Bab 3

6.8K 492 17
                                    

Aku cukup sadar, aku siapa dan kau siapa.
Tapi, ketika allah berkehendak, mereka bisa apa?
Haura pesantren💗

Bismillahirahmanirrahim💗
Happy reading❤

Lantunan kalam Allah terdengar merdu di seluruh penjuru pondok pesantren Al-Mubarok, sekarang hari Kamis, waktunya mengaji bersama di masjid yang di pimpin langsung oleh bu nyai ponpes Al-Mubarok, atau yang biasa di panggil Ummah Faida oleh seluruh santri ponpes Al-Mubarok.
Sedangkan untuk santri laki-laki di masjidnya milik santri putra yang di pimpin oleh kyai Dzulfikar, atau yang biasa di panggil Abah, jadi pondok santri putra dan putri di pisah, hanya di batasi dinding besar.

"Shodaqallhuladzim." bacaan kalimat tashdiq mengakhiri acara mengaji seluruh santri putri.

"Akhirnya, selesai juga. yuk balik kamar," ajak Haura kepada Nayya.

"Kamu duluan aja deh, aku mau ke toilet dulu."

"Yaudah, aku bawain mukena kamu, mana?"

"Nih, makasih ya," ucap Nayya sambil menyodorkan mukena nya.

"Kan kita udah pernah bilang, nggak ada kata 'maaf, 'makasih, di antara kita," kata Haura yang mendapat senyuman manis dari Nayya.

"Yaudah, aku duluan ya Ra, udah kebelet nih," kata Nayya sambil berlari. yang hanya di balas anggukan oleh Haura.

🌸🌸🌸

Haura pov

"Akhirnya, acara mengaji bersama selesai juga," ucapku dalam hati.

"Assalammualaikum," ucap salam seseorang.

"Waalaikumussalam, ada apa mbak?" tanya Haura kepada orang yang mengucap salam tadi. ternyata abdi ndalem.

"Ra, kamu di panggil ummah di ndalem, di suruh kesana sekarang."

"Ada apa mbak memangnya?" tanyaku penasaran.

"Aku nggak tau, hanya di suruh ummah buat manggil kamu."

"Ada apa ya mbak kira-kira."

"Aku juga nggak tau, mending kamu segera kesana deh, nggak baik buat beliau menunggu. su'ul adab."

"Astaghfirullah, iya mbak. Makasih mbak ya," ucapku pada mbak abdi ndalem tersebut.

"Iya, sama-sama."

🌸🌸🌸


Aku melangkahkan kakiku menuju ndalem, rumah dimana kyaiku berada. tidak biasa ummah memanggilku malam-malam seperti ini.

"Assalammualaikum," salamku saat sampai di depan pintu.

"Waalaikumussalam," jawab beliau yang ternyata sudah menunggu di ruang tamu.

"Sini nduk masuk!"

Aku berjalan dengan takdzim menuju beliau, lalu mencium tangan beliau dengan takdzim.

"Duduk di atas nduk!" perintah beliau.

"Mboten usah ummah, mriki mawon," ucapku menolak perintah beliau.
(Tidak usah ummah, disini saja.)

"yasudah, ummah memanggil kamu kesini, tadi ummi kamu nelfon," jelas beliau mengapa memanggilku kesini.

"Ummi nelfon ummah?"

"Iya, nduk. tadi ummi mu nelfon ummah. katanya ummi kamu belum bisa kesini, masih repot, ayahmu juga belum selesai tugas di luar kota nya."

"Nggeh, mah, mboten nopo-nopo, dua minggu lagi nggeh mpun liburan."
(Iya, mah, tidak apa-apa, dua minggu lagi juga udah liburan)

"Ummah hanya menyampaikan itu saja nduk."

"Iya, ummah kalau begitu saya permisi, assalammualaikum,"pamitku sambil menyalami beliau.

"Waalaikumussalam, hati-hati nduk."

🌸🌸🌸

"Assalammualaikum," salam seseorang dari belakangku saat aku akan kembali ke kamarku.

"Wa'alaikumussalam," jawabku tanpa menoleh pada seseorang yang ada di belakangku.

"Mbak, kalau ada yang ngomong menghadap ke orangnya,"kata orang tersebut, "kayak kenal suaranya?" pikirku dalam hati.  Sambil berbalik menghadap kepada lawan bicaraku. "Nah, kan betul, pasti gus Rafa."

"Ada apa gus?" tanyaku.

"Saya cuma mau bilang, besok suruh ketua kelas kamu ambil buku tugas kalian di meja saya. Udah itu saja, assalammualaikum." jawab beliau yang langsung pergi meninggalkanku tanpa menunggu jawabanku.

"Waalaikumussalam, dasar gus nyebelin!!!" teriaku.

Udah ya segini aja, jangan lupa votment nya😁

Stay safe, stay healty🌹

Bojonegoro, 1 Januari 2020❤
Nikenabc🌸

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang