Chapter 20- Pesan untuk Naya
**
Naya menggigiti kukunya dengan pikirkan kosong. Masih teringat perkataan Keano kemarin yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman. Bagaimana nasibnya jika bertemu Keano hari ini? Haruskah Naya kabur? Atau bersikap biasa saja?
"Aduh.... Dia seriusan denger gak, ya?" tanya Naya pada diri sendiri.
"Denger apaan?" tanya seseorang di belakang Naya membuat gadis itu lantas menoleh kaget.
"Lu mah ngagetin gue!" ujarnya sambil mengelus dada.
Pica terkekeh pelan, "Napa sih emang?" tanya Pica, tangannya merangkul pundak Naya menuju ruang kelas mereka yang tinggal beberapa meter lagi.
Naya menghentikan langkahnya lalu menatap Pica serius. "Gue mau cerita sama lo, tapi lo janji gak bakal bilang-bilang ke orang lain!" Naya menjulurkan jari kelingkingnya yang langsung dibalas Pica.
"Gue janji!" ucap Pica serius.
Naya menarik tangan Pica masuk ke dalam ruangan kelas mereka yang masih sangat sepi, hanya ada mereka berdua di sana. Naya menunduk, Pica juga ikut menunduk. Siap untuk menggosip di pagi ini.
"Sebenarnya gue..." Naya menggantungkan ucapannya, semakin membuat Pica penasaran.
"Gue apa?"
Naya membuka mulutnya untuk kembali melanjutkan namun dikaget oleh sesuatu.
Ssssttt!
"Astagfirullahaladzim!!" pekik Naya dan Pica berbarengan, lantas menengok ke belakang. Tidak ada siapa-siapa, pintu kelas masih tertutup rapat. Alhasil mereka menatap ke atas pintu, terlihat pengharum ruangan yang otomatis akan tersemprot sepuluh menit sekali itu.
"Aje gile, kaget gue. Gue kirain siapa suit-suit!" ujar Pica sambil mengelus dada, kaget.
Detik berikutnya Naya dan Pica terkekeh bersama.
"Jadi lo mau bilang apa tadi?" tanya Pica sudah sangat penasaran.
Naya terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. Sepertinya bukan ide yang bagus menceritakan hal ini pada Pica atau teman-temannya yang lain. Bukannya tidak percaya, tapi Naya masih tidak bisa membayangkan reaksi mereka nantinya.
"Gak jadi, keburu lupa gue." kata Naya membuat Pica mengangkat alisnya bingung.
Naya nyengir lebar.
"Apaan dah, gue penasaran!" desak Pica sambil mengikuti Naya yang berjalan ke bangkunya.
"Serius deh, gue gak apa-apa."
"Masalah SPP, ya?" tanya Pica. Naya terseyum kecil, lalu menggeleng. "Terus?"
"Bukan apa-apa."
Pica sebenarnya penasaran dengan apa yang mau dibicarakan Naya, namun dia tidak bisa mendesak Naya. Mungkin, sahabatnya ini belum siap menceritakan masalahnya itu.
"Yaudah, gue gak bakal maksa lo lagi, tapi kalau udah siap cerita, jangan sungkan cerita sama gue atau yang lain." ujar Pica sambil tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL GHOST [SELESAI]
Teen Fiction(Ghost series #2) Keano adalah seorang bintang besar yang tergabung dalam satu grup bernama SKY. Nasibnya yang malang, harus membuat Keano terlibat dalam suatu kecelakaan yang membuatnya terbaring koma di rumah sakit. Roh-nya berkeliaran. Mencari se...