Langit gelap menyapa, menandakan hari sudah melewati senja. Soobin dan Yewon mengakhiri hari bahagianya dengan saling menautkan genggaman menelusuri jalan tempat rumah Yewon berada.
Tak rela, tapi mereka harus menyudahi kebersamaan ketika tiba di rumah Yewon nanti. Belum ingin cepat berpisah, baik Yewon maupun Soobin mengurangi kecepatan langkah kaki. Menikmati suasana petang hari bersama kekasih akan tetap terasa manis walau menghirup udara tak higienis.
Berulang kali Yewon membumbungkan helaan napas pasrah. Ia tak mau berpisah dari Soobin. Inginnya bisa terus bersama, melihat parasnya yang tampan sepuasnya. Seandainya mereka sudah menikah, pasti menyenangkan bisa menggenggam tangan hangat itu selama mungkin. Kemana-mana berdua, tidur pun bersama. Membayangkannya saja sudah.... Oh! Hentikan. Yewon memukul pelan kepalanya yang dipenuhi polusi. Bisa-bisanya ia hampir membayangkan seranjang dengan Soobin.
"Sudah sampai" seru Soobin tiba-tiba.
Sontak, Yewon mengedarkan pandangan kesekitar. Benar saja, mereka sudah berada tepat di depan rumah.
"Ba-bagaima...." Bodoh! Kenapa selalu bertanya untuk sesuatu yang jelas. Pasti Soobin akan dengan mudah menghafal letak rumahnya. Kadang Yewon penasaran sebesar apa otak Soobin sampai-sampai bisa menghimpun begitu banyak informasi dengan sangat baik.
"Kamu mengatakan sesuatu?"
Mendongak, Yewon menatap wajah tampan sang pacar, melihat ekspresi yang menenangkan itu muncul sebuah ide brilian. Kedua sudut bibirnya terukir jahil, Yewon ingin melukis rona merah di pipi lelakinya.
"Iya, aku mengatakan sesuatu. Apa kamu tidak dengar?"
Soobin menggeleng, "Tidak, katakan dengan keras"
"Menunduklah"
"Apa?"
"Menunduklah, sayang"
Deg! Ada gelenyar aneh mampir di relung Soobin menimbulkan efek tak baik bagi jantung. Menelan saliva dengan susah payah, perlahan Soobin menunduk sesuai dengan perintah Yewon.
"Lebih dekat"
"Ha-hah?"
Tenggorokan Soobin seolah tercekat, kala Yewon menarik ujung coat yang ia kenakan hingga membuat jaraknya dengan Yewon terkikis habis.
Lagi-lagi Soobin meneguk kasar ludahnya, pun jantungnya sudah berdegup tak beraturan. Apa ini? Apa Soobin punya riwayat penyakit jantung? Rasanya sangat tak nyaman, benda yang menjadi sumber kehidupannya itu seakan hampir meledak.
Tubuh Yewon makin mendekat, menghasilkan desiran asing merembet melalui sepanjang pembuluh darah di tubuh Soobin. Ketika hembusan napas gadis itu menyapu telinganya, bulu kuduknya sontak meremang. Oh, ayolah, Yewon itu manusia bukannya makhluk tak kasat mata,mengapa tubuh Soobin bereaksi dengan sangat berlebihan.
"Dengar....."
Shit! Suara lembut itu membuat Soobin semakin deg-degan. Oh Tuhan, apa ini siksaan? Bahkan keringat sedingin es sudah membasahi sekujur tubuh Soobin.
"Malam ini, kamu terlihat sangat tampan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Pending[Spin-Off Half Of Me] [SoobinXArin]
FanfictionDua orang terkasih yang amat sangat berharga baginya dikabarkan menghilang bahkan sempat santer terdengar bahwa mereka sudah tiada, namun baginya selama dua orang itu belum pulang walau hanya berwujud jasad ia menganggap mereka masih hidup dan baik...