CH. 13| Pinhead

231 52 4
                                    

Kira-kira apa maksud Yoongi mengatakan hal demikian pada Sena. Apa yang dikatakannya itu karena ia takut Sena kecewa atau apa? Atau Yoongi hanya mengutarakan pendapatnya dan bersikap egois tidak mau menolong dan hanya memikirkan diri sendiri?

Sampai hari ini Sena masih diam dan tak ingin bicara dengan Yoongi meski mereka bertemu setiap detik. Sudah dua hari.

"Sena," panggil Yoongi hati-hati saat Sena tengah menyiapkan pesanan di dapur.

Sena mengabaikan Yoongi seolah-olah tidak pernah mendengar pria itu memanggilnya. Ia tetap dengan pekerjaannya mengurus pesanan pelanggan dan membereskan dapur.

Yoongi menghela nafas frustasi ketika Sena melewatinya begitu saja sembari membawa nampan. Bahkan panggilan telepon dari Namjoon sempat Yoongi abaikan begitu saja. Sebab masalah dengan Sena belum selesai. Yoongi tidak diberi kesempatan untuk bicara ataupun menjelaskan semuanya pada Sena.

Pikiran Yoongi mulai berantakan dan hatinya terasa berat untuk mengikuti logikanya agar mengabaikan Sena saja. Untuk apa ia bersikap seperti ini dan untuk apa pula Yoongi peduli jika Sena marah padanya. Namun ia tidak bisa berpikir seperti itu sepenuhnya pasalnya Yoongi ingin bicara.

"Sena, aku memanggilmu." Yoongi mengikuti Sena keluar dapur.

Sena tetap berlalu dan pergi ke meja pelanggan. Begitu seterusnya. Yoongi benar-benar di abaikan.

Pada malam harinya saat Sena melangkah keluar restoran tiba-tiba saja Yoongi mencekal tangannya hingga membuat tubuh Sena berbalik.

"Kau mau balas dendam ya? Apa kau bisu?"

Sena mendesis sebal ketika Yoongi sarkas padanya. Ia berusaha menepis tangan Yoongi namun tidak berhasil.

"Aku mau pulang." Jam pulang Sena memang sudah waktunya dan Yoongi tidak ingin Sena pulang sebelum masalah mereka selesai. Tidak peduli jika itu sampai dini hari, Yoongi yang akan menjamin keselamatan Sena dan mengantarnya pulang ke rumah.

"Aku mau bicara,"

Sena menatap Yoongi sebentar lalu memaksa dirinya untuk segera lepas dari cengkraman Yoongi dan berhasil. Sena langsung berbalik dan pergi.

"Maafkan aku."

Sena lantas menghentikan langkahnya tanpa berbalik sedikit pun. Tiga detik kemudian Yoongi langsung menghampiri Sena sembari membalik tubuh Sena menghadapnya untuk bicara empat mata. "Maafkan aku,"

Kedua netra Sena mencari celah ketidaktulusan ucapan Yoongi namun hasilnya nihil. Yoongi serius dan tulus meminta maaf.

"Kau tahu salahmu di mana?"

Yoongi kontan menggeleng. "Bicaraku?"

"Kurang lebih ... jangan seperti itu ... kau terlihat egois dengan pikiranmu yang begitu, padahal ketika aku menolong seseorang, itu bukan karena aku ingin mendapatkan sesuatu atau balasan yang setimpal. Bahkan jika aku harus melukai diriku aku akan melakukannya jika aku menyayangi orang tersebut. Mungkin bukan mereka atau kau yang akan membalasnya tapi bisa jadi dari orang lain. Sumber kebaikan ada di mana saja. Apa kau tidak percaya?"

Yoongi melihat ke arah sepatunya sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. "Aku tidak percaya."

Kedua mata Sena menyipit seketika, "bagian mana yang tidak kau percayai? Ucapanku atau hukum alamnya?"

"Orang sepertimu hampir tidak ada di dunia ini."

"Buktinya aku ada."

"Kau yakin?"

"Tentang?"

"Kau tulus? Menolong orang lain tanpa berharap ditolong kembali?"

"Sa Yoongi ...."

dare amore ; min yoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang