••••••••••••••••••••••••••••
Nasi dan kawan-kawan agaknya tak dapat menarik minat Yewon. Gadis bersurai panjang itu justru hanya memandangi piring kosong dengan sorot yang kosong pula. Kacau, rautnya begitu serius tampak memikirkan sesuatu yang rumit plus sulit.
Helaan napas berat tiada henti terlepas jua, yang melihat pasti menganggap gadis manis itu tengah ditimpa musibah yang teramat berat. Ayah Nam juga begitu, sedari tadi beliau bingung ingin memulai percakapan takut mengganggu namun kalau dibiarkan saja putri satu-satunya itu bisa-bisa kemasukan makhluk tak kasat mata.
"Yewon-ah...." Lirih Ayah Nam
Tak ada sahutan putrinya itu masih tenggelam dalam lamunan. Merasa was-was sang Ayah memanggil untuk kali kedua.
"Sayang..."
Lagi, Yewon tak menyahuti. Ayah Nam, memperhatikan setiap detail raut Yewon dengan seksama. Kiranya apa yang membuat putri cantiknya berpikir keras.
Beberapa kali berdehem serta berpura terbatuk, Ayah Nam berusaha menarik perhatian putrinya, namun nihil gadis cantik itu masih asik berkubang dalam sunyi. Mendengkus pasrah, Ayah Nam mengulurkan tangan lantas membelai surai sang putri.
Sontak, aksi Ayah Nam yang tiba-tiba membuat Yewon berjengit. Kemudian menyorot sang Ayah sarat akan tanya, "Ke-kenapa, Yah?"
Seulas senyum tulus terlukis, "Kamu yang kenapa?" Balas Ayah Nam.
"Huh? A-aku", secara spontan Yewon menunjuk dirinya sendiri. Ia tak paham maksud Ayahnya.
"Iya, kamu kenapa?"
"A-aku nggak kenapa-kenapa kok, Yah"
"Benarkah? Lalu kenapa wajahmu terlihat begitu rumit?"
Dahi Yewon mengernyit, rumit? Memangnya wajahnya kenapa? Tanpa bertanya Yewon merogoh cermin kecil di tasnya yang minimalis. Ia meneliti wajahnya lalu mencari di mana letak kerumitan yang dimaksud sang Ayah, tapi Yewon sama sekali tak menemukan keanehan. Matanya masih dua, hidungnya masih satu, bibirnya juga satu, alis masih ada sepasang, pipi tirusnya juga masih belum mengembang. Lantas apanya yang rumit?
Terkikik geli, Ayah Nam sampai geleng-geleng kepala saking tak paham dengan sikap yang Yewon tunjukkan, "Ekspresi kamu yang rumit, sayang" tukasnya.
Ah, Yewon menghentikan aktifitas bodohnya dan tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk tatkala ia paham maksud sang Ayah.
"Tidak apa, Yah. Aku baik" sahut Yewon sembari menyambar segelas jus mangga dan meneguknya hingga tandas.
"Memangnya kata 'tidak apa' dari seorang perempuan bisa dipastikan kebenarannya?" Sindir Ayah Nam
Nyaris tersedak, Yewon kalah telak. Alhasil, Yewon memutuskan untuk mengungkapkan kegelisahan pada sang Ayah, siapa tau dengan bicara pada Ayahnya bongkahan yang membebani hatinya jadi menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Pending[Spin-Off Half Of Me] [SoobinXArin]
FanfictionDua orang terkasih yang amat sangat berharga baginya dikabarkan menghilang bahkan sempat santer terdengar bahwa mereka sudah tiada, namun baginya selama dua orang itu belum pulang walau hanya berwujud jasad ia menganggap mereka masih hidup dan baik...