Sena menyukai Yoongi jauh sebelum Yoongi mengenal Sena. Sebab masa lalu telah mempertemukan keduanya disatu kejadian yang tidak terduga.
Sena banyak berubah karena jatuh cinta pada Yoongi. Namun sayang Sena harus merelakan upayanya sebab Yoongi mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mendengar keputusan Sena, Yoongi seperti merasa ditimpa mimpi buruk. Sena membuat keputusan itu sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengannya. Meski kecewa tetapi Yoongi menyadari bahwa ia tak punya kuasa apa-apa untuk menahan Sena agar tetap di sisinya, dari pada kehilangan banyak hal atau pun kehilangan Sena seutuhnya lebih baik Yoongi mengerti posisi Sena dan merelakan ia memilih keputusan tersebut.
___
Satu hari sebelum Sena menemui Yoongi.
"Ibu, Ayah," Sena meletakkan sumpit makannya dengan hati-hati setelah menelan habis sisa makanan yang ada di dalam mulutnya. Pada saat itu Jungkook masih belum pulang, ibu juga tidak mengatakan apapun padahal beliau mengetahui pertengkaran kedua anaknya tersebut. Tak hanya ibu tetapi juga ayah, sebab ibu juga telah memberitahu suaminya tersebut.
Semua orang yang ada di meja makan itu menaruh atensi pada Sena yang hendak bicara serius, iris Seokjin tak luput dari memperhatikan wajah sang adik begitu pula ayah.
"Aku akan kuliah."
Kedua mata ayah sontak membola, begitu pula Seokjin yang tersenyum setelahnya.
Sena melirik sang ibunda, tidak ada keterkejutan sama sekali dari reaksi beliau setelah mendengar ucapan Sena. "Kenapa?" Kini ibu bertanya.
Sena tertunduk sejenak, ia sedang memikirkan dengan baik bahwa ia takkan menyesal setelah mengatakan keputusannya ini. "Aku sudah merasa lebih baik dan ingin mencoba mandiri."
"Kau ingin membiayai kuliahmu sendiri?" Terka ibu.
Lalu dibantah oleh Sena, "Bukan, aku masih membutuhkan Ayah dan Ibu, hanya saja aku ingin melakukannya dan tinggal sendiri."
"Maksudmu?" Seokjin dilanda kebingungan karena tak mengerti dengan jelas maksud sang adik.
"Sudah memutuskan untuk kuliah di luar negeri?" Ibu yakin dugaan beliau tidak meleset bahwa Sena mungkin akan merantau ke luar negeri.
"Kenapa mendadak ingin ke luar negeri?" Kini ayah menimpali, dari nada bicaranya, beliau terdengar kecewa karena mungkin akan jauh dari sang anak yang merupakan putri satu-satunya.
Namun dugaan mereka salah, "Aku tidak akan ke luar negeri. Setelah aku lulus SMA, Ayah memberiku satu unit apartemen bukan, sebagai hadiah kelulusan? Aku ingin pakai itu sebagai tempat tinggal dan aku akan kuliah di sini seperti keinginan Ibu, Ayah, Seokjin Oppa dan Koo. Jadi izinkan aku untuk melakukannya Ayah, Ibu."
Ayah Sena melirik sang istri begitu pula Seokjin turut melirik ibunya, meski ayah merupakan kepala keluarga tetapi jika memerlukan keputusan besar seperti ini mereka tetap membutuhkan persetujuan tonggak keluarga, ibunda Sena, wanita yang punya andil besar dalam hal apapun.
Lama mereka terdiam, suara yang tak biasa mulai terdengar. Sehingga Seokjin menoleh pada Sena yang menangis merasa sangat sedih, lalu ia yang berada tepat di sebelah Sena pun merangkul lembut sang adik yang tengah kesulitan mengontrol emosi kesedihannya.
