Chapter 27

31.4K 5.2K 176
                                    

Chapter 27 — Aku dan cowok misterius itu.

**

Naya masuk ke dalam kelas dengan langkah tak bersemangat. Matanya sembab karena habis menangis semalaman. Naya duduk di samping Pica selepas menaruh tasnya di atas meja.

"Nay, are you okay?" tanya Pica melihat kekusutan di wajah Naya.

Naya mengangguk pelan. "I'm okay."

"Muka lo kenapa kusut banget? Mata lo juga sembab. Abis nangis lo semalem?" timpal Gisel yang duduk di hadapan Naya dan Pica.

Gadis itu tidak menjawab, malah helaan napas berat yang terdengar dari mulutnya.

Ada masalah deh kayaknya dia. Ujar Pica tanpa suara pada Gisel dan Raisa. Mereka berdua mengangguk setuju.

"Kalau ada masalah, lo bisa cerita-cerita sama kita, Nay. Siapa tahu kita bisa bantu," ucap Raisa dengan senyum lembutnya.

Naya menoleh pada teman-temannya lalu tersenyum, "Gue gak apa-apa, serius deh." jawab Naya.

"Yaudah kalau belum mau cerita gak apa-apa. Nanti pokoknya kalau udah siap cerita, lo ceritain deh semuanya ke kita-kita." tambah Pica sambil menepuk pundak Naya pelan.

Naya mengangguk. "Makasih, ya."

"Eh, pulang sekolah ini siapa yang mau ikut pergi ke perpustakaan kota sama gue dan Raisa?" tanya Gisel menawarkan niatnya yang akan pergi ke perpustakaan sore nanti.

Pica mengangkat tangannya, "Gue mau ikut!"

Gisel melirik Naya, "Lo gimana, Nay?" tanya Gisel.

Naya menimbang-nimbang sebentar, kemudian mengangguk. Lagi pula, di rumah juga dia tidak ngapa-ngapain, mending sekalian belajar saja dengan teman-temannya.

**

Sudah hampir pukul 7 malam, tapi Naya dan kawan-kawan masih berada di dalam perpustakaan. Sibuk belajar dan sesekali menggosipkan apapun itu. Entah kesambet apa, teman-teman Naya ini tiba-tiba ingin belajar bareng seperti ini.

"Btw, album SKY rilis sekitar semingguan lagi 'kan, ya?" tanya Pica sambil memasukkan alat-alat tulisnya ke dalam tas. Sepertinya, sesi belajarnya sudah selesai.

Gisel mengangguk. Sama seperti Pica, Gisel dan Raisa juga sedang memasukkan alat-alat tulisnya ke dalam tas, kecuali Naya yang masih bergeming dengan buku tulisnya.

"Gak sabar banget gue!" pekik Pica kegirangan.

"Jemputan gue udah di depan katanya, gue balik duluan, ya!" kata Raisa lalu melangkah duluan keluar perpustakaan. Ketiganya dadah-dadah singkat hingga Raisa tak terlihat lagi.

Kini giliran Gisel yang berdiri, "Ayah gue udah jemput juga. Balik duluan ya guys!" pamit Gisel lalu melenggang pergi.

"Lo gak beres-beres, Nay?" tanya Pica menatap Naya bingung.

Naya mengangkat kepalanya, lalu menggeleng. "Lo duluan aja, ini ada beberapa soal lagi belum gue kerjain. Tanggung, kan, sayang." jawab Naya.

Pica mengerutkan keningnya bingung dengan sikap Naya yang aneh seharian ini. Gadis itu tidak banyak bicara sejak pagi tadi. Ada masalah apa sih sebenernya?

"Perpusnya tutup jam 8 loh, Nay. Ini udah jam 7. Lagian orang-orang udah pada mau pulang juga, serem tahu di sini." Pica melirik sekitar sambil bergidik ngeri.

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang