Kepala Kejora penuh dengan pertanyaan Anara mengenai ajakan menikah bersama Gio. Memang sih 2 bulan lagi ia akan menyandang lulus sekolah dan berencana melanjutkan pendidikan nya lewat beasiswa yang di tawarkan Bu Nani dua Minggu yang lalu.
"Um.. Kejora mau kuliah dulu tante" balas Kejora kemudian, Anara tersenyum simpul kemudian mengelus rambut Kejora penuh sayang.
"Itu bagus!kamu beruntung. Dulu, Tante sempat putus kuliah karena hamil Gio. Padahal Tante pingin banget jadi wanita karir" kata Anara menerawang ke masa lalu, Kejora semakin tak enak di buat nya tetapi binggung ia harus apa?
Anara menunduk menatap tangan nya yang kini di lumuri tepung yang telah ia beri air, jika saja ia bisa mengutar waktu, jika saja laki-laki itu masih disini.. mungkin, mungkin ia dan laki-laki itu akan sangat bahagia kan? Iya kan?
Anara menghela nafas panjang kemudian menatap Gio yang tengah asik berbincang dengan ayah sambung nya yang telah menjadi suami nya. Ia menyadari satu hal, ia tidak boleh egois mau bagaimana pun anak di dalam kandungan nya tidak bersalah atas apapun.
Saat Gio menoleh ke arah nya dengan senyum khas anak itu, Anara menarik sudut bibir nya kemudian membuang wajah ke arah lain saat satu bulir air mata menetes di ujung mata nya. Zain memang benar.. kisah mereka memang sudah berakhir kan?
Kini ia hanya perlu mengisi peran nya sebagai seorang ibu yang baik dan mendukung semua keputusan putra dan suami nya.
"Tante..." Lirih Kejora pelan, Anara tersenyum kemudian lanjut memasak bersama Kejora.
Beberapa menit kemudian makanan telah siap, begitu pula Gevano dan Gio yang terduduk manis sambil melipat kedua tangan nya hal itu membuat Anara terkekeh dan Kejora yang sibuk mengambilkan lauk pauk karena rengekan Gio yang menyebalkan.
"Udah cocok jadi istri aku inih" goda Gio sambil mengedipkan sebelah mata nya, Kejora menatap tajam Gio dengan senyum terpaksa.
"Ma..ma..Kejora udah cocok jadi menantu Mama nih! Ayo Ma langsung ke KUA" kata Gio antusias, hal itu membuat Kejora menganga tak percaya.
"Big no! tanya Papa mu!" Jawab Anara, Gevano menatap nanar istri nya kemudian memfokuskan atensi nya kepada putra nya yang menatap penuh harap.
"Paaaaaa" rengek Gio sambil tersenyum lebar, Gevano menghela nafas kemudian melirik kejora.
"Kalian masih muda dan...Kejora? Kamu Nerima lamaran bocah tengik itu?" Tanya Gevano, Kejora tergagap sontak mengeleng cepat.
"Tuh dia nolak kamu Gio!"
"A-apa? Pacar, langsung nikah aja yuk. Kamu cinta aku kan? Kan?" Rengek Gio sambil mengoyang-goyangkan tubuh Kejora.
"Gio..please.." gumam Kejora namun Gio semakin menguncang-guncang bahu nya.
"Sebentar lagi kita lulus dear, apa salah nya langsung ke jenjang serius?"protes Gio saat tau Kejora akan menolak lagi.
"Tapi belum kan? Jangan ambil keputusan cepet dulu okay? Ayok kita makan dulu" ajak Kejora lembut tidak mungkin kan ia teriak-teriak seperti orang hutan di rumah pacar nya.
"Hm" gumam Gio kemudian mulai duduk sambil menyantap makanan nya di ikuti dengan kejora yang berusaha setenang mungkin. Anara mengigit bibir nya melihat kelakuan putra nya dulu sangat mirip dirinya yang terlalu posesif dan terlalu gencar . Tatapan nya terarah ke arah Gevano yang makan dalam diam, Anara mengengam tangan Gevano kemudian tersenyum karena ia tahu pikiran suami nya itu tengah kacau akibat diri nya tadi pagi.
Gevano tentu saja terkejut melihat perubahan Anara yang begitu tenang dan senyum meyakinkan istri nya itu.
"Sorry" bisik Anara dan di anguki Gevano yang tersenyum lega. Kedua pasangan suami istri itu kembali fokus ke arah Gio dan Kejora yang diam tanpa suara.
"Gio, Papa mu benar. Jangan ambil keputusan cepat kalo saran dari Mama"
"Ma..."
"Perempuan yang pintar itu punya potensi besar Gio, gak semua perempuan selama nya ada di dapur dan berdiam diri di rumah. Apalagi dia masih muda kamu juga harus melanjutkan pendidikan kamu kan?" Jeda sebentar, suasanan ruang makan kembali di selimuti hawa dingin.
"Mama bukan nya gak merestui tapi.. Mama tau Kejora punya cita-cita yang mau dia gapai jadi.."
"Itu bisa di atur Ma... Sehabis menikah Kejora bisa kuliah kok"
BRAK!
"GAK SEGAMPANG ITU GIO! KALO DIA HAMIL SIAPA YANG SUSAH HAH?! HAMIL MUDA ITU GAK ENAK!"
"Oooh jadi Mama nyesel karena ngandung Gio pas muda? Kenapa Ma? Gio anak haram atau gimana?"
"GIOOO!!!"
PRANGG!!!
Anara lepas kendali dan melempar semua piring di meja makan penuh amarah, Gevano langsung memeluk istri nya yang kembali trauma.
"Keluar Gio" titah Papa nya, Gio yang masih terkejut atas tindakan nya hanya mengedipkan mata nya kemudian menatap nanar Mama nya.
Apa yang ia lakukan?
Pertanyaan itu terbesit di otak kecil Gio, ia hendak mendekati Mama nya namun Kejora menarik ujung baju Gio.
"P..pulang" lirih Kejora dengan mata yang berkaca-kaca. Pacar nya itu terlihat ketakutan, Gio menghela nafas kemudian menatap Mama nya yang masih menangis lalu mengengam tangan Kejora dan berjalan keluar.
Ia benar-benar merasa bersalah,harus nya ia tidak melukai hati dua wanita yang ia sayangi hanya karena takut kehilangan.
TBC!
Berapa abad Author gak update?
Maaf ya...
Tapi tenang selama Ramadhan Gio akan menemani kalian wkwk..
Di sarankan baca part-part selanjutnya pas malem aja atau Author up nya malem aja kali yah..
Sebentar lagi tamat huhu...
Terimakasih selalu setia di lapak Author😭
Inget puasa nya jangan bolong ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Berandal
Humor"Gue suka bibir Lo tapi gue lebih suka pemilik nya. So, do you want to be mine? " "Kurang ajar..." "Iya gue memang kurang ajar jadi ajarin gue cara nya mencintai istri kecil gue satu ini" "GUE GAK SUDI" "I LOVE YOU TO" Gio Antariksa Reegan, Brandal...