"Annyeong Haseyo..." Sapa Sena pada paman Daeho yang sedang merapikan meja kasir.
"Oh? Annyeong Haseyo, anda ingin membayar tunai atau dengan kartu?" Tanya paman Daeho sedikit bingung karena merasa tidak asing dengan wajah Sena.
"Tidak, bukan. Maksudku aku belum memesan apapun."
"Jadi ingin memesan apa Nona?" Tanya paman Daeho ramah.
"Sesuatu yang manis, warnanya seputih salju dan dingin." Jawab Sena tersipu.
"Ya??"
"Tidak, tidak. Aku bercanda. Yoongi oppa ada?"
"Ah... Yoongi? Dia sedang mengantar pesanan. Aku pikir wajah Nona sedikit tidak asing." Paman Daeho menimbang-nimbang apakah ia pernah bertemu dengan Sena sebelumnya.
"Itu, tempo lalu. Aku bersama teman-temanku datang kemari. Ciri-cirinya, yang satu memiliki senyum kotak dan yang satu lagi berbibir tebal dengan gigi depan yang tidak rata." Papar Sena sedetail mungkin.
Mendengar penjelasannya Sena yang begitu lucu dan manis. Paman Daeho lantas tertawa ringan. Lalu beliau mengingat kejadian tempo lalu di meja kasir ini. Dimana seorang pria mengeluhkan sikap Yoongi terhadap pelanggan yang diyakini paman bahwa pria itu adalah si pria dengan senyum kotak.
"Kau teman Yoongi?"
"Sekarang iya, mungkin nanti tidak."
"Maksudmu?"
Sena menoleh ke kiri dan ke kanan. Lalu membisikkan sesuatu pada paman Daeho dan paman mau sedikit merendahkan tubuhnya agar bisa mendengar apa yang Sena katakan.
"Aku menyukai Yoongi."
Paman Daeho berhasil dibuat melongo tak percaya. Gadis ini cukup berani, sangat terus terang mengenai perasaannya. Pria sedingin Yoongi rupanya punya gadis seperti ini. Paman Daeho masih sedikit tak menyangka bahwa keponakannya bisa di sukai oleh gadis secantik Shin Sena.
Sena pun menunggu Yoongi kurang lebih selama 30 menit. Ia melirik arlojinya yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Sesaat kemudian pria seputih susu itu masuk ke dalam restoran. Kedua sudut bibir Sena pun terangkat ke atas.
"Oppa!" Sapa Sena setelah ia menghadang jalan Yoongi.
Kontan Yoongi berhenti dengan mulut yang sedikit terbuka karena sedang berusaha mengais oksigen sebab sedang terburu-buru.
"Nanti ku bayar." Yoongi lantas mendorong lemah lengan Sena untuk segera menyingkir agar ia bisa lewat.
"Oppa tunggu," Sena menghentikan Yoongi dengan memegang pergelangan tangannya.
"Ck, aku buru-buru." Yoongi menoleh dengan tatapan kesal.
"Yoongi-ya!"
"Ya paman!" Yoongi melepas pergelangan tangannya lalu kembali berujar pada Sena. "Pulang saja."
"Oppa hati-hati ya, nanti aku telepon." Ucap Sena sembari tersenyum lebar pada Yoongi yang menghiraukannya.
Ia melonjak girang ketika melihat telapak tangannya yang memerah karena tadi menahan pergelangan tangan Yoongi. Sena dibuat tersipu karena ia merasa dekat sekali dengan Yoongi meski pria itu terus saja memberinya tatapan dingin. Kadang-kadang kesal, tapi Sena ini batu besar.
_____
"YAK!! AAH!! CEPAT!! AH BERENGSEK!" Sena menendang lalu menghentakkan kakinya ke atas lantai ketika ia sedang bermain game dengan ponselnya.Malam ini ia bebas mengumpat karena kedua orang tuanya sedang berada dirumah salah satu kerabat. Seokjin sendiri belum kembali kerumah karena harus bekerja lembur. Alhasil Sena menikmati waktunya dirumah ini bersama ahjumma dan game serta coklat bar yang kini tersangkut di mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dare amore ; min yoongi
FanfictionSena menyukai Yoongi jauh sebelum Yoongi mengenal Sena. Sebab masa lalu telah mempertemukan keduanya disatu kejadian yang tidak terduga. Sena banyak berubah karena jatuh cinta pada Yoongi. Namun sayang Sena harus merelakan upayanya sebab Yoongi mem...