Chapter 2

46.6K 6.9K 156
                                    

Chapter 2 – Sulit untuk memaafkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 2 – Sulit untuk memaafkan.

–––

Angkutan umum yang Naya naikin sampai di depan halte rumah sakit. Naya lantas turun dan masuk ke dalam rumah sakit. Sebenarnya, Naya sedikit takut setiap masuk ke dalam rumah sakit. Tetapi karena papanya sedang sakit, dia harus bergiliran dengan mamanya berjaga di rumah sakit. Dan kali ini, giliran Naya berjaga dengan adik laki-lakinya, Malik.

Naya menggeser pintu berwarna putih itu ke samping, lalu masuk untuk menemui papanya. Di dalam ruangan itu, ada sekitar empat orang yang dirawat. Papa Naya salah satunya.

"Aduh, Kak, lama banget sih datengnya," keluh Malik lalu menaruh buku yang dia baca.

"Ya, maaf. Gue kan sekolah dulu." Naya menaruh tasnya di lantai, kemudian mencium tangan papanya. "Naya pulang, Pah."

"Besok-besok lo izin aja sekolah kayak gue." Malik nyegir lebar.

Naya menggeleng cepat, "Gak mau-mau, gue udah kelas tiga SMA." tolak Naya. "Lo juga, Lik, lo udah kelas tiga SMP, fokus sama ujian lo." ujarnya mengingatkan.

Malik menggaruk tengkuknya pelan, "Iya-iya! Lo laper gak sih, Kak?"

"Laper. Kenapa, mau gue beliin makanan?" tanya Naya yang langsung mendapatkan anggukan semangat dari Malik. "Yaudah gue keluar dulu, beli makanan." putusnya lalu berdiri.

"Asek! Baik banget kakak gue!"

Naya geleng-geleng kepala, lalu berjalan keluar.

Saat di lorong, pandangan mata Naya tidak pernah menatap ke kanan-kiri ataupun ke depan, dia menunduk menatap lantai. Tujuannya untuk menghindari 'mereka' yang suka ribet banget minta bantuan pada Naya.

Langkahnya berhenti saat ada seseorang berdiri di tengah jalan, hanya sepatunya saja yang terlihat. Kalau mukanya, Naya tidak berani menatap, takutnya bukan manusia.

Naya buru-buru menghindar dan meminta maaf pada orang itu. "Maaf, Mas. Permisi..."

Baru saja beberapa langkah, kakinya kembali berhenti saat sebuah suara menginterupsi. "Lo bisa lihat gue?"

Mampus, kan! Bener bukan manusia!

Naya dengan langkah lebar langsung berjalan cepat meninggalkan tempat itu, tetapi suara itu terdengar lagi.

"Tunggu!"

Lari, Nay! Jangan peduliin! Naya semakin mempercepat langkahnya.

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang