5

589 81 0
                                    

Hari ini jihoon berangkat dengan semangat apalagi hari ini ia di bawakan bekal ekstra oleh Jackson dan memilih untuk memakannya di atap nanti saat makan siang.

Langkah kakinya berjalan dengan santai menuju kelasnya sampai tanpa sadar langkah seseorang berjalan mengiringi nya, jihoon menoleh pada pemilik langkah itu dan mendapati soonyoung berdiri di sampingnya.

"Selamat pagi"sapa jihoon dengan senyuman
"Pagi"sahut soonyoung tanpa senyuman
"Senyum lah, ini masih pagi matahari saja menyabut hari mu dengan senyuman...aku duluan"
"Aneh...tapi kau membuatku ku merasa nyaman untuk mencurahkan keluh kesah ku"

Soonyoung masuk kedalam kelasnya dan sudah di sambut oleh semua teman-temannya dengan senyuman namun entah mengapa soonyoung tak merasakan kehangatan disana.

Pelajaran berlangsung dengan nyaman kelas jihoon untuk Minggu depan mengadakan tugas praktik di aula gedung jadi boleh mengajak siapa saja untuk menonton.

"Andai aku bisa mengajak mereka"lirih jihoon

Istirahat makan siang tiba jihoon bergegas pergi menuju ke atap untuk makan siang terlebih lagi ia memiliki janji dengan soonyoung walau jihoon tak yakin jika soonyoung akan ke atap.

Pintu atap terbuka dan dapat jihoon lihat soonyoung datang dengan wajah yang bisa jihoon jabarkan frustasi sebetulnya soonyoung itu punya masalah seserius apa.

"Kau sudah makan siang?"tanya jihoon sebari menyuap satu sendok nasi pada bekal nya
"Tidak sempat"sahut soonyoung
"Kemari...makan dengan ku...buka mulut mu"
"Itu punya mu"
"Buka saja mulut mu atau ku paksa...dan cepat ceritakan kenapa kau suka sekali ingin mengakhiri hidup"
"Aku lelah...menuruti semua apa yang orang tua ku perintahkan dari belajar sampai dilatih memimpin perusahaan...aku ingin seperti anak-anak yang lain aku ingin bebas bermain, aku ingin menikmati bagaimana rasanya menonton film di bioskop, pergi ke taman hiburan dan mengunjungi festival makanan tapi tak pernah bisa kulakukan appa dan eomma melarang ku"
"Teman-teman mu tak membantu?"
"Mereka jika mau main ya di rumah ku tak mengajak ku keluar"
"Kau ingin melakukan semua itu?"
"Bisakah?"
"Tentu saja, ayo pergi dengan ku"
"Benarkah boleh"
"Tentu saja, kita pergi hari Sabtu saja, ada festival makanan di Gangnam dan juga aku libur pada hari itu"
"Kau berkerja paruh waktu?"
"Iya...aku tak sekaya kau dan teman-teman mu jadi aku butuh uang untuk uang saku dan kebutuhan ku"
"Makanan mu enak, kau yang membuatnya?"
"Bukan...Jackson Hyung yang membuatnya dia tak pernah memperbolehkan ku masuk dapur"
"Kenapa begitu?"
"Entahlah aku tak tahu tujuan manusia konyol itu...Sabtu pukul sepuluh kita bertemu di  cafe tempatku kerja"
"Ok"
"Soonyoung-ah, jika memang ada hal berat yang membuatmu tertekan luapkan saja, jangan di tahan"
"Baiklah...akan ku usahakan"
"Habiskan makanannya...kau harus segera kembali bersama teman-teman mu"
"Bolehkah aku selalu menemui mu disini?"
"Tentu saja...berikan ponsel mu"

Soonyoung menuruti apa yang dikatakan jihoon dengan memberikan ponselnya, entah apa yang dilakukan jihoon pada ponselnya lalu mengembalikannya.

"Itu nomor ponsel ku jika kau ingin cerita hubungi saja jadi saat kau naik aku membawa bekal double"ujar jihoon
"Senang bisa mengenal mu Lee"
"Senang bisa mengenal mu juga Kwon"

Soonyoung turun lebih dulu meninggalkan jihoon yang masih duduk dengan senyuman memandangi punggung soonyoung.
.
.
.
Ruang tengah rumah Jackson kini hanya ada jihoon dan Jackson yang tengah menonton tv padahal jihoon baru saja pulang dari cafe.

Kue kering coklat yang selalu mereka buat setiap bulan menjadi camilan wajib saat berada di depan tv, biasanya entah jihoon atau Jackson akan saling bercerita satu sama lain.

"Hyung...saat hari pertama masuk sekolah aku menemukan siswa gedung kelas ku ingin melompat dari atap gedung Hyung"ujar jihoon
"Benarkah?"kejut Jackson
"Hum...bahkan saat di kantin aku melihatnya ingin memotong pergelangan tangannya dan kemarin di cafe dia sedang asik dengan kegiatan menggores pergelangan tangannya dengan pisau kecil"
"Siapa dia ji?"
"Soonyoung....Kwon soonyoung"
"Hei?"
"Kenapa Hyung?"
"Kau serius itu Kwon soonyoung?"
"Heum...memangnya kenapa Hyung"
"Kau tak tahu dia ji?"
"Haisss Hyung satu ini bodoh atau apa...aku kan jarang keluar kelas Hyung bahkan mau keluar kelas aku harus menunggu mu dulu bagaimana aku bisa tahu dia siapa"
"Kwon soonyoung peraih peringkat pertama di jurusannya sekaligus pemilik donatur terbesar di sekolah"
"Ohhh..."
"Hanya itu reaksi mu?"
"Lalu aku harus apa Hyung, lompat dari lantai dua sambil koprol gitu"
"Ya ngak juga...lalu apa kau melihat soonyoung melakukan itu lagi?"
"Tidak dia tadi menemui ku di atap untuk bercerita bahkan dia bilang masakan Hyung enak"
"Kau makan dengannya?"
"Lebih tepatnya membaginya...dia menemui ku saat jam makan siang di atap dan dia tak bawa makan siang"
"Ohhh...sudah sana tidur besok sekolah"
"Hyung juga tidur"
"Iya manis"
"Hyung kau ingin ku lempar dengan meja ini"
"Tidak...tidak"

Jihoon bergegas ke kamarnya untuk tidur dan lagi ia tak ingin berdebat terlalu lama dengan Jackson itu bisa membuatnya pusing, sesampainya di kamar pandangan jihoon tertuju pada kertas yang ia bawa dari rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Jihoon rindu appa...rindu eomma, Hyung, seokmin dan Chan" lirih jihoon

"...tapi lebih rindu dino"lanjut jihoon

Tanpa jihoon tahu Jackson mendengar apa yang dikatakan jihoon sungguh rasanya sangat sakit jackson ingat betul saat jihoon di antar kemari dengan keadaan menangis dan penuh luka bahkan yang mengantar pun bukan orang tua jihoon melainkan asisten pribadi orang tua jihoon.

Flashback...

Pintu rumah kediaman keluarga Wang terbuka dan mendapati seseorang yang sangat tuan Wang kenal tuan ahn asisten pribadi tuan Lee dan satu bocah mungil dalam keadaan menangis dan penuh dengan lebam.

"Astaga jihoon-ie...kau kenapa?"panik nyonya Wang
"Hiks...hiks..."Isak jihoon kecil
"Ayo ikut imo kita obati luka jihoon di dalam sama Jackson Hyung"

Nyonya Wang mengajak jihoon ke kamar Jackson untuk di obati bahkan Jackson terkejut dengan keadaan bocah mungil yang sudah dianggapnya adik sendiri ini.

"Jackson tolong ambilkan kotak obat di dapur"ujar nyonya Wang
"Baik eomma"sahut Jackson

Jackson pergi menuju dapur untuk mengambil kotak obat di dapur namun langkahnya terhenti saat mendengar pembicaraan ayahnya dan tuan ahn

"....tuan Lee meminta ku mengirimkan jihoon kemari karena tua Lee selalu menyalahkan jihoon mengenai keadaan saat ini bahkan tuan muda juga sangat marah pada tuan muda jihoon...aku mohon rawat jihoon tuan Lee akan mengirim uang untuk jihoon..."

Jackson tak sanggup mendengar lebih banyak lagi dan memilih untuk kembali ke kamarnya untuk mengobati luka jihoon.

Jihoon masih menangis walau tak kencang nyonya Wang masih mencoba menenangkan jihoon, setelah lima belas menit tuan Wang masuk ke dalam kamar Jackson.

"Jihoon-ie masih ada yang sakit?"tanya tuan Wang
"Ani"sahut jihoon
"Jihoon-ie mulai sekarang akan tinggal dengan samchoon dan imo juga Jackson hyung"
"Tapi jihoon ingin dengan eomma"
"Besok kalau jihoon ingin kesana samchoon antar...sekarang samchoon tanya kenapa jihoon penuh luka?"
"Appa dan Hyung pukul jihoon...padahal jihoon ingin lihat eomma hiks"
"Sudah...sudah sekarang jihoon tidur akan samchoon, imo dan Jackson Hyung temani sampai jihoon tidur"

Tak butuh waktu lama bagi jihoon untuk tidur dan tuan Wang mulai menceritakan semuanya pada istri dan juga anaknya mengenai jihoon dan mulai mengerti kenapa jihoon datang penuh luka begini.

End...

"Hyung harap kau bahagia ji"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Painting TwilightWhere stories live. Discover now