°Disease°

77 17 2
                                    


"Kenapa Paman bersikap aneh" todong Yeonjun tiba-tiba sesaat setelah ia menapakkan kaki di tempat yang ia sebut rumah.

Yang ditodong mengernyitkan dahi dalam, tak paham, "Aneh? Aneh bagaimana?"

"Ya aneh, kenapa Paman ribut sekali masalah masa depan Yewon?"

Paman Hwang mendengus keras, lantas ia mengibaskan telapak tangannya memberi isyarat Yeonjun untuk mendekat.

Pletak! "Aishh" ringis Yeonjun seraya mengelus kepala yang baru saja mendapat anugerah.

"Kau bodoh, ya? Paman sedang membantumu"

"Membantu dalam hal apa?"

Terdiam, Paman Hwang menyorot Yeonjun lekat, "Mematikan mental anak tak tau diri itu" ujarnya diselipi senyum kecil yang mengintimidasi.

"Mematikan apa?"

Berdecak kesal, Paman Hwang nyaris memukul kepala Yeonjun untuk kali kedua, "Kenapa sifat bodoh yang dimiliki Ibumu harus kau tiru, sih!"

"Tujuan Paman berbicara seperti tadi hanya ingin membuat anak itu menjauh dari Yewon dengan sendirinya, jadi kau bisa leluasa mendekati Yewon" sambungnya.

Bahu Yeonjun merosot turun, rautnya menampilkan ekspresi rumit, "Paman tak perlu melakukan itu"

"Mengapa?"

"Aku tak ingin Yewon menerimaku dengan terpaksa"

"Jadi, kau mau mengalah?"

Netra Yeonjun menatap hampa dinding bercorak coklat pastel tempat dimana foto Ibunya berada. Wanita paling berarti dalam hidupnya itu menampilkan senyum cantik yang selalu ia rindukan. Perlahan kedua sudut bibirnya terangkat samar, seolah menyiratkan kegetiran dalam lubuk terdalam.

"Mengalah? Aku tak pernah menyebutnya seperti itu. Lagi pula sebutan itu hanya bisa dikatakan saat aku memiliki sesuatu dan orang lain merebutnya. Sedangkan aku, Paman juga tau dari awal aku tak memiliki apa-apa"

Melangkahkan kaki mendekat, Paman Hwang menepuk bahu Yeonjun pelan, "Tentu saja kau memiliki sesuatu, harapan dan do'a Ibumu. Apa kau tak ingat pesan terakhir dari nya?"

Mengangguk pelan, Yeonjun menjawab, "Aku ingat Paman"

"Sebutkan!"

"Bahagia, Ibu ingin aku bahagia"

"Lalu? Apa yang membuatmu bahagia?"

Dengan pelupuk yang sudah digenangi air mata, Yeonjun menatap lekat Pamannya, "Yewon" singkatnya.

"Kalau begitu perjuangkan! Rebut hati Yewon buat dia berpaling dari anak itu"

"Memangnya aku bisa?"

"Tentu saja kau bisa, percayakan yang lain pada Paman. Fokus saja pada Yewon, hanya pada Yewon, mengerti!"

Merespon dengan anggukan, Yeonjun memandangi punggung sang Paman yang berjalan menuju dapur sampai hilang dari bingkai penglihatan.

Kepalanya dipenuhi berbagai pertanyaan hingga menjadi kusut dan sulit ia uraikan. Yewon, gadis ceria yang selalu memberikan senyum terbaik saat Yeonjun dalam kesulitan. Gadis periang yang selalu punya cara untuk menghibur hatinya yang kerap dilanda gelisah, dan gadis manis yang selalu menjadi bunga tidur disetiap malam.

Sudah pasti Yeonjun ingin memiliki keindahan itu untuk dirinya sendiri. Ya, Yeonjun tak akan menyerah dan mengalah untuk siapapun.



 Ya, Yeonjun tak akan menyerah dan mengalah untuk siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Pending[Spin-Off Half Of Me] [SoobinXArin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang