Chapter 14

34.1K 5.5K 152
                                    

Chapter 14 — Tanggung jawab dan Resikonya.

____

"Lo adik kelas gue waktu SMP, kan?" Luisa menunjuk wajah Naya dengan kening berkerut bingung. Naya menelan ludahnya kasar. "Kenapa lo keluar dari sana?" tanyanya lagi.

Naya meresmas ujung roknya, keringat dingin sudah membasahi telapak tangannya. "Eu..." Naya menggantungkan ucapannya.

"Sa, ngapain?"

Suara itu berasal dari belakang Naya. Naya menoleh, matanya melotot kaget. Waduh mampus ada Samuel lagi!

"Kabur aja, Nay!" ujar Keano yang dari tadi diam saja. Naya menggeleng cepat.

Ini bukan waktunya untuk kabur. Sudah terlambat.

"Ini ada--"

"Oh!" kali ini Samuel yang menunjuk wajah Naya sambil mengingat-ngingat wajah gadis yang tampak familiar ini. "Lo... Naya, kan? Adik kelas waktu SMP?"

Naya terdiam sejenak lalu mengangguk kaku.

"Pertanyaan gue yang tadi belum lo jawab," ujar Luisa membuat Naya semakin terpojok. "Ngapain keluar dari ruangan itu?"

"Salah masuk ruangan, maaf." jawab Naya ngeles.

"Salah masuk ruangan?" ulang Luisa. Naya mengangguk. Matanya melirik ke arah pintu, dua bodyguard tidak ada di sana. "Bodyguardnya ke mana, Sam?" tanyanya pada Samuel.

"Lagi istirahat kali," jawab Samuel.

Luisa kembali menatap Naya, "Lo lihat Keano, kan, di dalem sana?" tanya Luisa sedikit berbisik. Naya mau tidak mau mengangguk. "Gue yakin lo bisa jaga rahasia. Jangan nyebarin berita kalau Keano lagi sakit sekarang. Lo tahu sendiri kalau Keano sekarang itu publik figur." sambungnya.

Keano melirik Naya yang menunduk, sedikit ketakutan. Dia jadi teringat bagaimana Naya selalu menunduk seperti jika bertemu dengannya saat SMP dulu. Keano terlalu jahat pada Naya dulu.

"Kalau berita macem-macem kesebar, berarti lo biangnya." ujar Luisa terdengar mengancam.

Lagi-lagi Naya hanya bisa mengangguk.

"Ayo, Sam." Luisa menarik lengan Samuel masuk ke dalam ruangan itu, namun terhenti saat Naya bersuara.

"Luisa!" panggil Naya dengan mengumpulkan keberaniannya. Luisa menoleh lalu tersenyum miring. Gadis itu sudah berani memanggil namanya tanpa embel-embel kakak. "Lo percaya gue bisa lihat hantu?" tanya Naya.

Luisa terdiam. Dia baru ingat kalau Naya dulu sering dibully-nya dukun. Tapi jujur saja, Luisa tidak benar-benar percaya. Banyak penipu di luar sana.

"Tergantung, kalau lo bisa buktiin gue percaya."

"Gue bisa bantu buat Keano kembali sadar," ujar Naya lalu melirik Keano. "Dia ada di pinggir gue."

Keano melotot kaget.

Luisa tersenyum miring. "Lo pikir gue bakalan percaya? Bilang aja lo mau modus. Lo fansnya Keano, kan?" Luisa berjalan ke arah Naya lalu berbisik, "Dasar dukun tukang boong." bisiknya pelan.

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang