Chapter 1

53.3K 7.1K 125
                                    

Chapter 1 – Luka yang membekas di keningku, juga membekas di hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 1 – Luka yang membekas di keningku, juga membekas di hati.

––

"Tunggu, Pak!!" teriak Naya saat Pak Herman–satpam SMA Merdeka 1, ketika hendak menutup gerbang sekolah.

Pak Herman menghela nafasnya sambil menatap Naya berlari terburu masuk ke dalam gerbang, "Si eneng lagi, si eneng lagi."

Naya nyengir lebar, "Makasih, Pak!" teriaknya lalu berlari ke arah lorong kelas. Fiuhh, hampir saja kesiangan. Kalau sampai kesiangan lagi kali ini, Mama Naya pasti akan dipanggil ke sekolah!

Naya mengintip jendela kelasnya dengan hati-hati, takutnya sudah ada guru, beruntungnya guru yang mengajar belum datang ke kelas. Terlihat di dalam kelasnya, XII IPA 1, penghuni kelas itu sedang ribut-ribut entah meributkan apa.

Naya terseyum jahil. Ini saatnya mengerjai mereka. Hahaha..

Bugh!

Ditendangnya pintu itu dengan keras, lantas penghuni di kelas itu langsung sigap duduk ke tempat masing-masing dengan raut wajah kaget bukan main.

"Ah elah si Naya! Gue kira guru!" protes Pica langsung melempar gulungan kertas ke arah Naya.

"IYA HUH!!"

Naya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi mereka yang terlihat sangat kaget dan waspada. Dia memegang perutnya yang sakit akibat terlalu banyak tertawa lalu duduk di samping Pica. Sampai di bangku, tawanya belum reda.

"OMG LIAT NAYA SKY NGELUARIN SINGLE BARU!!" Gisel mendekat sambil menunjukkan ponselnya pada Naya.

Dalam satu detik, tawa Naya hilang seketika. Ekspresinya langsung berubah dingin.

Raisa memukul lengan Gisel pelan, "Ih, Gisel! Udah tahu Naya benci banget sama SKY!" ujar Raisa yang langsung dibalas cengiran oleh Gisel.

Memang, di antara Gisel, Raisa, Pica, hanya Naya yang tidak suka dengan grup band itu. Sampai sekarang mereka belum mengetahui alasan Naya sangat membenci SKY.

"Nay, lo lihat dulu deh nih MV-nya, keren banget tahu! Lagunya juga enak banget didenger, cepet nempel di otak!" Gisel menaruh ponselnya di atas meja Naya.

Naya melirik ponsel Gisel sebentar, terlihat empat orang yang paling Naya hindari saat SMP kini menjadi bintang besar yang foto dan lagunya tersebar di mana-mana. Tangan Naya mengepal di bawah meja.

"Bawa pergi sana!" Naya menggeser ponsel Gisel jauh-jauh darinya dan hampir saja terjatuh ke lantai. Untung Pica dengan sigap menangkapnya.

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang