Bab 9

5K 392 7
                                    

Hiduplah sebagaimana maumu, tetapi ingat, bahwasannya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat, engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat, engkau pasti akan menerima balasannya nanti.🥀

(Imam Al-Ghazali)

Duduk termenung, di tangga masjid, di bawah gemerlap bintang. Haura masih memikirkan tentang kejadian kemarin, kejadian dimana dia bersama ustadz Rahman yang ternyata menjadi secret admirernya. dan saat insiden saat gus Rafa memergoki mereka berdua. Haura merasa canggung akan hal itu, dia berdoa semoga tidak bertemu dengan gus Rafa, tapi ... nyatanya besok dia harus pergi berdua dengan gus Rafa, meskipun tidak berdua, meskipun di temani ning Nadira, rasa canggung itu tetap ada. lamunan Haura buyar saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Ngapain Ra, udah malam, nggak baik udara malam," ujar seseorang yang menepuk pundak Haura yang ternyata Nafisa teman seangkatan Haura.

"Eh ... ngagetin aja. lah kamu sendiri aja masih di luar."

"Hehe ... sumpek ra, di kamar mulu," ujar Nafisa sambil duduk di samping Haura.

"Sama lah kalau gitu."

"Hafalan kamu udah sampai mana Ra?"

"Baru sampai juz 29, belum asbabun nuzul nya, tapi katanya ummah kemarin, di suruh selesaiin sebelum liburan."

"Cie ... yang bentar lagi khatam qur'an bil-ghoib."

"Alhamdulillah ... setelah dua tahun menghafal, kamu, hafalannya sampai mana?"

"Aku baru sampai juz 20 Ra, aku mah orangnya pelupa."

"Bentar lagi juga khatam itu mah, di tekuni aja. jangan malas-malas."

"Hehe ... siap."

"Nggak kerasa ya Ra, bentar lagi udah lulus, rasanya baru kemarin jadi santri baru."

"Iya Sa, padahal rasanya baru kemarin aku di anterin umi sama abi, di tinggal pulang nangis," ujar Haura sambil tertawa.

"Hehe ... udah mau pisah aja ya kita Ra, rencananya setelah ini mau lanjut kemana kamu Ra?"

"Niatnya sih, setelah ini insya'allah ambil kuliah di Unisma, tapi belum dapet izin abi sama umi,kamu sendiri?"

"Aku udah di jodohin Ra, jadi setelah ini ya ... aku nikah," ujar Nafisa dengan tatapan sendu.

"Di jodohin Sa? Sama siapa?"

"Sama salah satu ustadz di desaku Ra. sebenarnya aku nggak terlalu cocok, mau nolak takut ngecewain ayah sama ibu."

"Ikhlaskan saja Sa, mungkin itu yang terbaik buat kamu, soal cocok atau nggak cocok seiring berjalannya waktu pasti cocok kok. insyaa'allah itu yang terbaik buat kamu Sa."

"Makasih Ra, lumayan bikin aku tenang. aku udah istikharah dua kali, dan insya'allah jodoh. doain ya Ra, itung-itung bahagiain orang tua ku, selama ini belum pernah bisa bahagiain beliau, cuma bisa jadi beban."

"Alhamdulillah, kalau udah istikharah, insya'allah itu yang terbaik Sa."

"Aamiin fi qobul."

"Milad nanti, keluargamu datang Sa?"

"Insya'allah datang Ra, kalau keluargamu?"

"Insya'allah datang."

"Iya ... sama lah kalau gitu, udah nggak sabar banget aku biar cepet-cepet milad, karena kan itu saatnya kita bisa lihat santri putra sepuasnya Ra hehe ...."

"Kamu ini gimana to Sa, udah ada calon juga. ingat zina mata, sayang hafalanmu."

"Astaghfirullahaladzim, maafin Nafisa ya Allah."

"Yaudah yuk balik ke kamar, udah malam, takut bentar lagi pengurus patroli."

"Aku duluan ya Ra kalau gitu, mau ke kamar mandi soalnya."

"Siap, hati-hati ya Sa."

"Oke."

Haura melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya, baru setengah perjalanan ada suara yang terpaksa, mau tidak mau Haura menghentikan jalannya.

"Kamu, kenapa masih di luar?"

Haura menepuk jidat nya, suaranya bisa di tebak. siapa lagi kalau bukan suara mbak Farha. pengurus yang super duper killer. "Mampus."

"Diam disitu, bergerak satu langkah. saya maju satu langkah."

Haura melongo mendengar penuturan dari pengurus itu. "Ngelawak mbak?" tanya Haura dengan beraninya.

"Iya, saya ngelawak. berhubung saya jarang-jarang ngelawak, ya gini jadinya. berhubung saya baik. segera pergi ke kamarmu. segera, sebelum saya berubah pikiran."

Haura dengan sekuat tenaga melarikan diri dari suasana mencekam itu, di tambah dengan dinginnya malam. membuat suasana semakin seru.

----TERPESONAAA AZEK----

Bojonegoro, 20 Januari 2020💗
Nikenabc🌈

Vote dan komen nya jangan lupa💗

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang