesis kesal.

Naya memusatkan perhatiannya penuh pada Keano, "Eh, tunggu deh! Lo ngapain ngikutin gue jalan sama Yoga, hah?" tanya Naya dengan mata memicing.

Keano melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Naya dengan senyuman tipis. "Emangnya gak boleh?" tanya Keano.

"Ya, gak boleh lah!"

"Oh, oke." Keano mengangguk-angguk paham. "Nanti awas aja kalau gue ngilang lo nyariin!" sambungnya.

Naya melotot, "Kapan gue nyariin lo?!"

Keano tersenyum tipis, "Sering banget. Gue pura-pura gak tau aja." jawabnya dengan nada mengejek.

Pipi Naya merona merah. Cepat-cepat dia berdiri lalu kabur dari sana. Keano yang melihat lantas terkekeh pelan.

Naya yang sedang menahan malunya, tanpa sengaja menabrak bahu seorang cowok bersetelan kemeja yang digulung sampai ke siku itu. Gadis itu lantas meminta maaf kepada cowok itu.

"Maaf, mas, maaf..."

Cowok itu menatap Naya, kemudian menjawab dengan nada ramahnya. "Iya, gak papa." katanya lalu pergi begitu saja.

Naya menatap punggung cowok itu hingga akhirnya menghilang dari pandangannya. Tapi tunggu, sepertinya Naya pernah melihat cowok itu sebelumnya, tetapi dimana?

Betapa kagetnya Naya saat merasakan tangannya tiba-tiba digenggam seseorang.

"Nay, lo gak papa?" tanya Keano terlihat wajahnya terpancar ekspresi kekhawatiran.

Naya mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa sih? Gue gak papa." jawab Naya.

"Cowok yang lo tabrak barusan, namanya Januar."

Naya lantas menoleh pada Keano lalu menatap lagi jalan yang tadi dilewati Januar.

"Pantes aja auranya gak enak." ucap Naya pelan.

Oh, jadi dia yang bakalan jadi lawan gue?

Setelah mendegar batin Naya barusan, Keano menatap gadis itu penuh tanya. Apa Naya masih mau membantunya?

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang