CH. 29| I Will Sacrifice

206 43 18
                                    

Sena pernah menyayangi Jungkook, pernah menjadikan Jungkook sebagai salah satu manusia favoritnya. Namun untuk saat ini jika ada yang bertanya apakah ia menyayangi Jungkook, Sena tidak tahu harus menjawab apa.

Ketika mereka duduk dibangku sekolah dasar. Sena sangat bangga mengatakan bahwa Shin Jungkook adalah kakak kandungnya. Meski sedari kecil mereka terkadang terlihat tidak akur namun ada momen dimana keduanya terlibat dalam hubungan keluarga yang penuh afeksi.

Jungkook adalah favoritku! Sena sayang Kookie Oppa. Jungkook Oppa aku mencintaimu. Begitulah yang selalu Sena tulis di tiap lembar buku sekolah, maupun di note kecil yang selalu ia letakkan di atas kotak bekal makan sang kakak jika kakaknya tersebut enggan menyantap makanan di kantin sekolah. Kadang Jungkook juga menemukan catatan kecil di dalam tasnya. Hingga membuat teman-teman seusianya pada saat itu bersorak. Bahkan ada yang iri dengan melihat kedekatan keduanya, sebab salah satu teman Jungkook yang juga memiliki adik perempuan malah tidak akur seperti mereka.

Hubungan kakak beradik terkadang tidak bisa dibilang sangat akur, akur, bahkan tidak akur. Karena ketika kecil kita sering mengalami situasi yang berbeda bersama saudara kita. Tidak hanya saat kecil bahkan ketika besar pun kita bisa saja terlibat dalam situasi yang tidak mengenakkan, seperti berselisih paham, bertengkar hebat bahkan ada yang memutus tali persaudaraan.

"Kau begitu menyukai Oppa-mu?" Tanya salah seorang anak laki-laki di kelas Sena, saat gadis manis itu masih duduk di bangku kelas 2 SD.

Sena mengangguk mantap, "Jungkook Oppa adalah orang yang paling kucintai." Senyum lebar benar-benar terukir di sana. Sena sangat bangga dan juga senang ketika mengatakan bahwa ia sangat menyukai Jungkook.

Wajah kusut serta masam dari si anak lelaki pun mencuat lalu kembali bertanya, "Jadi kita tidak bisa pacaran?" 

"Ey, apa maksudmu? Kita tidak boleh pacaran. Pipismu saja pasti belum lurus." Setelah mengatakan hal tersebut Sena pun pergi dari sana dengan dahi mengkerut.

Ketika Jungkook menjemputnya di kelas sepulang mereka sekolah, Jungkook menggenggam tangan Sena lalu adiknya itu menceritakan bahwa ada yang menyatakan perasaan padanya.

"Oppa, Yoon Tak ingin berpacaran denganku."

"Apa??" Jungkook menghentikan langkah mereka.

Belum sempat Jungkook melayangkan protes, Sena lebih dulu menginterupsi "Tapi kutolak." 

"Memangnya Sena bilang apa?" Dan Sena menceritakan semuanya, ia menolak Yoon Tak dengan mengatakan pipis bocah itu belum lurus, hingga Jungkook yang saat itu masih kelas 5 SD dibuat tertawa.

"Seokjin Oppa yang menyuruhku berkata begitu, jika di sekolah ada yang menyukaiku dan ingin pacaran tolak saja dan katakan padanya bahwa pipisnya belum lurus.”

"Itu jawaban yang sangat bagus." Puji Jungkook sembari mengulum senyum.

"Tapi... Anak SD ada yang pacaran? Mana mungkin aku terima cintanya. Nilai matematikanya saja jelek, Yoon Tak juga tidak bisa menggambar. Terakhir kali, kulihat dia menggambar jerapah, tapi kepala dan kakinya seperti ayam."

Jungkook lantas terbahak. "Benarkah? Berarti Sena tidak cocok dengannya. Sena saja bisa menggambar jerapah dengan benar.”

“IYA! Dan Oppa bisa melukis wajahku saat Ayah membelikan Oppa satu set alat lukis, kan? Oppa yang terbaik!” Puji Sena senang sembari mengacungkan satu jempol pada kakaknya tersebut.

Namun kini tentu berbeda, entah sejak kapan hal itu bermula, di mana hubungan keduanya mulai renggang. Tiap kali Jungkook berusaha mendekatkan diri, Sena selalu menghindar. Bahkan kini Jungkook tidak bisa menunjukkan kasih sayangnya kepada Sena dengan benar. Sebab, belum saja Jungkook melakukannya, Sena sudah memandangnya sinis dan melihatnya dengan tatapan muak.

dare amore ; min yoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang