Chapter 16

32.9K 5.2K 114
                                    

Chapter 16— You're my...

___

"Makasih ya, Ga, udah nganterin gue ke rumah sakit." Naya memberikan helm hitam yang tadi dipakainya lalu diberikan pada Yoga yang masih duduk di atas motor.

Yoga mengangguk sambil tersenyum dibalik helm fullface-nya. "Sama-sama, semoga bokap lo cepet sembuh." ujar Yoga.

Naya menggaruk lehernya malu, "Eumm... Makasih juga udah ngajakin gue makan sama jalan-jalan." ujar Naya malu-malu.

Yoga mengangguk dan tersenyum lagi,  "Iya. Gue juga, kan, yang ngajak lo. Thanks, ya udah mau gue ajak jalan."

Naya mengangguk mengiyakan. "Gue masuk dulu, ya. Bye!" gadis itu melambaikan tangannya pada Yoga.

Baru beberapa langkah pergi, Yoga memanggil nama Naya lagi. Alhasil, Naya kembali membalikkan badannya.

"Kenapa?"

Yoga membuka helmnya, lalu beranjak mendekati Naya. Cowok tinggi itu berdiri di hadapan Naya, tangannya menyentuh kepala Naya.

Naya yang kaget, refleks mundur selangkah. "Ke-kenapa, Ga?" tanyanya gugup.

Yoga tersenyum manis lalu menunjukkan sesuatu yang dia bawa. Sebuah jepit rambut berwarna putih berbentuk pita.

"Gue beli ini tadi," ujar Yoga menyodorkan jepit rambut itu pada Naya. "Buat lo." sambungnya.

"Buat gue?"

Yoga mengangguk. "Gue pakaiin, ya." kata Yoga. Tanpa menunggu persetujuan Naya, cowok jangkung itu langsung memasangkan jepit rambut itu di rambut Naya. "Cantik." ujar Yoga setelah memasangkannya.

Naya mengangkat kepalanya, menatap Yoga yang lebih tinggi darinya. "Apanya yang cantik?" tanya Naya.

"Lo-nya." jawab Yoga sambil tersenyum.

Pipi Naya blushing seketika, hal itu membuat senyum Yoga semakin lebar.

"Apaan sih!" ujar Naya menahan malu. Dia menutup pipinya yang memerah.

Yoga terkekeh pelan, "Yaudah, gue balik dulu, ya!" pamit Yoga dan langsung dibalas anggukan oleh Naya.

Setelah melihat motor Yoga benar-benar pergi, Naya menghembuskan nafasnya lega. Sumpah, saat tadi bersama Yoga, Naya gugup sekali. Pertama kalinya dia diajak jalan sama cowok, jadinya gugup banget seperti ini.

Tak mau ambil pusing, Naya melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah sakit untuk menjenguk papanya. Sampai lah dia di lorong yang menuju kamar inap Keano, langkahnya sengaja dipelankan. Naya melirik sekilas kamar inap Keano dengan ujung matanya, namun sayangnya tidak terlihat apa-apa.

Bruk!

Tanpa sengaja Naya menabrak bahu seorang laki-laki berjas hitam dan menjatuhkan barang yang dibawa laki-laki itu. Naya dengan sigap mengambil barang yang terjatuh tadi lalu memberikannya pada laki-laki itu.

"Maaf mas, saya gak sengaja." ujar Naya lalu mengangkat kepalanya, menatap laki-laki itu.

"Gak papa." ujarnya ramah.

Aneh. Walaupun orang ini bersikap ramah padanya, tapi Naya merasakan aura negatif yang sangat kuat dari orang di hadapannya saat ini. Naya pun rasanya tidak betah lama-lama dekat dengan laki-laki itu.

"Saya permisi dulu." pamit laki-laki itu lalu meninggalkan Naya.

Naya lantas menoleh ke belakang, terlihat laki-laki itu masuk ke dalam ruangan Keano. Entah siapa orang itu, tapi Naya rasa dia orang yang memiliki niat jahat pada Keano. Aura laki-laki tadi hampir sama negatifnya dengan makhluk seram yang membelenggu Keano.

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang