CH. 04| First Message

317 64 8
                                    

Sena terjaga pukul sembilan pagi. Waktu yang cukup cepat jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Biasanya Sena akan terjaga pukul sebelas siang jika malam harinya ia mabuk dan tertidur pulas.

Sena pun melangkah keluar dari kamar, namun penglihatannya masih buram sebab ia masih setengah sadar. Sena ingin meneguk air putih. Kerongkongannya terasa kering sekali, kepalanya juga masih pusing.

"Sudah bangun?" Tanya Seokjin yang tengah menyiapkan meja makan.

Sena hanya bergumam belum sanggup bersuara. Ia melangkah gontai ke arah lemari pendingin, meneguk rakus satu botol air mineral berisi 1 liter.

"Oppa, masak apa?"

Seokjin tengah menyiapkan sarapan pagi untuk Jungkook dan Sena. Sebab sekarang akhir pekan, dan Seokjin punya jatah libur hari ini maka dari itu ia masih ada dirumah. Biasanya Seokjin sudah bertandang ke kantor pukul 7 pagi bersama ayah dan ibu, padahal area perkantorannya masih sepi jika ia berangkat jam segitu. Anggap saja Seokjin itu kelewat rajin.

"Sup pereda pengar. Jangan lupa minum susu cokelat ini." Selagi menyiapkan sarapan pagi, Seokjin menunjuk segelas cokelat yang di percaya mampu meredakan pengar.

"Yey! Terima kasih!" Sena menarik kursi untuk duduk disana sembari meneguk susu cokelat buatan Seokjin.

Oh ya, pagi-pagi sekali ayah dan ibu sudah pergi keluar untuk bersepeda jadi mereka tidak sempat sarapan bersama dirumah.

Dan dirumah ini kalau soal masak memasak serahkan saja pada saudara tertua Sena, Shin Seokjin. Pria ini sangat mahir membuat aneka ragam makanan. Seperti sup, irisan tuna, bahkan olahan daging ala restoran ternama.

Jika ditanya bagaimana bisa memiliki bakat seperti itu Seokjin mengatakan hanya belajar dari YouTube. Namun di akhir kalimat ia mengatakan bahwa itu adalah bakat dari lahir, jadi YouTube hanyalah penunjang.

"Berisik sekali sih," celetuk Jungkook saat tengah berjalan menuju meja makan.

"Siapa yang kau bilang berisik?" Sena menatap Jungkook nyalang setelah menelan satu sendok kuah sup.

"Kau."

"Oppa, aku tidak berselera." Sena merajuk karena Jungkook sudah bertingkah pagi ini.

"Ini masih pagi, kenapa harus bertengkar."

"Entahlah, dasar tidak tahu berterima kasih." Jungkook menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Sena.

Sena tergelak sebal. Seokjin lantas ikut duduk menghadap kedua adiknya di meja makan, disisi kanan ada Sena dan disisi kiri ada Jungkook.

"Tadi malam kau kemana?" Tanya Seokjin tanpa nada interogarasi.

"Umm... Main bersama Taehyung dan Jimin."

"Hanya mereka?"

Jungkook lantas tersenyum miring sembari mengunyah makanannya, dan menatap Sena tak habis pikir.

Sena yang melihat reaksi Jungkook jadi dirundung cemas. Sena lantas menjawab pertanyaan Seokjin dengan bergumam.

Dari bawah meja, kedua kaki Sena sudah bergerak gusar. Ia pun memijak kaki Jungkook, ingin bertanya dengan telepati tentang apa yang terjadi padanya tadi malam. Namun Jungkook abai, dengan menjauhkan kedua kakinya.

"Yoongi, siapa dia?" Tanya Seokjin.

Sena yang tengah menelan sup langsung tersedak ketika Seokjin menyebut nama Yoongi, Jungkook yang melihat Sena kepayahan lantas berdiri meniup puncak kepala Sena, sementara Seokjin menyodorkan segelas air putih pada adiknya tersebut.

dare amore ; min yoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang