"Alasan lo gak jelas! Stop buat ulah! Gue udah maafin lo!" Fika tersenyum lemah, tangan nya bergetar serta deru nafas nya yang memburu.
Lagi-lagi seperti ini...
Kadang ada kala nya hal ini terjadi, hal yang di luar kendali nya. Hal yang ingin ia elak namun tuhan menolak. "Iya" balas nya singkat, Kemudian kedua nya sama-sama bungkam menatap nanar kolam renang di hadapan mereka.
"Sebenernya ada apa Fika?" tanya Gio penuh perhatian, Fika menoleh menatap lekat iris mata coklat itu kemudian tersenyum tipis.
"Capek Gio... " gumam nya lemah, pertahanan nya mulai runtuh bersertaan bulir air mata nya yang turun.
"Capek... " ulang nya lagi. Gio tidak bisa berkata-kata ia merasa sesak mihat Fika yang ia tahu tak mudah menangis mulai menangis dan itu karena diri nya.
Gio langsung merengkuh tubuh cewek itu erat, membiarkan isakan tangis itu semakin besar.
"Sthhh.. Maaf Fik" kata Gio penuh sesal, Fika menarik diri kemudian mengeleng sambil tersenyum.
"Dari awal.. Gue udah tau resiko mencintai lo bakal gini Gi, disini lo gak pernah nyakitin gue... Ini salah gue. Gue yang buat diri gue sakit bukan lo. Lo berhak bahagia dan gue pergi jad"
"Lo gak boleh pergi" potong Gio, Fika tersenyum miris.
"Lo pernah denger gak kal––
"Gak pernah denger" sela Gio cepat dengan tatapan tak ingin di bantah.
"Denger dulu anjing"
"Gak!"
"Bodo amat terserah! Gue mau ketemu Oppa-Oppa gue! Lo gak ada hak"
"Mereka gak bakal mau sama buruk rupa"
"Anjing lo ya!!!" umpat Fika, ia memukul lengan Gio keras, Mendumel kesal saat melihat Gio tertawa keras.
"Gue bakal kangen sama ketawa lo itu haha!"
"Fik gue bilang.. "
"Ini kemauan gue! Kapan lagi gitu gue sekolah di korea haha!"
"Tangung dodol! Bentar lagi lulus udahlah gausah! Buang-buang duit Papa"
"Bisa gak sih lo dukung gue aja! Bacot bnr lo!"
"Gue ngomong fakta"
"Seengak nya gue gak jadi benalu antara lo dan cewek kampung itu"
"Kejora" koreksi Gio, Fika memutar bola mata nya malas. Ia mulai berdiri memunggungi Gio atensi nya mengarah pada air kolam yang jernih karena pantulan bulan sabit yang begitu indah malam itu.
"Gi, gue boleh gak minta satu keinginan sama lo?" pinta Fika, Gio mengheryitkan kedua alis nya binggung.
"Apa?"
"Nanti! Pas gue udah balik dari korea haha!"
"Gausah buat gue penasaran manusia" Fika tertawa semakin membuat Gio kesal.
"Jadi beneran bakal minggat? Kapan?"
"Um, besok gue urus surat pindah dulu sama wali kelas kan" Gio menganguk mengelus kepala Fika.
"Jaga diri baik-baik. Gosah kangen sama gue"
"Geer banget lo setan!"
"Bahahahak" tawa Gio, Fika memeluk erat Gio kemudian menumpahkan air mata nya di dada cowok itu.
Pas gue balik lo harus jadi milik gue pokok nya!
*****
Kejora sudah mendengar berita tentang kepindahan Fika serta alasan cewek itu pindah terdengar aneh bagi Kejora namun iya tidak bisa mencegah kepergian Fika. Ia masih ingat jika Fika meminta dua permintaan pada nya..
"Kejora.. Gue bakal pindah dan lo bakal bebas pasti nya.. "
"Fika.. "
"Jangan potong omongan gue! Kejora gue minta maaf atas semua perbuatan gue... Gue.. Gue mau lo jaga Gio buat gue. Bahagiain dia buat gue. please gue.. " Fika mengulum bibir nya gugup, menatap mata Kejora memelas.
"Gue minta 2 permintaan sama lo.. Boleh?" tanya Fika ragu-ragu, Kejora nampak binggung. Ia tak memilki apa-apa untuk di berikan ke Fika lalu apa yang harus ia berikan.
"Permintaan gue gak susah-susah Kejora.. Gue minta lo selalu ada buat Gio dan satu permintaan nya gue minta pas gue balik kesini gimana? Lo setuju?" Kejora menganguk ragu hal itu membuat Fika tersenyum bahagia dan memeluk kejora.
"Makasih.. Inget lo harus jaga sahabat gue!bahagiain dia oke!!!"
"Okey!!!"
"Istri kecil.. " Panggil Gio, Kejora tersadar dari lamuan nya dan menatap Gio yang tersenyum mengoda seperti biasa nya.
"Kok disini.. Fika.. "
"Lagi selfie-selfie alay!" kata Gio asal, Kejora terkekeh. Tersenyum lebar sampai pipi nya memanas entah karena apa, Gio yang peka mulai menangkup kedua pipi Kejora.
"Muka kamu kenapa? Malu ya?" selidik Gio.
"Ha? Engak! Kata siapa?" elak Kejora sambil menepis tangan Gio, ia membuang tatapan nya ke arah lain. Merasa aneh saat menatap Gio terlalu lama serta tidak baik bagi jantung nya yang berdetak menggila.
"Ra.. "
Dan entah mengapa panggilan itu membuat nya bahagia, Kejora jadi panas dingin di buat nya.
"Kok diem aja? Terpesona ya?" tebak Gio.
"Engak!" ketus Kejora.
"Jujur aja Ra, ketara banget tau" Kejora melotot dan menatap Gio tajam.
"Engak kok" Gio terbahak kemudian menatap area leher Kejora tersenyum kecil melihat liontin yang ia berikan waktu itu terpasang di leher gadis nya.
Kejora yang sadar mulai kelabakan dan hendak pergi namun Gio lebih dulu menahan lengan Kejora.
"Kali ini kamu gak bisa ngehindar apalagi menolak istri kecil.. Will you be mine?"
T
bc!
Kira-kira Kejora bakal jawab apa?
Apa rencana Fika sebenernya?
Sudah vote belum hayo?Kalian mau sad ending atau happy ending?
Sudah punya Novel LIBS?
Sudah baca Novel nya?
Gimana ending nya?
Udah ketemu Givano?
Okeoke no spoiler ya anak anak:D
Udah cek cerita baru di Profil Author? Bagi yang belum tau bisa cek ya.. Di jamin seru wkwk...
Semoga suka..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Berandal
Humor"Gue suka bibir Lo tapi gue lebih suka pemilik nya. So, do you want to be mine? " "Kurang ajar..." "Iya gue memang kurang ajar jadi ajarin gue cara nya mencintai istri kecil gue satu ini" "GUE GAK SUDI" "I LOVE YOU TO" Gio Antariksa Reegan, Brandal...