Warna apa yang biasa kau gunakan untuk menggambarkan dunia dan isinya? Biru, hijau, merah, jingga, atau ungu? Apa pun warnanya selalu terlihat indah, bukan? Kau bahkan bisa menatapnya dengan puas setiap hari.
Akan tetapi, bagi sebagian orang hal biasa seperti 'melihat' tak bisa mereka lakukan. Kalian tau karena apa? Iya, kalian benar. Semua itu karena mereka tak mampu lagi untuk menfungsikan mata. Indera penglihatannya tak berkerja sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh Tuhan.
Beruntung, untuk kalian yang bisa bebas melihat indahnya ciptaan Tuhan, tapi malang untuk mereka yang tak bisa melakukan itu. Hidupnya diselimuti gelap tanpa akhir, di dunia mereka hanya ada satu warna, hitam.
Sebagaimana halnya yang terjadi pada sosok remaja lelaki yang kehilangan kemampuan untuk melihat akibat kecelakaan fatal yang menimpanya sekitar beberapa bulan silam.
Meski baginya dunia tak lagi tampak berwarna, ia tak menyerah pada keadaan begitu saja. Setidaknya, masih ada banyak orang yang menyayanginya dengan begitu tulus. Prinsipnya juga begitu kuat, dirinya sampai bertekad untuk tetap mencintai diri sendiri apa pun keadaan yang disandangnya.
Tak... Tak...
Tongkat dengan dominan warna putih berpolet merah itu mengetuk-ngetuk jalanan guna membimbing si empunya untuk melangkah tanpa terantuk batu atau pun bertabrakan dengan benda dan juga manusia lain.
"Sstt, lelaki itu 'kan yang selalu mendapat rangking paralel"
"Iya, benar. Eh tapi, dia kan buta, jangan-jangan nilainya dikatrol sama Guru. Secara gitu, walinya dia kan penyumbang dana terbesar di sekolah ini "
"Woah, bisa jadi tuh"
"Masa bodoh sih walau buta asal ganteng dan kaya, aku juga mau"
"Nglamar jadi pacarnya sana"
"Ehmm, nggak jadi deh. Bukannya dimanja ntar aku malah jadi penuntun jalan lagi"
"Eh, si buta lewat, awas minggir!"
Kata-kata kasar sampai tawa yang mengejek sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Tak apa, pemuda itu tak pernah mempermasalahkannya. Toh, yang mereka katakan itu sesuai pada kenyataan yang ada.
Memang, ia satu-satunya siswa penyandang tunanetra di sekolah bertaraf internasional itu, tapi bisa dikatakan ia memiliki prestasi yang cemerlang bahkan sampai mengalahkan siswa lain yang berfisik normal. Oleh sebab itu, banyak sekali yang iri kepadanya. Jadi ya, maklum saja.
"Ngomong apaan kalian barusan? Sini ngomong di depan ku" hardik seorang yang bernotabene sahabat karib si difabel netra.
Gerombolan yang berjulid ria tadi bungkam seketika dan berhamburan pergi. Mereka pastinya khawatir sosok yang terkenal temperamen itu akan menerkam mereka dengan cakar tajamnya.
"Taehyunie, tak perlu marah...."
Memicingkan mata dengan sinis, Taehyun melipat tangannya di depan dada, "Tak perlu marah katamu? Yaa, Jeon Soobin apa kau sudah tak waras!"
Yang dibilang tak waras malah menarik kedua sudut labiumnya membentuk lengkungan lebar, "Biarkan saja"
"Cih, rasanya mau ku tonjok mulut kotor mereka satu persatu" serapah Taehyun yang berusaha menekan amarahnya. Ia tak pernah bisa melihat Soobin dihina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Pending[Spin-Off Half Of Me] [SoobinXArin]
FanfictionDua orang terkasih yang amat sangat berharga baginya dikabarkan menghilang bahkan sempat santer terdengar bahwa mereka sudah tiada, namun baginya selama dua orang itu belum pulang walau hanya berwujud jasad ia menganggap mereka masih hidup dan baik...