Sesampai nya di rumah Papa Zainudin nya ia segera membuka pintu secara kasar.
Brak
"Anyeonghaseoo Bowo imnida... " Ujar Gio sambil membungkuk 90° jangan lupakan cengiran manis cowok itu.
Zain yang tengah terduduk santai menatap antara bengong dan ngakak, pasal nya Gio masih memakai helm di kepala nya.
"Bahahahahahahk! Helm lo lepas dulu Bowo sarap!" ujar Zain sambil geleng-geleng kepala, Pria umur 29 tahun itu melepas kaca mata kerja nya. Berdiri menyambut anak kampret kesayangan nya.
"Duduk dulu"
"Ah kelamaaan Pa, Kuy lah lanjot ke moll mevah" ajak Gio terburu-buru, Zain terbahak. Memukul pelan bahu Gio dan menyuruh kembali duduk.
"Duduk dulu Wo.... Papa mau ambil dompet dulu. Ogah makan duit haram lo"
"Berdosa" tunjuk Gio.
"ELO YANG BERDOSA!" balas Zain ngegas. Kemudian berlalu ke kamar nya meninggalkan Gio yang was-was jikalau Mak Lampir datang.
"Gio?" Dan benar saja Mak Lampir itu beneran datang.
"Gio kesini? Udah lama ya? Papa kok gak bilang aku si" tanya Fika beruntun, Gio menghela nafas. Di lihat nya Nenek Fika yang datang dengan wajah terkrjut pula.
Tadi mak lampir...
Sekarang nenek lampir..."Eh, Kamu kesini?" tanya Ayunda selaku Ibu dari Papa Zain nya. Gio menganguk pelan sedikit mengeser tubuh nya kala Fika sengaja mengeser tubuh nya mendekat ke arah Gio.
"Kamu mau minum apa nak?" Tanya Ayunda lagi.
"Gausah Nenek lampir. Saya kesini mau ngajak Papa makan" Kata Gio sambil memelankan kata lampir takut nya di Ayunda keburu mati kalo ia bilang begitu.
"Gak bisa gitu dong! Minum ya? Aku buatin jus mangga pasti enak" tawar Fika antusias, Gio diam mematung. Hingga suara Zain mulai terdengar membuat Gio menghembuskan nafas lega.
"Ayo Gio.. " seru Zain, Gio langsung berdiri hingga membuat Fika terkejut.
"Mau kemana pa? Fika ikut ya?" Kata Fika hendak beranjak bangun namun Zain lebih dulu menolak.
"Di rumah aja sayang.. Oke? Ini sudah malam ya. Kapan-kapan aja"
"Tapi pa... "
"Fika... Yang di omongin Papa kamu benar, ini sudah malam. Ayo tidur" sahut Ayunda, Fika berdecak kesal. Menatap Gio dengan tatapan kecewa.
Andai... Andai saja ia bisa berada di posisi Kejora... Andai..
"Yaudah Ma... Zain keluar dulu" pamit Zain sambil mencium tangan Ayunda di ikuti pula dengan Gio walaupun terkesan terpaksa.
Fika mengulum senyum ia langsung mengulurkan tangan nya ke arah Gio yang sedang membungkuk. Alis Gio terangkat pertanda jika ia binggung
"Cium jugak... " Ujar Fika dengan mata berbinar. Gio tidak menghiraukan dan memilih menegakan tubuh nya.
"Gio!!! Ciummm!!!" rengek Fika tak tahu malu, Gio memutar bola mata nya malas.
"Gio turutin aja.. " pinta Zain kasihan melihat putri nya yang muram.
"Dia bukan istri gue Pa.. "
"Tolong nak... " Gio memejamkan mata nya sekilas, Gio benci sekali jika Zain sudah mengatakan kata tolong kepada nya. Dengan gerakan cepat ia langsung meraih tangan Fika dan mencium nya cepat.
"Puas?" geram Gio, Fika tersenyum miring.
Cup
"Thaks baby.. " seringai Fika jangan lupakan modus cewe itu yang mencium pipi kanan Gio.
"Lo... "
"Gio. Sudah ayoo!" potong Zain sambil merangkul pundak putra nya. Meninggalkan Fika yang masih tersenyum senang seakan ia menang lotre.
"Fika... " Tegur Ayunda.
"Iya Oma?" balas Fika, Ayunda mendekat ke arah cucu nya dan memeluk nya sayang.
"Kamu suka anak itu hm?" tanya Ayunda sembari menatap lamat punggung Gio dan Zain yang telah menghilang.
"Iya Oma..." Gumam Fika dengan hati yang membuncah bahagia. Ayunda tersenyum kemudian mengurai pelukan nya... Menatap sayang cucu nya.
"Oma akan bicarakan hubungan kalian dengan Anara okay? Sekarang kamu istirahat" suruh Ayunda. Mata Fika membola mendengar tutur kata Oma nya.
"WOAH?! SERIUS OMA?!!" pekik Fika, Ayunda menganguk.
"Aaaaaaaa Makasi Oma... Fika sayang Omaa... "
Pada akhirnya... Kisah bertahun-tahun mungkin akan terulang lagi...
******
"WOI! BOWO STRES GAUSAH NGEBUT NYAWA GUE BISA MELAYANG" Teriak Zain sambil menepuk punggung Gio.
"Hahhaha.... Gak bakal mati Pa suer.. " ujar Gio menenangkan. Zain mendengus ia tahu pasal ini... Dulu ia juga pernah muda balapan atau nongkrong dulu adalah kebiasaan nya bersama Givano.
BRMMMM. BRMMMMMMMM....
"ASTAGFIRULLAH BOWO!!!!!" Pekik Zain saat Gio kembali ngebut dan mengendarai motor nya secara ugal-ugalan. Zain mengelus dada nya pelan, hampir saja ia menjungkal ke belakang.
Anak durhaka!
"BAHAHAHAHAK! Santai Pa.. Santai" kata Gio tertawa di balik helm nya. Hingga beberapa menit kemudian mereka telah sampai di warkop biasa langanan Gio.
Zain segera turun dari motor Gio, melepas kasar helm nya dan melotot ke arah putra bandel satu ini.
"Lo mau buat gue mati heh?! Kalo mau mati gausah ngajak-ngajak!" omel Zain dengan nafas memburu. Gio menyengir kuda kemudian memasang ekspresi seimut mungkin.
"Yakk! Oppa ya..."
"Jijik gue sumpah! Bisa-bisa nya anak gue suka orang macem elo!" desis Zain, Gio terbahak.
"Berati gue laku gak kayak Papa.. Udah di cere'in masih ngarep sama Mama bahahahak" ejek Gio membahana.
"NGELUNJAK! KATA SAPA GUE NGAREP BOWO" protes Zain tak terima.
"Becanda Pa... Lagian seru jailin Papa kagak kaku" kata Gio tersenyum jail. Zain tersenyum masam... Mulai menarik putra nya duduk di salah satu meja yang kosong.
"Percaya gak lo? Papa dulu.. Kaku, monoton, dan gak peka" gumam Zain lirih.TBC!
YUHU!!!
NOVEL LIVE IN BRANDAL SCHOOL SEDANG PRE ORDER... AKHIRNYA!!!!



Hanya 100 buku... Jangan sampai kehabisan... Tersedia di shoppe dan toko pedia
Segera pesan ya di toko buku di atas..
Oke see you sedikit bocoran saja.. Hoodie Rajawali Geng nya GIO

Bagus kannn.... Segera nabung juga untuk Novel ini wkwk...
Untuk cast The brandal 2 bakal ada ver indonesia nya juga...
Besok Author update:)Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Berandal
Humor"Gue suka bibir Lo tapi gue lebih suka pemilik nya. So, do you want to be mine? " "Kurang ajar..." "Iya gue memang kurang ajar jadi ajarin gue cara nya mencintai istri kecil gue satu ini" "GUE GAK SUDI" "I LOVE YOU TO" Gio Antariksa Reegan, Brandal...