Bab 2

8K 562 48
                                    

"Nggak ada chat pribadi, nggak ada baper-baperan, nggak ada yang namanya foto di pajang di story dengan caption istimewa. Tapi percayalah nama mu istimewa dalam do'anya." -Haurapesantren🌹

Jangan lupa bersyukur🌸
Jangan lupa baca bismillah, sebelum membaca❤
Happy reading❤

Sekarang jadwalnya para santri untuk istirahat dan tidur siang. setelah itu sudah banyak lagi kegiatan yang harus di lakukan. tapi waktu-waktu seperti ini malah di gunakan kebanyakan santri untuk lalaran hafalan ataupun ghibah, tak terkecuali Haura yang sedang mendengarkan cerita Rania tentang Ustadz muda.

"Jadi, tadi aku tuh ketemu sama ustadz itu. udah ganteng ramah lagi, paket komplit." cerita Rania menggebu-gebu.

"Nyesel aku tadi nolak tawaran kamu Ran," ucap Nayya.

"Sama, aku juga nyesel," timpal Alisya.

"Sama, aku juga." Freya juga ikut menimpali.

"Ini kenapa jadi acara saling menyesal?" tanya Haura

"Iyalah Nay, kan aku jadi nggak bisa lihat ustadz tampan itu," jawab Alisya, yang di balas anggukan setuju Nayya dan Freya.

"Aku aja yang ngga lihat biasa aja, nggak heboh kayak kalian." jawab Haura yang heran dengan tingkah laku teman-temannya.

"Haura mah, cuma gus Rafa aja yang kelihatan, yang lain burem," Ujar Fatimah yang sedari tadi diam menyimak pembicaraan teman-temannya.

"Ngadi-ngadi nih si Fatimah, kalau gus Rafa aja yang kelihatan, berarti kalian juga nggak kelihatan dong ya di mataku," kata Haura sambil tertawa terbahak-bahak.

"Karepmu wess," ujar Nayya menahan kesal.
(Terserah kamu aja)

"Ngguyu terus, mben dadi bature mba kunti," ucap Fatimah yang langsung mendapat tatapan tajam dari Haura.
(Ketawa terus, biar jadi temannya mba kunti/kuntilanak)

"Tau ah, bodo amat," ucap Haura yang langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

  🌸🌸🌸

Allahu akbar

Allahu akbar

Suara adzan menggema di seluruh penjuru pondok pesantren Al-Mubarok, menandakan waktu sholat akan segera di mulai, semua santriwan dan santriwati segera berbondong-bondong menuju ke masjid.

"Nay, aku mau wudhu dulu, kamu cari tempat ya!" titah Nayya.

"Oke."

"Eh, Nay mana mukena ku?" tanya Haura.

"Tuh, di situ." tunjuk Nayya.

"Eh, jauh bener, kenapa nggak di sampingmu aja sih nay?"

"Hehe...ya maaf, disini tempatnya tadi tinggal satu," jawab Nayya dengan wajah tanpa dosanya.

"Yaudah deh, aku kesana ya."

"Oke."

🌸🌸🌸

Biasanya setelah sholat dzuhur, akan ada ngaji kitab bersama gus Faris kakak dari gus Rafa, tapi berhubung beliau berhalangan datang, dan tidak ada yang bisa menggantikan beliau, ngajinya di liburkan, tentu saja membuat hati para santri senang.

"Nay, kamu ikut nggak, aku mau nyuci," tanya Haura kepada Nayya.

"Nitip boleh ya Ra, 2 jilbab aja kok, Haura kan baik," rayu Nayya dengan kata-kata manis.

"Kalau ada mau nya aja muji Nay."

"Hehehee," balas Nayya cengengesan.

"Cepetan Nay."

"Otw."

"Oke, makasih ya Haura."

"Sama-sama."

Sesampainya disana, Haura langsung memulai mencuci baju nya sambil bernyanyi tidak jelas.

Gini nih rasanya jadi jomblo, nyuci baju sendirian terus, lagi jalan juga sendirian, makan juga sendirian.

"Eh, lagu apa ya?"

"Loh, ada Haura, Assalammualaikum Haura," Sapa temannya dari kamar sebelah, kamar aisyah.

"Waalaikumussalam selvi," jawab Haura.

"Enak banget Nay, cucianmu sedikit, nih aku banyak banget."

"Itu cucian berapa minggu, banyak banget sel?"

"Cucian dua Minggu, kemaren kalau nyuci cuma nyuci seragam sekolah, baju harian enggak."

"Salah kamu sendiri, ini aku cucian satu minggu udah lumayan banyak menurutku."

"Hehe...abis males mau nyuci banyak-banyak eh sekarang pas udah banyak malah nyesel ngga nyuci kemaren-kemaren."

"Namanya juga penyesalan pasti di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran," ucap Haura sok bijak.

"Nggak nyangka banget Ra, kamu bisa bijak juga."

"Gini-gini juga kata-kata hasil copas," jawab Haura sambil terkekeh.

"Nggak jadi muji kamu bijak deh, hasil copas."

"Sebenernya aku bijak, cuma belum waktunya aja buat aku umbar."

"Gini nih, kalau orang kebanyakan halu."

"Alhamdulillah, selesai," ucap Haura tanpa memperdulikan ucapan Selvi.

"Haura, cepet banget Ya Allah."

"Hehe, kamu kan kalau ngomong berhenti juga cuci baju nya, kalau aku kan sambil ngomong sambil cuci baju."

"Hehe...iya juga ya."

"Yaudah deh, selamat melanjutkan tugasnya Selvi, aku mau jemur baju dulu."

"Assalammualaikum, Selvie." pamit Haura sambil melambaikan tangan.

"Waalaikumussalam Haura."

"Wess, nasib-nasib, cucian akeh, gak enek seng ngewangi, dewean pisan, terimo nasib ae wes," ucap selvi dramatis.
(Sudah, nasib-nasib, cucian banyak, nggak ada yang bantuin, sendirian juga, terima nasib saja lah.)

Ada yang mau bantuin Selvi?😁

Jangan lupa vote&comment nya kakak💗

Makasih buat yang mau mampir❤

Bojonegoro, 31 Desember 2020❤
Nikenabc🌸

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang