Chapter 8 – Ada banyak hal yang membuat marah seseorang.
–––
Saat keluar dari UKS, Naya sedikit ngeri dengan suasana yang terjadi sekarang. Aura tidak enak menyeruak memenuhi sekolah. Bahunya berat. Dadanya sedikit sesak. Mungkin, orang lain tidak bisa melihat apa yang Naya lihat sekarang. Tetapi Naya berbeda, kalian tahu itu.
Perbanyak bersyukur mata batin kalian masih ditutup Tuhan.
"Nay, itu Gisel!" teriak Pica sambil menunjuk Gisel yang sedang dipegangi oleh teman-teman yang lain. Gadis itu tengah menangis tersedu-sedu seperti baru saja diputus oleh pacarnya.
Di lapangan, sekitar empat sampai lima orang yang kesurupan. Sedangkan yang paling heboh itu anak kelas XII IPS 5. Dimulai dari yang menangis, sampai yang meraung-raung tidak jelas sambil berbicara ingin 'tempat' mereka dikembalikan.
Naya, Raisa dan Pica langsung menghampiri Gisel.
"Kalian banyakin istighfar, jangan ngelamun! Oke?" ujar Naya pada teman-temannya. Mereka mengangguk cepat. "Sel!" Naya mengguncang bahu Gisel.
"BALIK KEUN TEMPAT AING! (Kembalikan tempat saya!)" teriak Gisel tiba-tiba, yang tadinya menangis langsung beringas begini.
"Si Gisel sejak kapan bisa bahasa Sunda? Dia'kan orang betawi," bisik Pica pada Raisa.
"Dia'kan lagi kesurupan, Ca!" gemas Raisa. Pica hanya nyengir lebar.
Naya menggaruk tengkuknya pelan. Jujur saja dia bingung harus melakukan apa, ini pertama kalinya dia menghadapi orang kesurupan secara langsung. Dia juga tidak mengerti apa yang dikatakan Gisel tadi.
"LAMUN SARARIA TEU NGEMBALI KEUN TEMPAT AING DEUI?! KU AING DIGANGGU SIAH JEMELA DIDIEU!! (Kalau kalian semua gak ngembaliin tempat saya lagi?! Saya ganggu orang-orang di sini!!)" teriak Gisel lagi.
Bisa putus pita suara Gisel, Batin Naya.
"SIA NGOMONG NAON TADI?!! (Kamu bilang apa tadi?!!)" teriak Gisel sambil melotot ke arah Naya.
Naya menggeleng cepat, "Enggak, enggak! Saya gak bilang apa-apa!" sahut Naya cepat. Serem amat....
"MINGGIR MINGGIR! BERI JALAN!!" teriak Pak Herman menginterupsi agar kerumunan-kerumunan yang mengerumuni orang kesurupan agar segera menyingkir.
Dari arah parkiran, terlihat sekitar sepuluh ustad masuk ke area sekolah. Mereka menangani satu persatu murid yang keserupan, termasuk Gisel.
"Panen nih kayaknya Pak Ustad!" ujar Pica sambil cengar-cengir tidak jelas. Naya lantas mencubit lengan Pica pelan. "Sakit, Nay!"
"Pelanin suara lo, Ca! Udah tahu suara lo bisa kedengaran sampe satu RT." seru Naya. Lagi-lagi Pica nyengir.
Terlihat Gisel sudah terkapar lemas dan tidak meraung-raung lagi. Naya dan teman-temannya lantas menggotong Gisel untuk dibawa pulang seperti yang diintrupsikan ustad tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL GHOST [SELESAI]
Fiksi Remaja(Ghost series #2) Keano adalah seorang bintang besar yang tergabung dalam satu grup bernama SKY. Nasibnya yang malang, harus membuat Keano terlibat dalam suatu kecelakaan yang membuatnya terbaring koma di rumah sakit. Roh-nya berkeliaran. Mencari se...