32. terungkap

10.7K 1.9K 741
                                    

Sebagian pembaca binggung sama part sebelum nya ya???

MANGKAKNYA BELI NOVEL NYA LAH WOI 😂😂

Author jadi binggung mau nulis nya:( ah bodo amat lah kasih bocoran aja 😐

Tapi.... (RIBET LU THOR!/PLAK)

binggung Author nya.. Tapi gak papa lah:)

INGET! NABUNG DARI SEKARANG! GIO BAKAL DI CETAK HORAYYYYYYY

..........

Gevano. Ia sadar jika ia hanya pemeran penganti saudara nya dan juga Ayah penganti untuk anak saudara nya. Ya, Gevano tak pernah mempermasalahkan soal itu semua, ia menerima dengan baik bahkan berusaha untuk menjadi seperti Givano.

Tetapi untuk kali ini ia tidak akan terima jika darah daging nya akan di lenyapkan begitu saja, ia tidak akan bisa menerima nya. Ia paham betul situasi kejiwaan Anara yang sempat tergunjang akibat meninggal nya Givano, ia tahu itu. Ia bahkan sudah berusaha hidup seperti Givano ia sudah berusaha untuk itu.

Gevano menatap Anara yang tertidur pulas karena obat tidur yang ia berikan, ia sebenarnya tidak ingin melakukan itu, jika Anara tidak melakukan percobaan bunuh diri hanya karena ia mengandung anak dari diri nya. Apa itu salah?

Ini sudah 17 tahun lama nya, tapi kenapa Anara masih saja mengingat Givano? Kenapa? Seburuk apakah Gevano sehingga Anara rela mengugurkan bayi mereka?

"Gevano"

Panggilan itu membuat dirinya menoleh ke sumber suara, disana ada Zain yang berdiri di ambang pintu sambil menatap nya khawatir. Gevano segera bangkit berdiri mendekati Zain–mantan suami Anara. Menoleh sekilas ke arah Anara yang masih tertidur kemudian menatap Zain.

"Ada apa?" tanya Gevano to the poin, Zain tersenyum kemudian asal menerobos masuk ke dalam kemar nya berjalan mendekati Anara. Gevano menghela nafas kasar, ia segera menahan bahu Zain dan menatap nya penuh peringatan.

"Yaelah bro! Santai-santai gue cuma mau liat Anara" celoteh Zain seakan peka, perlahan Gevano melepaskan tangan nya dan berdiri dengan tenang, walaupun mata nya masih saja mengunci seluruh pergerakan Zain. Bagaimana pun Zain kan mantan suami nya.

Zain tersenyum sendu, jari nya terulur mengelus dahi Anara yang berkerut. Ia yakin Anara sedang bermimpi buruk sehingga hal itu menganggu tidur nya eh? Atau jangan-jangan dokter gadungan satu ini melakukan sesuatu yang––

"Woi kampret! Lo apain dia?!" tanya Zain ngegas, Gevano menghela nafas nya kasar ia segera mendekati Zain dan menarik nya keluar dari kamar nya dan Anara.

"Jawab anjing lo apain?! Walaupun lo suami nya gue disini––

"Saya tahu posisi saya Zain Aldebaran" potong Gevano tegas, Zain jadi menutup mulut nya dan berdehem menormalkan suara nya. Entahlah ia sedikit aneh saat berbicara dengan Gevano, mungkin karena kebiasaan mendengar suara petakilan Givano ia jadi sedikit aneh.

Jadi kangen Givano:(

"Saya tahu. Semua orang sudah mengingatkan itu. Saya tahu posisi saya disini sebagai apa. Tapi, saya gak bisa tinggal diam saat Anara mau membunuh bayi gak berdosa itu"

"Wait.. Wait.. Bayi?" potong Zain setengah terkejut butuh waktu 5 detik bagi nya untuk mencerna perkataan Gevano.

"Anara hamil" terang Gevano, mata Zain membulat serta mulut nya ia bungkam dengan telapak tangan nya.

"Gila lo udah tua anjir!" pekik Zain, Gevano menaikan sebelah alis nya, memang nya kenapa? Usia 34 tahun masih bisa mengandung dan melahirkan lalu apa masalah nya?

"Usia nya masih 34 tahun dan...

"Iye-iye gue tau!" ketus Zain, kemudian menatap Gevano serius. "Anara trauma lagi?" tebak Zain, Gevano menganguk mengiyakan.

"Bowo mana?" tanya Zain lagi.

"Ke rumah pacar nya" jawab Gevano, ya memang benar Gio tadi meminta izin untuk menemui Kejora karena ada keadaan darurat.

"Buset tu anak! Emak nya mau mati eh maksud gue lagi sakit malah ngapelin anak orang ck, ck, bener-bener keturunan Givano" decak Zain.

Vote 🚣vote 🚣vote🚣

Sedangkan di tempat lain Gio tengah duduk berdua dengan Kejora di taman sambil berpengan tangan. Kejora bisa lihat Gio tampak kacau serta pikiran nya sedang berkelana, Kejora tak ingin ikut campur namun ia sedikit khawatir.

"Gio kamu kenapa?" ini sudah 3 kali ia berkata namun Gio hanya tersenyum tipis dan mengelus pucuk kepala nya.

"Gak papa sayang" ujar nya tenang, Kejora menunduk sambil menatap kedua tangan mereka yang bertaut. Ia bukan Fika yang tau semua kehidupan Gio, ia juga tidak bisa melakukan apapun jika Gio tidak ingin membagi masalah nya. Tapi kan ia pacar nya kan? Apa ia berhak tau?

"Kamu selingkuh ya?" tanya Kejora asal, Gio langsung menoleh dengan tatapan horor.

"Apaan! Kata siapa?! Mana bukti nya?!" jawab Gio sedikit tak terima, Kejora tersenyum lebar kemudian menangkup kedua pipi Gio.

"Aku ini berhak ga sih tau masalah kamu?" tanya Kejora halus.

"Berhak. Kamu kan calon istri aku" sedikit kesal namun Kejora tetap tersenyum.

"Kalau begitu cerita Gio" tutur Kejora, Gio menatap sendu Kejora kemudian mengengam kedua tangan Kejora erat sambil tersenyum kecil, aish Gio jadi senang di perhatikan Kejora.

"Gak papa kok sayang... Mama cuma sakit itu aja"

"Tante Anara sakit dan kamu bilang gak papa?! Kamu gilak ya?! Mama kamu sakit malah ngajak ketemuan! Gila!" omel Kejora kesal tautan tangan mereka terlepas dan Gio tak rela.

"Pacar.. "

"Aku tau aku bukan Fika yang tau semua tentang kamu tapi.. "

"Kamu tau posisi kamu?" Kejora langsung menatap tepat di mata Gio, ia sedikit terluka dengan pertanyaan itu.

"Posisi kamu istimewa Kejora, bukan nya aku mau nyembunyiin masalah sayang. Tapi aku gak mau kamu terbebani dengan masalah aku, cukup berdiri di sisi aku itu udah sempurna" Kejora masih diam dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan pernah bandingin kamu sama Fika. Dia gak disini" ucap Gio sambil mengelengkan kepala nya, Kejora menganguk samar.

"Aku mau ketemu tante Anara" Gio diam mematung.














NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT 🚣

ITU UDAH AUTHOR BOCORIN :)

UDAH GAK BINGGUNG LAGI KAN?

BAGUS DEH...

VOMENT JANGAN LUPA:)

SEE YOU!!!!

The BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang