°Condiment°

133 19 5
                                    


"Rindu itu emosi yang paling merepotkan,
selalu saja bertambah tanpa tau caranya
untuk berkurang"

••••••••••••••••••••••••••••••

Prak!

Soobin melempar ponselnya pada dashboard mobil setelah mematikan panggilan secara sepihak. Tiga makhluk abstrak yang terus saja mengoceh tanpa henti itu membuat kepalanya mendadak pening.

Menghempaskan punggung di sandaran jok mobil, Soobin mengurut pelan pelipisnya dengan harapan pening itu akan segera menghilang. Yoongi yang tak jua kembali membuat dirinya kian kesal.

"Paman belanja atau tidur, sih! Kenapa lama sekali?!" Gerutunya.

"Tolong! Tolong hentikan dia! Dia merampas tasku!!"

Diam, Soobin menajamkan pendengaran. Ia tadi seperti mendengar seseorang tengah meminta tolong, dan benar saja suara itu makin jelas terdengar. Tak ingin membuang waktu, Soobin bersegera memusatkan pikirannya untuk mengira-ngira jarak.

Pertama Soobin menganalisis gerak angin guna merasakan perambatan bunyi dari seseorang yang masih berteriak-teriak minta ditolong. Kemudian dengan panduan suara derap langkah yang kian mendekat memberikan Soobin gambaran bahwa jarak si pencopet dengan dirinya tidaklah jauh sekitar 100 m dari arah utara.

Tepat, sekarang ini ia berada di arah berlawanan dengan si pencopet itu membuatnya memiliki peluang besar untuk meringkus. Menghela napas dengan dalam, Soobin bersiap untuk menghitung mundur.

"3..... 2..... 1!"

Buagh!

Si pencopet terpental sampai jatuh tersungkur karena Soobin membuka pintu mobil secara tiba-tiba, yah! Memang itu sih tujuannya.

"Yaa! Kembaliakan tasku! Dasar keparat, kau tak tau gimana susahnya cari uang, hah!" Cerocos seorang gadis pemilik tas dengan napas yang masih terengah.

Dengan segala kekuatan yang masih dimiliki, si gadis merebut kembali tasnya sambil sesekali memberikan pukulan pada si pencuri yang masih tergeletak kesakitan di tanah.

Selepas puas memukuli, gadis itu mengalihkan atensi pada Soobin yang masih diam tak bergerak di dalam mobil, pun ia memutuskan untuk menghampirinya.

Membungkukkan badan, si gadis bersuara, "Terima kasih sudah menolong"

"Tak masalah, aku hanya kebetulan ada di sini" balas Soobin dengan nada yang begitu ramah.

"Oh, kamu!" Pekik gadis itu tiba-tiba.

Dahi Soobin mengerut dalam, "Kau mengenalku?"

"Te-tentu saja" gadis itu tergugup

"Aku juga bersekolah di Kooku, salam kenal namaku Nam Yewon" imbuhnya seraya mengulurkan tangan.

"Oh, hai..." singkat Soobin disertai anggukan kepala.

Yewon menepuk dahinya pelan, ketika ia sadar bahwa Soobin pasti tak bisa melihat uluran tangannya.

"Ehmm, sekali lagi terima kasih" cicit Yewon yang menjadi salah tingkah sendiri.

"Sama-sama" balas Soobin disertai senyuman tipis yang menghiasi bibirnya.

Terpana, rahang Yewon nyaris jatuh dibuatnya, "Padahal aku melihatnya setiap hari, tapi saat dekat begini kenapa dia terlihat tampan sekali" gumamnya pelan sambil heboh sendiri.

"Apa?"

"Hah? Apanya yang apa?" Kaget Yewon.

"Kamu tadi mengatakan sesuatu"

Happy Pending[Spin-Off Half Of Me] [SoobinXArin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang