Chapter 7

36.8K 5.7K 85
                                    

Chapter 7 – Akibat dari mengusik kehidupan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 7 – Akibat dari mengusik kehidupan mereka

–––

"Angkat kepalanya yang bener!!" teriak Pak Marco– guru olahraga kelas 12 di SMA ini, kini tengah berdiri di tempat biasanya para pengibar bendera berdiri saat mengibarkan bendera pada hari Senin.

Beliau memperagakan bagaimana cara pemanasan yang baik kepada muridnya yang sudah kepanasan di tengah lapangan.

"Aduh ini kapan selesainya sih pemanasan!" gerutu Gisel yang sudah tidak kuat.

"Iya ih sumpah! Ini sunscreen gue udah luntur lagi kayaknya!" timbal Pica juga ikutan bergerutu.

Pica dan Gisel menoleh pada Naya dan Raisa yang diam saja. Kalau Raisa sih emang pendiam, tapi Naya sudah seminggu ini diam terus seperti orang banyak pikiran.

Pica mencolek bahu Raisa pelan, gadis berkulit pias itu menoleh, kini pipinya sudah kemerahan. "Apa, Ca?" tanya Raisa. Pica hanya memberi kode dengan menunjuk Naya dengan dagunya.

Raisa menatap Naya yang sedang menatap depan dengan tatapan kosong. Sudah seminggu ini, Naya jadi gadis pendiam seperti ini.

"Nay, kenapa?" tanya Raisa lembut.

Naya tersadar, lalu tersenyum kikuk pada Raisa. "Enggak, gue gak papa, Ra. Cuman sedikit pusing aja." jawab Naya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya yang kepanasan.

"Mau gue anter ke UKS?" tanya Raisa yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Naya.

"Lo sakit, Nay?" tanya Pica.

Naya menggeleng, "Enggak, gue gak sakit. Cuman sedikit pusing aja."

"YANG DI BELAKANG! KENAPA NGOBROL?!!" teriak Pak Marco membuat keempatnya langsung menoleh. Kini semua mata tertuju pada keempatnya.

"Naya sakit, Pak!" balas Pica.

"Benar Naya kamu sakit?" tanya Pak Marco sambil berjalan ke arah Naya.

"Jawab iya, Nay! Biar kita-kita anter lo ke UKS terus tiduran sampe istirahat!" seru Pica semangat empat lima.

Pak Marco sudah berdiri di depan Naya, matanya meneliti wajah Naya yang pucat. "Kamu sakit?"

"I-iya, Pak.."

Pak Marco mengangguk, lalu menoleh pada teman-teman Naya. "Ka--"

IDOL GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang