Selamat hari raya idul Fitri 🙏
Mohon maaf lahir dan batin🙏Author, dan keluarga besar mohon maaf sebesar-besar nya🙏
Keluarga besar Gio juga minta maaf kalo suka buat emosi, percaya lah salahkan saja Author nya 😑
****
Pukul 01.35 malam Gio bergerak malas kala gedoran dari pintu mengusik tidur nyenyak nya. Rasa kantuk membuat mata nya terasa berat ketika hendak membuka nya, dalam hati ia mengumpat isi kebon binatang karena tidur nyenyak nya terganggu.
Dengan berat hati ia langsung terbangun dan berdiri. Sedikit oleng dan berpegangan pada dinding kala kepala nya terasa pening, ah ini sering terjadi jikalau ia bangun cepat.
BRAK!
BRAK!
BRAK!
"GIO! GIO! GIO BANGUUNNNN!!!!" teriak Anara dari luar pintu, Gio menatap tajam pintu itu sekilas kemudia mengelus dada berusaha sabar.
Merasa kepala nya sudah tidak berdenyut ia langsung membuka pintu kamar nya. Dan di suguhkan oleh wajah Mama nya yang menatap nya sendu. Perasaan gue gak enak nih! Gerutu nya dalam hati.
"Gio ngantuk Ma.." lirih Gio pelan, sembari mengucek-ucek mata nya.
"Mama juga ngantuk sayang, tapi adik kamu ini...."
"Oke!Oke! Mama mau apa?" Sela Gio cepat, Anara reflek berbinar ia mulai mengelus-elus perut buncit nya sambil menimang-nimang keinginan nya.
"Mama mau mangga muda terus donat keju wahhh sama pecel deh" ujar Anara antusias, Gio mendengus kesal.
"Ma... Ini jam berapa?" Tanya nya penuh sabar, Senyum Anara mulai memudar.
"Ini adik kamu yang mau loh Gio! Kalo kamu gak bisa ngapain bilang bisa jaga Mama sama Papa kamu?" Omel Anara, memang ya Gio selalu salah di mata manusia.
"Iya...ya... Gio cariin Maaa" tekan Gio sambil berjalan pergi ke bargasi untuk mengambil motor nya.
"Hati-hati ya Gio sayang" teriak Anara, Gio mendumel kemudian menjalan kan motor nya ke rumah Zain, yang terletak di depan rumah nya.
Gio segera memakirkan asal motor nya. "Asu di konci segala lagi!" Dengus nya kala melihat gembok di pagar rumah Papa nya.
"Sengaja ni pasti" gumam Gio, ia langsung memanjat pagar itu kemudian mengedor-gedor pintu utama kediaman Aldebaran sembari mendial nomer handphone Papa nya.
"PA!PA! WOI BANGUN SAUR!!!PAAAAAAAAAAA!!!!" teriak nya mengelegar ia sempat lupa jika ada bel di dekat pintu.
"PA!!! PAPA!!" teriak Gio lagi, ia memasukan ponsel nya kala Papa nya sengaja menonaktifkan nomer nya.
"Buset gak bisa di biarin!" Ujar Gio, ia langsung mengambil batu kerikil dan hendak menimpuk ke arah kaca kamar Zain.
"BANGUN GAK PA!!! GUE TIMPUK BATU NIH KACA KAMAR LO YANG MAHAL!" Ancam Gio sambil mengambil ancang-ancang ingin menimpuk, mendengar hal itu Zain pada dasar nya sudah terganggu tidur nya segera tergelojak bangun dan secepat kilat membuka pintu utama rumah nya.
"GOSAH NGADI-NGADI LO! GUE BILANG MAK LO! GILA LO!" Tuding Zain kepada Gio yang cengegesan gak jelas.
"Good morning Papa bearrrrr" pekik Gio sambil membuang batu kerikil itu asal. Zain berdecak, kemudian memijit kening nya yang berdenyut. Oh ayolah, ia baru tertidur karena pekerjaan nya yang menumpuk.
"Apaan? Ganggu gue Lo, Bowo. Serius deh gue nyesel punya anak pungut kaya Lo!" Dumel Zain, ia mulai merenggangkan otot-otor nya.
"Ya Sorry Paa! Derita gue lebih menyedihkan tau gak?! Si Mama nyuruh nyari mangga muda, Pecel, sama donat keju kata nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Berandal
Humor"Gue suka bibir Lo tapi gue lebih suka pemilik nya. So, do you want to be mine? " "Kurang ajar..." "Iya gue memang kurang ajar jadi ajarin gue cara nya mencintai istri kecil gue satu ini" "GUE GAK SUDI" "I LOVE YOU TO" Gio Antariksa Reegan, Brandal...