(☆▽☆)
Tak perduli ada yang bilang tak sabaran atau menghancurkan tombol darurat rumah sakit Yoongi tetap menekan tombol bulat merah itu dengan seluruh tenaganya yang ia ingin hanya satu, Seokjin segera datang untuk memeriksa keadaan Jieun.
Akhirnya setelah sekian lama, Jieun membuka matanya Yoongi sangat bersyukur atas itu. Sedari tadi dengan tangan satu yang masih setia menekan tombol darurat, tangannya yang lain mengelus puncak kepala Jieun sarat sayang.
Lega? Tentu saja. Bahkan saat ini Yoongi sampai menangis haru. Setidaknya dari semua hal buruk yang menerpa datang satu keajaiban.
Kurang dari lima menit Seokjin tiba. Dari napasnya yang terengah jelas membuktikan bahwa pria bermarga Kim itu berlari kencang untuk sampai kemari.
Tanpa melihat ke arah Jieun Seokjin langsung mengeluarkan stetoskop serta disusul alat lain yang biasa ia gunakan untuk keadaan darurat, namun kegiatannya terhenti ketika sorotnya bertemu dengan kedua manik indah itu.
Kaget, Seokjin memundurkan badannya. Ia bahkan mengucek kedua matanya kalau-kalau ia salah lihat. Tapi tidak, Seokjin tak salah lihat kini wanita cantik itu bahkan tersenyum padanya.
"Ji-Jieun?!" tuturnya terbata masih tak percaya
Yang dipanggil melebarkan senyumnya walau keadaannya masih sangat lemah.
Air bening menetes dari pelupuk mata tak ubahnya anak sungai yang mengalir tenang. Sama seperti Yoongi, Seokjin juga menangis haru karena tak percaya bahwa keajaiban itu akhirnya datang juga.
Detik berikutnya Seokjin mengusak pipinya yang basah, ini bukan saatnya untuk seperti ini. Pria itu berdehem sekali lantas menegakkan badan serta merapikan snelli nya, kembali menunjukkan wibawa.
Mengangkat ujung stetoskop, Seokjin mulai memeriksa detak jantung Jieun memastikan tak ada sesuatu yang perlu untuk dikhawatirkan. Dari saku snelli ia mengeluarkan penlight guna memeriksa mata Jieun.
Dirasa cukup, Seokjin menoleh ke arah perawat, "Suster Kwon tolong lepas semua alat yang sudah tidak diperlukan lagi" titahnya
"Baik, Dokter" sanggup Suster Kwon sembari melaksakan titah Seokjin.
Setelah Jieun terbebas dari semua alat yang mengganggu, Seokjin menghampiri Jieun sembari mengulas senyum hangat, "Apa kabar cantik, selamat datang kembali"
Jieun hanya dapat membalas dengan senyuman hangat, pasalnya sekeras apa pun ia berusaha untuk mengeluarkan kata hasilnya nihil bibirnya masih terasa sangat kaku.
"Tak apa, jangan dipaksa. Pelan-pelan saja" kata Seokjin seolah tau apa yang menjadi kesukaran Jieun.
Dan lagi senyum Jieun merekah, walau bibirnya pucat entah kenapa senyum itu tetap terlihat sangat menawan di mata Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Pending[Spin-Off Half Of Me] [SoobinXArin]
FanfictionDua orang terkasih yang amat sangat berharga baginya dikabarkan menghilang bahkan sempat santer terdengar bahwa mereka sudah tiada, namun baginya selama dua orang itu belum pulang walau hanya berwujud jasad ia menganggap mereka masih hidup dan baik...