Bab 24

5.1K 333 7
                                    

 

Assalammualaikum gaess, sudah ku repost yaa.

Tak lama vidio dari flashdisk itu di putar, Haura yang melihat seketika membulatkan matanya, sedangkan ustadzah Nasywa tertawa sinis. 

"Jadi, selama ini ustadzah Nasywa dalang di balik semua ini?" tanya Haura sambil mengeluarkan air matanya. 

"Kalau iya kenapa ha?!"

"Kenapa ustadzah tega, saya ada salah apa?" tanya Haura yang tidak habis pikir dengan jalan pikir ustadzah Nasywa, mengingat dia selama ini baik-baik saja dengan ustadzah Nasywa.

"Memang, awalnya saya biasa saja, tapi setelah aku tau kalau gus Rafa menyukaimu aku tidak terima, aku yang lebih dulu mengenal, tetapi kenapa kamu yang lebih dulu masuk di hati gus Rafa?"

"Jika hanya karena itu bisa di bicarakan dengan baik ustadzah, saya rasa ustadzah terobsesi bukan cinta," ucap Haura yang semakin membuat ustadzah Nasywa marah.

"BERANI-BERANINYA KAMU BERKATA SEPERTI ITU HA?! TAU APA KAMU PERIHAL CINTA DAN OBSESI?!" ucap ustadzah Nasywa dengan nada tinggi sambil menjambak jilbab Haura.

"Ustdazah hentikan, sakit hiks ... ustadzah hentikan hiks ...." ucapan Haura mungkin hanya dianggap angin lalu oleh ustadzah Nasywa buktinya dia belum menghentikan acara menjambak jilbab Haura.

"DIAM KAMU! JANGAN TERIAK!" 

Haura semakin merintih sakit, apalagi sekarang dia sedang menggunakan jilbab segi empat, jarum pentul yang menancap di jilbabnya menggores lehernya, rambutnyaa yang tertarik pun rasanya hampir lepas. 

Plak!

Dengan penuh keberanian dan tenaganya yang mulai menipis Haura menampar pipi ustadzah Nasywa.

"BERANI-BERANINYA KAMU NAMPAR AKU HAH?! MAU JADI JAGOAN?!"

Plak! 

Suara tamparan ustadzah Nasywa menggema, sekuat apapun Haura berteriak tidak akan ada yang mendengar.

Lab ini tempatnya di pojokan dan juga kedap suara, siapapun tidak akan mendengar, apalagi tempat ini jarang sekali di datangi. 

"USTADZAH JUGA PUNYA HAK APA JAMBAK DAN NAMPAR SAYA?!" Ucap Haura yang langsung luruh di lantai.

"HEH! KAMU NANTANGIN SAYA?!" Ucap ustadzah Nasywa sambil mengeluarkan cutter dari saku gamisnya. 

"Ustadzah mau ngapain?" tanya Haura dengan suara lemah.

"Sepertinya kamu lebih baik mati." 

"Astaghfirullah, jangan ustadzah istighfar, jangan.”

JANGAN LUPA IKUTAN PO NOVELNYA YAA😍

 

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang