2 bulan aku menjalani hubungan pura-pura bersama Zayn aku merasa hubunganku dan Zayn bukan pura-pura melainkan serius. Aku sekarang sedang menuju ke flat Niall, Niall bilang disini ada Zayn.
Setelah 20 menit di perjalanan akhirnya aku sekarang sudah sampai di flat Niall, aku memang sengaja tidak memberitahukan pada Zayn untuk kesana dan aku sudah membuat cake Nutella kesukaannya.
"Apa kau gila?!" Teriak Niall. Hei ada apa ini, kenapa Niall berteriak
"Astaga nii jangan terlalu serius mengenai wanita" ucap Zayn...
"Iya aku benar-benar memanfaatkannya saja, tak ada perasaan sedikitpun untuknya" ucap Zayn... Hell ternyata selama ini dia hanya mempermainkanku, ternyata selama ini dia tidak mempunya perasaan apapun padaku. Astaga kenapa aku bodoh sekali
Aku pun membalikan tubuhku dan menabrak tubuh seseorang dan itu Luke."Hei kau kenapa?" Ucap Luke melihatku yang sudah kacau saat ini aku menangis
"Apa kau bisa mengantarku pulang Luke?" Tanyaku. Sungguh aku tidak peduli saat ini bahwa yang aku minta tolongi adalah seseorang yang ku benci. Tanpa basa-basi Luke pun mengantarku sampai ke rumah, dan sekarang aku sudah berada di depan rumah
"Kau kenapa?" Tanya Luke yang menatapku dengan tatapan khawatirnya
"Aku memang bodoh, kenapa aku harus mudah sekali di bohongi laki-laki, kenapa aku harus selemah ini. Kenapa kau brengsek? Kenapa Zayn brengsek?" Ucapku sambil menangis. Aku tak tau apa yang aku ucapkan yang jelas hatiku benar-benar sakit saat ini. Luke pun memelukku dan aku tidak menolak pelukkannya aku hanya terus menangis
"Apa kau seperti ini ketika aku yang menyakitimu?" Tanya Luke, aku pun melepas pelukannya dan menatapnya
"Lebih dari ini" jawabku lalu membuka pintu mobil Luke tapi ia tahan
"Maaf aku tak tau bahwa kau merasa sesakit ini, aku menyesali semuanya. Aku ingin menghapus luka itu, apa kau mau?"
"Maaf Luke aku tidak ingin jatuh ke lubang yang sama" ucapku lalu turun dari mobil Luke.
.,.,.
Persetan dengan semua lelaki di dunia terkecuali Justin dan Dad. Kenapa aku bodoh kenapa aku harus terjebak di dalam hubungan pura-pura ini padahal sudah jelas sekali bahwa ini pura-pura kenapa aku harus membawanya kedalam perasaan.
"Hei kau kenapa?" Tanya Justin yang sekarang ada di kamarku
"Aku ingin sendiri Just, bisakah kau keluar" ucapku sambil menghapus air mataku yang terus menerus turun
"Diluar ada Zayn, kau ada masalah dengannya? Tapi aku lihat tak ada ekspresi sedih di wajah Zayn. Jad...."
"Bilang saja aku ingin sendiri. Please Justin" ucapku lalu kembali memeluk gulingku ini. justin pun pergi keluar kamar. Astaga kenapa ini benar-benar sesak sekali, kenapa ini lebih sakit di banding dulu bersama Luke.
,.,
Hei ternyata aku tertidur sejak sore tadi aku menangis dan hei mataku benar-benar menyeramkan. Mungkin berdiam di balkon akan membuatku segar
"Akhirnya kau keluar" hell itu Zayn
"Tolong jangan seperti ini, kau kenapa?" Tanya Zayn mencegahku untuk masuk ke dalam. Aku pun langsung duduk di kursi dan Zayn pun sama.
"Berceritalah, apa peranku sebagai pacarmu tidak penting sampai-sampai kau tak bisa cerita padaku tentang masalahmu?" Apa katanya? Pacar? Astaga dia memang benar-benar jago akting
"Pacar pura-pura, jadi aku tak harus selalu bercerita masalahku" ucapku tak menatapnya
"Hei apa yang salah sebenarnya? Bukannya kita sudah melupakan kata pura-pura dan akan menjalaninya saja?" Deg hatiku benar-benar seperti terhantam sesuatu yang keras sakit sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELINGS
FanfictionI still have feelings for you. And no matter how many times i tell myself that im better off without you, a part of me just wont let go I wish I had a delete button in my life. To delete some people, some memories, and some feelings. -Barbara Pal...