"Mmmmm..." Belum selesai Zayn berbicara pintu di gebrak sangat keras
"Apa-apaan kalian?! Kalian sengaja mengunci pintu ruang ini agar aku tak bisa masuk dan tak bisa mengajari kalian art? kalian tak suka belajar denganku? Setauku Zayn,Barbara kukira kalian menyukai pelajaranku, ternyata aku salah menilai kalian ugh aku sangat kecewa" ucapnya teramat sangat marah pada semua murid disini terutama pada ku dan Zayn.
Kenapa mereka semua diam?kenapa tak ada yg bicara sejujurnya kalau semua ini kerjaan si Luke bodoh itu? Aku geram, sangat geram, kutarik nafasku lalu kubuka mulutku untuk mengatakan hal sejujurnya
"Maaf mr.Levin, ini tak sesuai dengan pikiranmu, ini semua adalah kerjaan anak bodoh itu" ucapku menunjuk pada Luke. Luke pun menoleh padaku lalu di bibirnya berkata 'what' tapi tak bersuara
"Apa maksudmu?" Tanya mr.Levin dengan mengkerutkan dahinya tanda mungkin ia tak mengerti
"Ugh saya minta maaf tuan, tapi aku punya alasan untuk mengunci pintu ini" ucap Luke dengan santainnya
"Apa alasanmu bung?!! sampai2 kau berani melakukan ini?" Tanyanya dengan nada sangat marah
"Aku dikejar oleh gadis2 disini, mereka selalu mengkerubuniku dan menarik2 tubuhku, aku sangat risih jadi aku lari dan menemukan pintu ruang ini, aku pun masuk dan kukunci agar gadis2 itu tak bisa menemukanku" ucap Luke sangat panjang lebar
"Aku tak peduli! Harusnya kau itu melaporkan kejadian ini pada keamananmu atau keamanan sekolah!" Ucapnya membentak Luke sangat hebat. Aku pun menganga sangat besar, aku tak tau bahwa mr.Levin adalah guru yang begitu tegas
"Kau Luke ikuti aku sekarang!" Ucap mr.Levin dengan tatapan tajam pada Luke
"Ini semua gara-gara kau bodoh" teriak Luke padaku dengan nada yg sangat keras
"Aku berkata sejujurnya mr.hemmings" ucapku lalu memutar bola mataku
"Kenapa bibir semua wanita seperti ini" Luke pun mengacak rambutnya frustasi
"Kenapa lelaki semua seperti ini" balasku
"Berani sekali kalian beradu mulut di hadapanku! Kau Luke ikuti aku sekarang!!!! Dan kau Barbara ikuti aku juga" aku pun menganga lebar aku tak menyangka bahwa aku pun terkena imbasnya
"Apa mr.Levin kenapa aku ikut jg?" Protesku pada mr.Levin tapi nihil tak ada respon apapapun, ia pergi meninggalkan ruang ini dan menggebrak pintu sangat keras. Aku menoleh pada Luke menatap wajahnya dengan tatapan tajam.
"Hahaha selamat untuk kalian, kalian akan memasuki kandang singa" ucap Zayn diselingi tawanya
"Beib kau akan mendapat hukuman semakin berat kalau kau tak buru-buru pergi ke ruang mr.levin" ucap Niall memperingatiku
....
Mr.Levin menceramahi aku dan Luke pastinya, mulutnya tak henti bicara, kalau saja aku mempunyai sihir akan ku sihir mulutnya dengan mengunci mulutnya, lalu kunci tersebut ku buang jauh-jauh.
"Kalian pergi ke gudang di dekat taman belakang! Kalian bereskan semua yang ada di ruang itu sampai benar-benar bersih! Tak ada komentar! Tak ada yang mengeluh! Sekarang cepat kerjakan!! Atau ku tambah hukumannya" mataku terbelak lebar. Aku tak percaya bahwa aku akan diberi hukuman seberat ini. Aku pun keluar ruang ini dengan sangat malas
"Ini gara-gara mulut embermu! Kalau saja mulutmu tak ember mungkin aku tak akan dihukum seperti ini" ucap Luke dengan menyalahiku
"Yang benar saja kau menyalahkanku! Kau yang salah kau yg berhak dihukum dan aku tidak" sungguh lelaki seperti ini ingin sekali kumusnahkan di bumi ini dan ku kirimkan ia ke dunia astral!
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELINGS
FanfictionI still have feelings for you. And no matter how many times i tell myself that im better off without you, a part of me just wont let go I wish I had a delete button in my life. To delete some people, some memories, and some feelings. -Barbara Pal...