Chapter 25——Memiliki kamu itu, sebuah kemustahilan.
**
Canggung.
Rasanya benar-benar canggung berada di hadapan kedua orang tua Keano seperti ini. Ditambah tatapan papa Keano yang menusuk dan penuh intimidasi. Membuat Naya rasanya ingin kabur saja dari tempat ini.
Papa lo serem amat jir! Batin Naya.
Keano yang berdiri di samping Naya terkekeh kecil. "Siapa suruh mau aja diajak ngobrol. Gue aja jarang ngobrol sama mereka."
Sialan lo!
Mahen berdeham pelan, kedua tangannya dilipat di atas meja cafe. Kedua matanya menatap Naya.
"Saya dengar dari Samuel, kamu bisa ngeliat hantu. Apa itu benar?" tanya Mahen.
Naya menelan ludahnya susah payah, lalu mengangguk. Kemana keberaniannya saat masuk ke dalam ruangan Keano tadi?!
"Iya, Om."
"Bisa buktikan pada saya?" Mahen mengangkat alisnya sebelah.
Keano berdecak kesal. Papanya memang orang yang tidak mudah percaya pada seseorang. Jangankan pada Naya, pada anaknya sendiri pun tidak percaya.
Naya menghela napasnya pelan. Dia sering sekali diragukan seperti ini. Dikatai gila atau dukun sekalipun Naya sudah pernah. Jadi pertanyaan seperti ini Naya sudah biasa mendengarnya.
Mata gadis itu menatap ke arah Lolita, Naya tersenyum tipis padanya sebentar yang dibalas hangat oleh Lolita. "Maaf tante sebelumnya, apa tante tadi ngelewatin tol ke sini?" tanya Naya.
Lolita mengangguk pelan, "Iya, tadi saya dan suami saya ke sini lewat tol. Memangnya kenapa?"
"Ada yang ikut, di kilometer 42." jelas Naya.
"Ikut?" Lolita menengok ke belakang. "Siapa?"
"Perempuan. Korban kecelakaan di sana tahun 2015, mukanya.... maaf, hancur sebelah." ujar Naya langsung membuat Lolita menegang seketika. Pantas saja bahunya berat. "Kalau tidak percaya bisa cek di internet kecelakaan di km 42 tahun 2015."
Mahen melipat kedua tangannya di dada sekarang. "Oke, saya percaya."
"Bantuin nyokap gue dong!" kata Keano menatap ngeri hantu yang ada di belakang Lolita. Mana bentuknya sangat tidak mengenakkan sekali lagi.
Lo usir aja sendiri! Gue udah lemes tahu! Balas Naya sambil menyembunyikan tangannya yang bergetar. Bukan, ini bukan hanya karena duduk di hadapan orang tua Keano, tapi karena Naya sudah lemas gara-gara tadi. Naya juga belum mengisi perutnya sejak siang tadi.
Keano menepuk pundak Naya dan langsung ditepis gadis itu. Hal itu membuat kedua orang tua Keano menatap Naya aneh.
"Siapa yang ada di sebelah kamu?" tanya Mahen.
"Keano," jawab Naya.
Lolita melotot kaget, sampai-sampai dia menutup mulutnya. Beberapa detik kemudian air matanya jatuh. "Benar di samping kamu ada Keano?"
Naya terdiam sebentar, menatap ekspresi sedih dari mama Keano, kemudian mengangguk pelan.
"Dia sedang mendengarkan pembicaraan kita saat ini?" tanya Lolita lagi.
"Iya," Naya menoleh sebentar pada Keano lalu menatap Lolita lagi. "Dia lagi lihatin tante sekarang."
Tangis Lolita semakin menjadi, tak percaya putranya akan seperti ini.
"Jangan nangis mah." kata Keano.
"Jangan nangis kata Keano tante," ujar Naya menyampaikannya pada Lolita.
Lolita mengangguk pelan, tapi air matanya masih saja berjatuhan. "Kembali Keano, mama mau kamu kembali. Kembali pada kami lagi. Mama mohon..."
Mahen yang sedari tadi diam, kembali bersuara. "Kamu bisa membantu Keano? Saya akan memberikan apapun buat kamu."
Naya menggeleng pelan, "Saya gak yakin bisa bantu dia, tapi saya-"
Lolita menggenggam tangan Naya erat, "Tante mohon bantu Keano, ya.." ujarnya dengan suara bergetar.
Naya paling tidak bisa melihat ekspresi keputusasaan seperti ini. Naya pernah memohon seperti ini saat itu pada Keano, memohon agar Keano berhenti membully-nya.
"Saya berikan apapun itu," ulang Mahen.
"Saya...."
"Jangan Nay," potong Keano. "Lo udah banyak menderita karena gue, dan gue gak mau lo menderita lebih lagi karena gue." sambungnya.
"Bagaimana? Kamu melakukan yang terbaik untuk Keano, dan saya akan berikan yang terbaik untuk kamu juga." tawar Mahen.
Naya menunduk sebentar, sebelum akhirnya mengangkat kepalanya lagi menatap Mahen. "Baik, saya setuju."
"Gue bilang jangan, Nay!" tegas Keano. Dia yakin, papanya akan melakukan lebih dari ini. Naya tak menggubris.
Mahen tersenyum puas. "Apa yang kamu mau?"
"Saya mau kuliah om,"
Pria berumur 40 tahun itu mengangkat alisnya, "Kuliah?" ulangnya. Naya mengangguk. "Baiklah, saya akan membiayai uang sekolah kamu."
"Satu lagi om," ujar Naya cepat. Sebenarnya Naya benci menjadi orang seperti ini.
"Apa?"
"Saya mau om membiayai operasi papa saya." sambung Naya.
"Baiklah." Mahen mengangguk setuju. "Tapi saya juga punya satu syarat buat kamu,"
Naya menatap Mahen penuh tanya, "Apa om?"
"Mudah sekali, saya mau setelah Keano sadar nanti, kamu tidak akan pernah menemui dia lagi."
Lidah Naya kelu. Tangannya yang ada di atas rok digenggamnya erat. "Kenapa om?"
"Karena setelah Keano sadar nanti, saya akan menikahi Keano dengan Luisa." ujar Mahen.
**
a.n; Yok tim KeanoNaya mundur!!!
Jangan lupa meninggalkan jejak ya bepsssss 😚💜💜
Deasm
Sukabumi, 29 Januari 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL GHOST [SELESAI]
Jugendliteratur(Ghost series #2) Keano adalah seorang bintang besar yang tergabung dalam satu grup bernama SKY. Nasibnya yang malang, harus membuat Keano terlibat dalam suatu kecelakaan yang membuatnya terbaring koma di rumah sakit. Roh-nya berkeliaran. Mencari se...