Chapter 18

32.8K 5.3K 65
                                    

Chapter 18 — Jadi, gimana dengan kita?

**

"Lo gila Januar?" Samuel menatap Januar marah. "Lo mau album baru kita tanpa Keano?!"

Januar mematikan rokoknya dengan menekannya ke asbak, lantas cowok berumur sekitar 20-an itu menatap keponakannya santai. "Kenapa emang? Sampai kapan kita mau nungguin Keano sadar?"

"Gue yakin dia pasti sadar!"

Januar tersenyum sinis, "Yakin banget lo."

Samuel menatap tajam Januar. Dia tahu kalau Januar membenci Keano, tapi entah alasan apa yang membuat pamannya ini membenci Keano. Padahal diawal, pamannya baik-baik saja pada Keano, namun semenjak Januar mejadi manager SKY, sikapnya berubah. Dia menyesal telah memilih pamannya ini untuk menjadi manager SKY.

"Kenapa lo ngomong gitu? Seakan-akan lo tahu kalau Keano gak bakalan bangun dari koma?" tanya Samuel menaruh curiga.

"Ya, lo lihat aja sekarang gimana keadaan dia yang naik turun. Gak yakin gue bisa bertahan hidup." ujarnya santai. Januar melipat tangannya di dada. "Lagian lo harusnya seneng, kalau Keano gak ada, lo bisa dapetin Luisa." ujarnya diakhiri dengan tawa memuakkan.

Samuel menggebrak meja dengan keras hingga suaranya menggema di ruangan Januar ini. "Jaga omongan lo, ya!" Dada Samuel naik turun menahan amarah. "Gue tetap gak setuju kalau SKY ngeluarin album tanpa Keano!" sambungnya lalu pergi keluar ruangan.

Januar tersenyum sinis, "Munafik."

**

Naya tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Kemarin, kenapa dia harus memohon-mohon kepada kakeknya untuk menyelamatkan Keano? Alasan apa yang membuatnya bersikap seperti ini?

Mengingat perlakuan Keano padanya dulu harusnya sudah cukup membuat Naya berhenti untuk membantunya. Tetapi anehnya, Naya malah melakukan yang sebaliknya. Bahkan disaat sudah disuruh berhenti, dia malah ingin melanjutkan.

Ada apa dengan Naya?

Apa dia menyukai Keano?

Makanya dia tidak mau melihat Keano menghilang selamanya dari dunia ini. Atau alasan lain yang buat Naya begini?

Soal kemarin, setelah kakek Tama bilang kalau Naya tidak bisa menolong Keano. Cowok itu pamit pergi sebentar pada Naya, namun sampai saat ini dia belum kembali. Kemana perginya dia?

Apa dia mencari orang lain yang bisa menolongnya? Karena tahu Naya sudah tidak dibutuhkan lagi di sini.

"Nay, lo kenapa sih?" tanya Pica saat melihat Naya terus mengaduk-aduk mie ayamnya yang sudah hampir dingin.

"Iya, kenapa sih lo? Masih sakit?" Gisel menyentuh kening Naya, memastikan. "Enggak kok."

"Dimakan, Nay, mie ayamnya." ujar Raisa.

Naya tersenyum tipis, "Gue gak nafsu makan." ujar Naya menaruh sumpitnya di meja.

"Pake segala gak nafsu makan, biasanya makan lo banyak juga." cibir Pica sambil terkekeh.

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang