Bab 26

4.8K 321 28
                                    

Aku tuh, ngerasa solimi banget, php banget bhaks😭🙏

Sahabat bukan mereka yang pergi di sa'at kita sedang susah, tetapi sahabat yang sesungguhnya adalah dia yang bertahan di sa'at kita susah dan ikut bahagia ketika kita bahagia.--Haura azzahra.

Nayya tak henti-henti menangis, apalagi saat salah satu santri ndalem memberitahukan bahwa jemputan Haura sudah datang.

"Nay, aku pulang dulu ya. nanti liburan kita ketemu, kan tiga hari lagi liburan," ucap Haura menenangkan Nayya yang masih menangis. dia juga menangis tapi tidak separah tadi, dia harus kuat.

"Nanti aku disini sama siapa? bentar lagi liburan sekalian pulang liburan aja Ra, jangan sekarang hiks ... Hiks ...."

Haura menghela nafas kasar. "Jika boleh, aku lebih ingin menetap disini Nay, tapi disini yang membuat keputusan bukan aku."

"Ayo, katanya mau antar aku ke depan."

Nayya mengangguk, lalu ikut membantu membawakan barang-barang Haura.

Sampai di depan ndalem Haura melihat mobil abi nya terparkir disana.

"Ra masuk, itu disana!" titah Nayya saat Haura tak kunjung masuk, padahal orang tuanya sudah melambaikan tangannya.

Haura masuk sambil menundukkan kepalanya, disana juga ada Abah dan Ummah, juga ada gus Rafa.

Dia mulai menyalami satu persatu orang yang disana, sampai di gus Rafa dia menangkupkan tangannya, wajah gus Rafa datar.

Haura duduk di samping ummi nya yang sedang merangkulnya sambil membisikkan kata-kata bujukan.

"Yasudah, kami pamit dulu. terimakasih selama ini sudah mau mendidik anak saya disini, semoga ilmunya manfa'at barokah fiddini waddunya wal akhiroh," ucap abinya Haura.

"Aamiin, semoga ilmunya barokah nduk," ucap abah.

"Saya mewakili para dewan pengajar, mengucapkan ma'af sebesar-besarnya bila selama ini ada perilaku yang kurang berkenan,"ucap gus Rafa sambil menangkupkan kedua tangannya.

"Ummah, minta ma'af nduk," ucap ummah seraya memeluk Haura.

"Haura yang minta ma'af ummah, abah. matur nuwun sedaya ilmu nipun,"ucap Haura sambil mencium tangan abah dan ummah takdzim.

Haura menatap ke arah gus Rafa. "Ma'af gus kalau selama ini Haura ada salah, titip permintaan ma'af Haura untuk seluruh ustadz dan ustadzah, Haura manusia biasa pasti punya salah."

Gus Rafa menganggukan kepalanya, masih dengan wajah datarnya.

"Yasudah kalau begitu, Assalammualaikum," pamit Abi Haura.

"Waalaikumussalam,  hati-hati."

Saat keluar dari pintu ndalem, saat itu juga dia di sambut dengan tangisan dan pelukan dari Nayya.

"Nay, kamu nggak boleh gini, kamu harus kuat, kamu masih punya tanggungan hafalan. nanti liburan kita ketemu," ucap Haura sambil memeluk Nayya.

"Kamu hati-hati ya Ra, jangan lupain aku."

Haura mengangguk, dia harus cepat pergi dari sini sebelum dia menangis lagi. "Assalammualaikum."

"Waalaikumussalam."

*****

khususon buat kalian, jangan lupa Al-Kahfi ya, kalau lupa aku unpub lagi🙏
yang bohong, Allah maha tau ya😍

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang