Bab 5

6K 499 16
                                    

Enggak enak ya, punya secret admirer:)-- Hauraazzahra

Bismillahhirohmanirrohim:)
Happy reading kakak💗

"Ra, nih dapet dari kelas sebelah, katanya buat kamu," Ujar Latifa sambil menyodorkan kotak yang di bungkus kertas kado rapi.

"Dari siapa?" tanya Haura sambil meletakkan novel karya Wirda Mansur  yang sedang dia baca.

"Enggak tahu, aku cuma di kasih ini dari kelas sebelah, katanya dia juga cuma di titipin," jelas Latifa.

"Yaudah deh, makasih ya," ucap Haura.

"Oke, sama-sama, enak ya punya pengagum rahasia," ujar Latifa sambil cengengesan.

"Eh Ra, dapet dari siapa tuh?" tanya Nayya sambil membolak-balikkan bungkusan kado itu.

"Enggak tahu, ini dapet dari Latifa katamya dapet titipan dari kelas sebelah, kelas sebelah juga di titipin sama orang," jelas Haura panjang kali lebar, yang hanya di tanggapi anggukan kepala oleh Nayya.

"Jangan-jangan ini dari ustadz Rahman itu ya Ra?"

"Tapi, masa sih ini dari ustadz Rahman itu, kok aku kurang yakin ya."

"Kalau bukan dari ustadz Rahman dari siapa Ra, kan secret admirer kamu beliau, kalau dari sesama santri putri mah enggak mungkin Nay."

"Iya juga sih ya." obrolan mereka terhenti karena salam dari ustadzah Faiza yang mengampu mata pelajaran Fiqih memasuki kelas mereka.

🌸🌸🌸

"Dari siapa ya Nay kira-kira," tanya Haura pada Nayya sambil membolak-balikkan bungkusan kado tersebut.

"Lah mana aku tahu Ra, mending buka aja dulu. siapa tahu ada surat di dalamnya," jawab Nayya.

"Iya, juga si. yaudah aku buka ya, bismillah," ucap Haura sebelum membuka bungkusan kado tersebut.

"Eh, bagus banget Ra gamisnya,"seru Nayya sambil tersenyum senang.

"Iya, bagus banget, tapi dari siapa ya?"

"Nanti kita selidiki Ra, aku suka jadi detektif," jawab Nayya dengan semangat empat lima.

"Iya deh, eh ... lihat deh Nay, ada suratnya,"ujar Haura sambil mengangkat kertas surat itu.

"Coba Ra baca isinya apa,"titah Nayya.

Perlahan Haura membuka lipatan kertas origami itu. assalammualaikum Haura, semoga suka ya sama isinya. Ma'af belum memiliki keberanian untuk memberikannya langsung, percayalah kau istimewa dalam do'aku, Haura-ku.

"Udah, isinya gitu, eh ... Bawahnya ada, Salam manis R," ujar Haura sambil menatap Nayya.

"Inisial R, jangan-jangan dari ustadz Rahman itu Ra?" tebak Nayya.

"Tapi kok dia tahu kelasku ya?"ujar Haura sambil berfikir.

"Namanya juga pengagum rahasia Ra, pasti tahu semua tentang kamu,"Ujar Nayya.

"Enggak tahu lah, ini dapet dari mana, yang penting aku cuma mau bilang makasih," ucap Haura sambil terkekeh.

"Aku ada pengagum rahasia nggak ya?" tanya Nayya sambil menunjukkan ekspresi berpikir.

"Pasti ada Nay, udah ah ayo ke masjid, keburu ketinggalan nanti," ajak Haura.

"Ayo Ra."

🌸🌸🌸

"Nay, kira-kira bajunya mau kamu pakai kapan?" tanya Nayya pada Haura yang sedang memandang ke langit-langit kamar.

"Enggak tahu juga, belum kepikiran buat pakai baju nya," jawab Haura sambil mengalihkan pandangannya pada sahabatnya itu.

"Kalau saran aku sih ya, kamu pakai pas milad pesantren aja Ra, kan kemaren katanya mbak pengurus pakai baju warna merah maroon kan, bisa jadi dia beliin buat kamu supaya kamu pakai pada hari milad itu."

"Bisa jadi sih Nay, yaudah deh, entar aku pakai pas milad pesantren."

"Nah, yaudah yuk tidur, biar besok nggak telat bangun sholat tahajjud,"ucap Nayya yang hanya di balas deheman oleh Haura.

🌸🌸🌸

Pukul setengah satu malam, Haura masih terjaga, dia larut dalam pikirannya, tentang siapa yang memberinya bungkusan kado itu dan tentang ustadz Rahman? bahkan dia tidak tahu bagaimana wajahnya.

"Dari pada nggak ngapa-ngapain mending aku nulis puisi aja deh, bermanfaat, dari para mikirin yang enggak jelas, berguna, enggak. dapat dosa iya,"ujar Haura.

Dia melangkah menuju meja tempat dia belajar, dia mulai menggoreskan tinta di atas kertas putih itu, disana dia menuliskan sebuah puisi yang bejudul,

Teruntuk kamu

Teruntuk kamu, yang selama ini diam-diam meminjam namaku di dalam setiap bait doamu.
Teruntuk kamu, yang belum pernah ku ketahui wajahnya, hanya tahu nama, tidak lebih.
Teruntuk kamu, aku hanya ingin berkata, terimakasih untuk semuanya.
Aku tahu, beribu-ribu kata manis, tidak lebih berarti dari seuntai doa.

Hauraazzahra:)

Terimakasihhh udah mampir💗💗
Semoga suka, kalau suka jangan lupa di promotin ke temen-temennya ya💗

    

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang